Selasa, 10 Desember 2019

MENJAUH DARI MUSIBAH DENGAN MOHON AMPUN DAN BERTAUBAT


MENJAUH DARI MUSIBAH DENGAN MOHON AMPUN DAN BERTAUBAT

Oleh : Azwir B Chaniago

Muqaddimah.

Dari dahulu ternyata berbagai musibah yang dahsyat telah melanda manusia. Berapa banyak manusia yang telah binasa karenanya.  Sungguh   penyebabnya adalah karena berbagai bentuk dosa dan maksiat yang dilakukan manusia baik perorangan ataupun berkelompok. Sementara itu mereka lalai bahkan tak mau memohon ampun dan bertaubat.

Sungguh dosa dan maksiat mendatangkan musibah dan bencana

Ketika manusia belum memohon ampun dan bertaubat maka SETIAP SAAT ADZAB ALLAH BISA DATANG bahkan bertubi tubi. Oleh sebab itu takutlah kepada Allah dan kepada yang masih bergelimang dosa dan maksiat bersegeralah memohon ampun dan bertaubat.

Ketahuilah bahwa dosa dan maksiat akan mendatangkan musibah dan berbagai bencana, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ    

Dan musibah apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kesalahanmu). Q.S asy Syuura 30.

Ibnu Qayyim al Jauziyah rahimahullah mengatakan : Di antara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan AKIBAT DOSA ADALAH MENDATANGKAN BENCANA (MUSIBAH).  Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga disebabkan oleh dosa. (Al Jawabul Kaafi)

Ibnu Rajab al Hambali rahimahullah mengatakan : Tidaklah disandarkan suatu kejelekan (kerusakan) melainkan pada dosa karena semua musibah itu disebabkan karena dosa. (Latha’if Ma’arif)).

Beberapa adzab yang pernah diturunkan Allah kepada yang bermaksiat 

Perhatikanlah beberapa musibah besar yang pernah melanda manusia atau kelompok manusia di dunia. Mereka di adzab di dunia dan adzab di akhirat tentu lebih keras lagi. 

Pertama : Adzab kepada Qarun.

Qarun yang diberi Allah Ta’ala  harta yang banyak ternyata tetapi dia menyombongkan diri di hadapan manusia bahkan dia mengaku bahwa  harta yang dimilikinya adalah diperoleh karena ilmu yang ada padanya. 

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِنْدِي ۚ

Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku. (Q.S al Qashash 78).
Lalu Allah Ta’ala memberi adzab yang berat kepadanya yaitu dibenamkan ke dalam bumi. Sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya : 

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ

Maka Kami benamkan Qarun beserta rumahnya kedalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap adzab Allah dan tiadalah dia termasuk orang (yang dapat) membela (dirinya). Q.S al Qashash 81. 

Kedua : Adzab kepada Fir’aun dan pengikutnya.

Fir’aun adalah seorang penguasa yang zhalim, berlaku sewenang dan sombong. Allah berfirman : 

وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الْمُسْرِفِينَ
 …Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang wenang di muka bumi,  dan sesungguhnya dia termasuk orang orang yang melampaui batas. (Q.S Yunus 83).

Bahkan demikian hebatnya kedurhakaan Fir’aun kepada Allah Ta’ala, sampai sampai dia lupa diri dan mengaku sebagai Tuhan. Allah menyebutkan dalam firman-Nya :

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي

Dan Fir’aun berkata : Wahai para pembesar kaumku !. Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. (Q.S al Qashash 38).

Lalu Allah Ta’ala mengadzab dengan menenggelamkan Fir’aun bersama bala tentaranya  sebagaimana firman-Nya : 

وَأَنْجَيْنَا مُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِينَ
ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ

Dan kami selamatkan Musa dan orang orang yang bersamanya secara keseluruhan. DAN KAMI TENGGELAMKAN GOLONGAN YANG LAIN ITU (FIR’AUN DAN BALA TENTARANYA). Q.S asy Syuaraa 65-66).

Ketiga : Adzab kepada kaum Tsamud yaitu kaum Nabi Shalih.

Allah mengutus Nabi Shalih kepada kaum Tsamud agar mereka beribadah kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya : 

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ

Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih. Dia berkata : Wahai kaumku !.. Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain dia. (Q.S. Huud 61).

Tetapi kaumnya membangkang.

قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَٰذَا ۖ أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ

Mereka kaum Tsamud berkata : Wahai Shalih !. Sungguh, engkau sebelum ini berada ditengah tengah kami merupakan orang yang diharapkan. Mengapa engkau  melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang  kami ?. Sungguh kami benar benar dalam keraguan dan  kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami. (Q.S Huud 62).

Bahkan puncak kedurhakaan kaum Nabi Shalih kepada Allah adalah ketika mereka berani menyembelih unta yang dikirim Allah Ta’ala  sebagai mukjizat Nabi Shalih. 

Allah Ta’ala berfirman  :

فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ

Kemudian mereka sembelih unta betina itu dan (mereka) berlaku angkuh terhadap perintah Rabb-nya. Mereka berkata : Wahai Shalih !. Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang rasul. (Q.S al A’raf 77).

Allah Ta’ala berfirman : 

فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ

Lalu datanglah gempa menimpa mereka dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka. (Q.S al A’raf 78).

Imam Ibnu Katsir berkata : Setelah matahari terbit dari timur yaitu pada hari Ahad pagi, muncullah suara keras dari langit dan gempa yang dahsyat dari bawah mereka, sehingga nyawa mereka melayang dalam satu waktu, semua gerakan terhenti dan semua suara pun diam, dan seluruh hakikat pun menjadi kenyataan. (Qishashul Anbiyaa’).

Keempat : Adzab kepada kaum Nabi Nuh.

Nabi Nuh berdakwah 950 tahun tetapi dapat pengikut hanya kira kira 80 orang. Yang lainnya menolak bahkan mengejek dakwah Nabi Nuh. Lalu Allah turunkan adzab berupa banjir bandang yang menenggelamkan semuanya kecuali Nabi Nuh dan kaumnya yang berada di perahu.

Allah Ta’ala berfirman :

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ 

Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar,  sedangkan mereka adalah orang orang yang zhalim. (Q.S al Ankabut 14).

Kelima : Adzab kepada kaum ‘Aad.

Allah Ta'ala berfirman : 

وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ

Dan kepada kaum Aad (Kami utus) saudara mereka Hud. Dia berkata : Wahai kaumku !. Sembahlah Allah, tiada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada ada.(Q.S Huud 50). 

Tetapi kaum ‘Aad membantah dakwah Nabi Hud, bahkan mereka hampir saja membunuh Nabi Hud. Lalu Allah mengadzab mereka dengan suara yang menggelegar. Allah berfirman : “Lalu  mereka benar benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur dan kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah orang orang zhalim. (Q.S al Mu’minuun 41). 

Keenam : Adzab kepada suku Madyan kaum Nabi Syu’aib.

Allah Ta’ala mengutus Nabi Syu’aib kepada kaumnya untuk berdakwah agar mereka beribadah kepada kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya. Selain itu Nabi Syu’aib juga memberi nasehat agar mereka meninggalkan kebiasaan bermuamalah mereka yang sangat buruk yaitu suka melakukan kecurangan dalam takaran dan timbangan. 

Allah Ta’ala berfirman :

وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ وَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ ۚ إِنِّي أَرَاكُمْ بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيطٍ 

Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Dia (Syu’aib) berkata : Hai kaumku sembahlah Allah sekali kali tiada Ilah bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi  takaran dan timbangan. Aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur). Dan sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa adzab pada hari yang membinasakan.  (Q.S Hud 84).

Tetapi mereka mengingkari dakwah Nabi Syu’aib maka mereka ditimpa azab yang besar. Allah berfirman :

فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ

Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat mayat yang bergelimpangan di dalam rumah rumah mereka. (Q.S al A’raf 91). 

Ketujuh : Adzab kepada kaum Luth yang homoseks:

Telah datang hukuman berat  berupa adzab yang bertubi-tubi pada pelaku homoseksual dari kaum Nabi Luth. Mereka dibinasakan dengan : (1) Suara yang keras. (2)  Dibenamkan ke dalam bumi. (3) Dan  dihujani dengan batu. Allah Ta’ala menjelaskan dalam firman-Nya :

لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ ، فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ ، فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ

Sungguh mereka terombang-ambing dalam kemabukan mereka (kesesatan). Maka mereka dibinasakan oleh suara keras ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari sijjil. (QS. Al-Hijir 72-74).

Sungguh, berbagai macam bentuk dosa dan maksiat yang dilakukan orang terdahulu dan membuat Allah Ta’ala murka lalu menurunkan adzab yang berat kepada mereka JUGA SUDAH TERJADI PULA pada zaman kita ini. Bahkan yang namanya homoseksual yaitu dosa besar kaum Luth sudah marajalela di mana mana.

Perintah untuk mohon ampun dan bertaubat

Sungguh Allah Ta’ala yang Maha Pengasih telah mengingatkan agar manusia senantiasa mohon ampun dan bertaubat dari segala keburukan yang mereka lakukan. 

(1) Allah Ta’ala berfirman :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ

Wahai orang-orang yang beriman !.  Bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabb-mu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Q.S at Tahrim 8).

(2) Allah Ta’ala berfirman :

وَتُوبُوا إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung. (Q.S an Nur 31). 

(3) Allah Ta’ala berfirman :

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabb-mu dan bertaubat kepada-Nya, (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu, hingga pada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sungguh aku takut, kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat. (Q.S Huud 3). 

(4) Dalam satu hadits Qudsi, Allah Ta’ala mengingatkan bahwa manusia berbuat dosa malam dan siang artinya terus menerus berbuat dosa. Lalu Allah Ta’ala berjanji akan mengampuni hamba hamba-Nya yang senantiasa memohon ampun.

يا عبادي إنكم تخطئون في الليل والنهار وأنا أغفر الذنوب جميعاً فاستغفروني أغفر لكم

Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada malam dan siang, dan Aku mengampuni semua dosa, maka minta ampunlah kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni kalian.(H.R Imam Muslim). 

(5) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan umatnya untuk senantiasa bertaubat kepda Allah Ta’ala, yaitu sebagaimana sabda beliau :

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:   يَا أَيُّهَا النَّاسُ، تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ، فَإِنِّيْ أَتُوْبُ إِلَى اللهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ

Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian kepada Allâh dan mintalah ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dan minta ampun kepada-Nya setiap hari sebanyak seratus kali. (H.R Imam Muslim)


Oleh karena itu maka setiap hamba hendaklah banyak dan BERSEGERA memohon ampun dan bertaubat kepada Allah Ta’ala. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :
 
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu mencari  ampunan dari Rabb-mu dan mendapat surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang orang yang bertakwa. (Q.S Ali Imran 133)


Selain itu setiap hamba hendaklah banyak berdoa  dan memohon kepada Allah Ta'ala  agar dijauhkan dari berbagai musibah dan bencana. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.824).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar