Minggu, 22 Desember 2019

FIR'AUN DAN KAUM TSAMUD PENENTANG YANG DIBINASAKAN ALLAH


FIR’AUN DAN KAUM TSAMUD PENENTANG
YANG DIBINASAKAN ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Surat al Buruj bermakna  Gugusan Bintang adalah surat ke 85 dalam al Qur an. Surat ini tergolong surat Makkiyah yaitu turun sebelum Rasulullah Hijrah ke Madinah. Terdiri dari 22 ayat. Pada ayat pertama Allah Ta’ala berfirman :
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ

Demi langit yang mempunyai gugusan bintang. (Q.S al Buruj 1)

Para ahli tafsir menjelaskan bahwa HURUF WAWU diawal ayat ini bukanlah bermakna DAN tetapi itu adalah WAWU QASAM yaitu untuk menyebutkan sumpah. Allah Ta’ala bersumpah demi langit yang memiliki gugusan bintang. Sungguh Allah Ta’ala bebas bersumpah dengan menyebut makhluk-Nya yang mana saja. Adapun orang orang beriman hanya boleh bersumpah dengan menyebut Nama Allah atau Asma’ dan Sifat-Nya. 

Selanjutnya ketahuilah bahwa salah satu pelajaran sangat penting  dari surat al Buruj ini adalah pada ayat 17 dan 18. Sungguh dalam ayat ini Allah Ta’ala mengingatkan tentang bala tentara penentang utusan Allah. Mereka  adalah Fir’aun dan (kaum) Tsamud. Allah Ta’ala berfirman :

فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ  هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ

Sudahkah datang kepadamu berita kaum kaum penentang. (yaitu kaum) Fir’aun dan (kaum) Tsamud ?. 

Kedua kaum penentang ini telah dibinasakan oleh Allah Ta’ala dengan adzab yang  pedih dan sangat mengenaskan. Inilah kisah penentangan dan pembangkangan mereka terhadap utusan Allah.

Pertama : Adzab kepada Fir’aun.

Fir’aun memiliki kerajaan yang begitu kuat dan kekuasaan yang besar serta bala tentara yang banyak. Lalu  datang keangkuhan dan kesombongan, sewenang wenang dan melampaui batas, yaitu sebagaimana firman-Nya :

وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الْمُسْرِفِينَ

Dan Sungguh Fir’aun itu benar benar telah berbuat sewenang wenang di bumi dan termasuk orang yang melampaui batas. (Q.S Yunus 83) 

Fir’aun telah  mengolok olok  Nabi Musa, sebagaimana Allah Ta’ala menjelaskan dalam firman-Nya :

إِذْ جَاءَهُمْ فَقَالَ لَهُ فِرْعَوْنُ إِنِّي لَأَظُنُّكَ يَا مُوسَىٰ مَسْحُورًا

Ketika Musa datang kepada mereka lalu Fir’aun berkata kepadanya : Wahai Musa !. Sesungguhnya aku benar benar menduga engkau terkena sihir. (Q.S al Isra’ 101)

Juga disebutkan dalam firman-Nya :

أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِنْ هَٰذَا الَّذِي هُوَ مَهِينٌ وَلَا يَكَادُ يُبِينُ     

(Fir’aun berseru kepada kaumnya) Bukankah aku lebih baik dari (Musa) orang yang hina ini dan hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya) Q.S az Zukhruf 52).

Dan puncak kesombongan Fir’aun adalah mengaku sebagai tuhan. Ini dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي

Dan Fir’aun berkata : Wahai para pembesar kaumku !. Aku tidak mengetahui ada tuhan bagimu selain aku.   (Q.S al Qashash 38)

Lalu Allah Ta’ala mengadzab dengan menenggelamkan Fir’aun bersama bala tentaranya  sebagaimana firman-Nya : 

ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ وَأَنْجَيْنَا مُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِينَ

Dan kami selamatkan Musa dan orang orang yang bersamanya secara keseluruhan. DAN KAMI TENGGELAMKAN GOLONGAN YANG LAIN ITU (FIR’AUN DAN BALA TENTARANYA). Q.S asy Syuaraa 65-66).

Kedua : Adzab kepada kaum Tsamud yaitu kaum Nabi Shalih.

Allah mengutus Nabi Shalih kepada kaum Tsamud agar mereka beribadah kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya : 

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ

Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih. Dia berkata : Wahai kaumku !.. Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain dia. (Q.S. Huud 61).

Tetapi kaumnya menentang.

قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَٰذَا ۖ أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ

Mereka kaum Tsamud berkata : Wahai Shalih !. Sungguh, engkau sebelum ini berada ditengah tengah kami merupakan orang yang diharapkan. Mengapa engkau  melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang  kami ?. Sungguh kami benar benar dalam keraguan dan  kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami. (Q.S Huud 62).

Bahkan puncak kedurhakaan kaum Nabi Shalih kepada Allah adalah ketika mereka berani menyembelih unta yang dikirim Allah Ta’ala  sebagai mukjizat Nabi Shalih. 

Allah Ta’ala berfirman  :

فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ

Kemudian mereka sembelih unta betina itu dan (mereka) berlaku angkuh terhadap perintah Rabb-nya. Mereka berkata : Wahai Shalih !. Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang rasul. (Q.S al A’raf 77).
Tersebab keangkuhan dan menantang Nabi Shalih maka Allah Ta’ala menurunkan adzab yang besar, yaitu sebagaimana firman-Nya : 

فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ

Lalu datanglah gempa menimpa mereka dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka. (Q.S al A’raf 78).

Imam Ibnu Katsir berkata : Setelah matahari terbit dari timur yaitu pada hari Ahad pagi, muncullah suara keras dari langit dan gempa yang dahsyat dari bawah mereka, sehingga nyawa mereka melayang dalam satu waktu, semua gerakan terhenti dan semua suara pun diam, dan seluruh hakikat pun menjadi kenyataan. (Qishashul Anbiyaa)

Begitulah kisah Fir’aun yang menentang Nabi Musa  dan kaum Tsamud yang menentang Nabi Shalih. Mereka dibinasakan Allah Ta’ala dengan adzab yang dahsyat.

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Pada kisah Fir’aun dan kaum Tsamud ini terdapat dua faedah, yaitu :

Pertama : Memberikan hiburan kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dan menguatkan beliau. (yang saat itu berdakwah dbawah tekanan keras dari kafir Quraisy, peny.). Dan (diceritakan) bahwa Allah Ta’ala telah menolong para Rasul sebelumnya. Dia pasti akan menguatkan, menolong dan memuliakan beliau. Peristiwa ini tidak ragu lagi bisa menguatkan tekad dan mengasah kemauan untuk berdakwah kepada Allah Ta’ala dan menyampaikan risalah-Nya.

Kedua : Memberi gertakan atau menakut nakuti serta ancaman bagi orang orang Quraisy (penentang dakwah) yang mendustakan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dan merintangi dakwah beliau. Mereka (kafir Quraisy) tidaklah lebih kuat dari Fir’aun dan kaum Tsamud. Meski demikian mereka mengalami kehancuran dan kebinasaan serta tidak terlepas dari ancaman adzab. (Tafsir Juz ‘Amma, surat al Buruj).

Sungguh surat al Buruj 17 dan 18 ini semestinya menjadi pelajaran bagi orang orang sesudah mereka. Perhatikanlah bahwa di zaman ini ada orang orang  yang SANGAT LANCANG MENENTANG AJARAN RASULULLAH SALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM. Ada pula yang merendahkan martabat beliau bahkan ada yang mengatakan bahwa si Fulan lebih berjasa dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. 

Sepertinya  mereka yang LANCANG INI adalah benar benar TAK TAKUT DENGAN ADZAB ALLAH TA’ALA.  Jadi biarkanlah mereka menunggu adzab yang PASTI DATANG  baik adzab di dunia MAUPUN adzab di akhirat kelak.  Wallahu A’lam. (1.840)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar