Kamis, 01 September 2016

SIAPKAN JAWABAN DARI SEKARANG



SIAPKAN JAWABAN DARI SEKARANG

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kesempatan kita hidup di dunia ini akan berakhir sewaktu waktu kapan saja Allah Ta’ala menghendaki.  Dan tidaklah kita diciptakan   dengan sia sia. Allah berfirman : Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya  Kami menciptakan kamu secara main main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami. (Q.S al Mu’minuun 115).

Setelah dikembalikan, maka sungguh kita akan ditanya dan mempertanggung jawabkan  apa yang telah kita lakukan terhadap perintah perintah Allah Ta’ala selama kita menjalani hidup di dunia ini. Allah berfirman : “Laa yus-aluu ‘ammaa yaf’alu wa hum yus-aluun”. Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan tetapi merekalah yang akan ditanya. (Q.S al Anbiyaa’ 23)

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya : “Wala taqfu maa laisa laka bihi ‘ilmun, innas sam’a wal bashara wa fu-aada kullu ulaaika kaana ‘anhu mas-uulaa” Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya. (Q.S al Isra’ 36). 

Allah Ta’ala berfirman : “Wa latus-aluunna ‘ammaa kuntum ta’malum”. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S an Nahl 93).

Oleh karena itu Allah Ta’ala telah menyuruh kita berbekal, yaitu sebagaimana firman-Nya : “Yaa aiyuhal ladzina aamanut taqullaha wal tandzur nafsun maa qaddamat lighad, wattaqullaha, innalallaha khabiirun bimaa ta’maluun” Wahai orang orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S  al Hasyr 18).
Ketahuilah bahwa sangatlah banyak pertanyaan yang akan ditanyakan Allah Ta’ala sebagai pertanggungan jawab  manusia terhadap Rabb-nya, diantaranya :

Pertama : Pertanyaan tentang nikmat.
Allah berfirman : “Tsumma la tus-aluunna yauma idzin ‘aninn na-‘iim”. Kemudian kamu benar benar akan ditanya pada hari itu, tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu). Q.S at Takaatsur 8.

Kedua : Pertanyaan di alam kubur.
Diriwayat oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari hadits Al Barra’ bin ‘Azib, jika seorang mayit sudah dihadapkan pada alam akhirat, maka akan datang padanya dua malaikat (yaitu malaikat Munkar dan Nakir) yang akan bertanya kepada sang mayit tiga pertanyaan, yaitu : (1) “Man Rabbuka ?”…Siapakah Rabbmu ? (2) “Wa maa diinuka?” … dan apakah agamamu ? (3)  “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum?” … dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini ?
Man Rabbuka atau siapa Rabb-mu. Jawabannya pastilah Allah Subhanahu wa Ta’ala.   “Wa maa diinuka?” (apakah agamamu?) Jawabannya tentu saja Islam, sedangkan “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum ?” (dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?). Jawabannya adalah Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Saat masih hidup di dunia, pertanyaan ini mungkin begitu mudah untuk dijawab. Kalau lupa jawabannya barangkali  bisa melihat catatan di smartphone  misalnya.  Tapi mampukah kita menjawab pertanyaan yang kelihatan mudah itu tanpa membawa bekal iman dan amal shalih ?.  

Ketiga : Pertanyaan di alam akhirat.
Diantara pertanyaan yang juga harus dijawab oleh manusia di akhirat kelak adalah sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya : Kedua kaki anak Adam tidak akan beranjak pada hari Kiamat dari sisi Rabb-nya sehingga ditanya tentang lima perkara : Tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan kemana dibelanjakan, tentang ilmunya pada apa diamalkan dan tentang tubuhnya untuk apa digunakan. (H.R at Tirmidzi dan ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani).
  
Keempat : Pertanyaan tentang badan yang sehat dan air yang segar.
Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya pertanyaan yang pertama kali diajukan kepada hamba pada hari Kiamat ialah tentang kenikmatan yang ditanyakan kepadanya : Bukankah Kami sudah membuat badanmu sehat dan memberimu minum dengan air yang segar. (H.R at Tirmidzi)

Oleh karena itu janganlah manusia lancang mempertanyakan ketetapan Allah karena pasti semua manusia yang akan ditanya. Kewajiban manusia bukanlah bertanya tapi mempersiapkan jawaban atas pertanyaan terhadapnya.

Ketahuilah saudaraku bahwa jawaban atas pertanyaan pertanyaan itu bukanlah memerlukan hafalan, catatan atau rekaman, tapi haruslah dengan amal shalih yang wajib disiapkan sekarang ini juga.  Beramalah dengan sebaik baiknya, ikhlas karena Allah Ta’ala dan ittiba’ yaitu sesuai dengan petunjuk Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (778)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar