Selasa, 31 Desember 2019

ADA BEBERAPA PERKARA YANG MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN


ADA  BEBERAPA PERKARA YANG MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Memperoleh kebahagian adalah satu perkara yang menjadi keinginan yang paling diharapkan oleh orang orang beriman. Kebahagian yang sangat diinginkan bukan hanya di dunia tapi paling utama kebahagiaan di akhirat. 

Ketahuilah bahwa ada banyak perkara yang akan membuat orang orang beriman mendapat kebahagiaan, diantaranya adalah :  

Pertama : Meski tak bertemu Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam tapi beriman kepada beliau.

Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda :

أيُّ الخَلْقِ أَعْجَبُ إيمانًا؟

Siapakah orang yang paling menakjubkan imannya ?. Sahabat menjawab : Para Malaikat. Beliau bersabda :

الملائكةُ كَيْفَ لا يُؤْمِنُونَ ؟!

Malaikat bagaimana mereka tidak akan beriman ?  Shahabat menjawab : Para Nabi. Beliau bersabda :

النبيُّونَ يُوحَى إليهِمْ فكيفَ لا يُؤْمِنُونَ ؟

Para Nabi mendapatkan wahyu, jadi bagaimana mungkin mereka tidak akan beriman ?  Shahabat menjawab : Para Shahabat Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Beliau bersabda :
الصَّحابَةُ مع الأنبياءِ فكيفَ لا يُؤْمِنُونَ ؟!
ولكن أعجب الناس إيمانا: قوم يجيئون من بعدكم فيجدون كتابا من الوحي; فيؤمنون به ويتبعونه, فهم أعجب الناس إيمانا - أو الخلق إيمانا.

Para Shahabat bersama para nabi, jadi bagaimana mungkin mereka tidak akan beriman ?. Namun orang yang paling menakjubkan imannya adalah kaum yang datang setelah kalian, lalu mereka menjumpai sebuah kitab yang berasal dari wahyu, kemudian mereka mengimaninya dan mengikutinya. Jadi mereka adalah orang yang paling menakjubkan imannya. (Kitab Silsilah ash-Shahihah).

Bahwa dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda :“Berbahagialah orang yang pernah melihatku dan beriman kepadaku” (Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengucapkan itu satu kali).

“Berbahagialah orang yang beriman kepadaku padahal tidak pernah melihatku.” (Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengucapkan kalimat ini hingga tujuh kali).

Kedua : Orang yang senantiasa beribadah dengan ihklas.

Sungguh, ikhlas adalah salah satu syarat yang sangat penting untuk diterimanya ibadah seorang hamba dan syarat lainnya adalah ittiba’ kepada Rasulullah. Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya untuk beribadah dengan ikhlas.

(1) Firman Allah Ta’ala, surat al An’am 162  : 

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين

Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. 

(2) Firman Allah Ta’ala, surat Al-Bayyinah ayat 5 

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Padahal mereka hanya  disuruh  menyembah Allah dengan ikhlas mentaati-Nya semata mata  karena (menjalankan) agama.

Sungguh berhagialah orang yang ikhlas dalam beribadah dan dia ittiba’ kepada Rasululah Salallahu ‘alaihi Wasallam karena ibadahnya menjadi bermanfaat dan bernilai di sisi Allah Ta’ala.

Mereka dikelompokkan   oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  sebagai orang yang beruntung, dan berbahagia.  Beliau bersabda : “Berbahagialah orang-orang yang ikhlas, mereka adalah pelita-pelita hidayah yang dari mereka setiap fitnah yang gelap menjadi terang.” (H.R Abu Nu`aim).

Ketiga : Banyak istighfar dalam catatan amalnya.

Sungguh, Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui telah menugaskan dan memerintahkan pula dua malaikat untuk mencatat semua perbuatannya baik perkataan maupun perbuatan. Allah Ta’ala berfirman :

إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيد

(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya) yang satu duduk disebelah kanan dan yang lain disebelah kiri. Tidak ada satu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). Q.S Qaf 17-18.

Allah Ta’ala berfirman : 

وَكُلُّ صَغِيرٍ وَكَبِيرٍ مُسْتَطَرٌ  وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوهُ فِي الزُّبُرِ

Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku catatan. Dan segala (sesuatu) yang kecil maupun yang besar (semuanya) tertulis. (Q.S al Qamar 52-53)

Sungguh rasa bahagia akan mendatangi  orang orang yang mendapati banyak istighfar pada catatan amalnya.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

طُوْبَى ِلمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيْفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيْرًا.

Sungguh berbahagialah bagi orang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak. (H.R Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Keempat : Senantiasa beramal dengan ilmu.

Mengamalkan suatu perbuatan harus didasari ilmu  agar amalnya sesuai dengan petunjuk. Tahu  yang benar dan yang salah. Tahu mana yang sunnah dan tahu pula mana yang diada adakan. Imam Bukhari  berkata : Ilmu sebelum beramal dan berucap. Ucapan ini menunjukkan pentingnya ilmu sebagai dasar dalam melakukan suatu amalan baik berupa perbuatan maupun ucapan.

Oleh karenanya sangatlah  penting untuk belajar ilmu dan mengamalkan sesuatu berdasarkan ilmu. Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Berbahagialah orang yang beramal dengan ilmunya”. (H.R Imam Bukhari).

Sungguh berbahagia orang orang ang beramal dengan ilmu yang lurus. Sungguh amalnya akan memberi manfaat baginya karena bernilai di sisi Allah Ta’ala.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata : Kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan jiwa, ruh, dan hati. Kebahagiaan itu tidak lain adalah kebahagiaan ilmu (memiliki ilmu agama) yang bermanfaat dan buahnya. 

Karena sesungguhnya itulah kebahagiaan yang abadi dalam seluruh keadaan. Kebahagiaan ilmulah (yang diamalkan) yang menemani seorang hamba dalam seluruh perjalanan hidupnya di tiga negeri yaitu : (1) Negeri dunia. (2)  Negeri barzakh atau alam kubur, dan (3) Negeri akhirat.(Al‘Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.849)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar