Sabtu, 24 September 2016

MENGHINDARI KEMATIAN YANG BURUK



MENGHINDARI KEMATIAN YANG BURUK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan manusia untuk menghindari kematian yang buruk dan matilah dalam keadaan beragama Islam. Allah berfirman :“Yaa aiyuhal ladziina aamanut taqullaha haqqa tuqatihii walaa tamuutunna illa wa antum muslimuun. Wahai orang orang yang beriman !. Bertakwalah kepada Allah sebenar benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (Q.S Ali Imran 102).

Ketahuilah bahwa amal perbuatan dinilai di akhirnya. Oleh karena itu, hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru ia harus selalu memohon kepada Allah agar diberikan keteguhan dan akhir hayat yang baik (husnul khatimah)
Dalam sebuah riwayat  disebutkan bahwa Rasulullah bersabda :

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (H.R Imam Bukhari).
Amalan yang dimaksud di sini adalah amalan shalih, bisa juga amalan buruk. Adapun makna  ‘bil khawaatiim’ adalah amalan yang dilakukan seseorang di akhir umur atau akhir hayatnya.

Az-Zarqani dalam Syarh Al-Muwatha’ menyatakan bahwa amalan akhir manusia itulah yang jadi penentu dan atas amalan itulah akan dibalas. Siapa yang beramal jelek lalu beralih beramal baik, maka ia dinilai sebagai orang yang bertaubat. Sebaliknya, siapa yang berpindah dari iman menjadi kufur, maka ia dianggap murtad.

Imam Ibnu Katsir menceritakan sebuah kisah tentang Abda’ bin Abdurrahim, seorang yang sangat ‘alim, hafal al Qur an dan kuat ibadahnya dan juga ikut berjihad. Pada satu kali dia ikut berjihad bersama pasukan kaum muslimin melawan pasukan Romawi. Allah memberi kemenangan kepada kaum muslimin sehingga pasukan kaum muslimin bisa menduduki sebagian wilayah Romawi. 

Ketika berada di wilayah Romawi Abda’ bin Abdurrahim melihat seorang wanita Romawi dan dia tertarik dan ingin menikah dengan wanita tersebut. Syaithan dan hawa nafsu buruk telah menguasainya. Lalu disampaikannya keinginannya itu kepada wanita Romawi itu. Wanita itu setuju asal Abda’ mau mengikuti agama wanita itu. Dan akhirnya Abda’ menukar agamanya, murtadlah dia.  (Bidayah wa Nihayah, dengan diringkas).

Ada beberapa cara yang diajarkan Rasulullah untuk menghindari kematian yang buruk, diantaranya :

Pertama : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مَيْتَةَ السُّوْءِ
"Sesungguhnya shadaqah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian buruk." (H.R atTirmidzi, Hadits Hasan li Ghairihi)

Kedua : Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa  Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

اَلْمَعْرُوْفُ إِلَى النَّاسِ يَقِي صَاحِبَهَا مَصَارِعَ السُّوْءِ وَ الآفَاتِ وَ الْهَلَكَاتِ وَ أُهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الآخِرَةِ
"Berbuat baik kepada manusia menghindarkan pelakunya dari kematian buruk, musibah, dan kehancuran. Dan ahli kebaikan di dunia akan menjadi ahli kebaikan di akhirat." (H.R al-Hakim dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Ketiga : Imam ath Thabrani dalam al Ausathnya meriwayatkan bahwa  Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Sesungguhnya shadaqah secara sembunyi-sembunyi memadamkan kemarahan Allah. Dan sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik (kepada orang lain) menghindarkan dari kematian buruk, silaturrahim menambah umur dan menghindarkan kefakiran. Perbanyaklah ucapan Laa Haula wa Laa Quwwata illaa Billaah, karena sesungguhnya ia salah satu perbendaharaan surga dan di dalamnya terdapat obat dari 99 penyakit; yang paling rendah al-hamm (gundah)."

Dalam riwayat lain disebutkan : "Perbuatan-perbuatan baik (kepada orang lain) menghindarkan dari kematian buruk. Shadaqah secara sembunyi-sembunyi memadamkan kemarahan Allah. silaturahim menambah umur. Setiap perbuatan baik adalah sedekah. Dan ahli kebaikan di dunia akan menjadi ahli kebaikan di akhirat. Ahli kemungkaran di dunia akan menjadi ahli kemungkaran di akhirat. Sedangkan orang yang pertama masuk surga adalah ahli kebaikan." (H.R ath Thabrani dan lainnya, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Selain  itu seorang hamba janganlah pernah berhenti berdoa untuk dijauhkan dari kematian yang buruk dan mendapatkan husnul khatimah. Diantara doa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya adalah :

Pertama : Doa golongan ulul albab, yaitu firman Allah :

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
“Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan rasul) yang menyeru kepada iman (yaitu): “Berimanlah kalian kepada Rabb kalian!”, maka kami pun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa besar kami, hapuskanlah dari kami dosa-dosa kecil kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang senantiasa berbuat kebajikan.” (Q.S Ali Imran 193)

Kedua :  Doa Nabi Yusuf ‘alaihis salam, yaitu firman Allah :

فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
(Ya Allah) Tuhan Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan golongan orang-orang yang saleh. (Q.S Yusuf  101)

Ketiga :  Doa para tukang sihir Fir’aun yang bertaubat dan beriman kepada Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihimas salam :

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan beragama Islam (berserah diri kepada-Mu).” (Q.S al A’raf  126)

Keempat :  Diantara doa husnul khatimah yang diajarkan  oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam adalah:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ.
Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu.” (H.R ath Thabarani dalam al Mu’jam al Ausath).

Selain itu ada beberapa doa yang dianjurkan oleh Syaikh bin Baz untuk dibaca pada saat sujud dalam shalat, Satu diantaranya adalah  : “Allahhumma inni as-aluka husnal khaatimah”. Ya Allah sesungguhnya aku memohon husnul khatimah.

Untuk mendapatkan husnul khatimah tentulah tidak cukup berdoa saja. Kewajiban paling utama adalah menjaga dan melaksanakan  amal ibadah yang diperintahkan Allah Ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Beribadahlah dengan sebaik mungkin sebagai bukti nyata bahwa  kita membutuhkan dan mengharapkan husnul khatimah.

Selaraskan amal shalih  dengan doa dan selaraskan doa dengan amal shalih. Tidaklah pantas kalau seseorang selalu berdoa meminta diwafatkan dalam husnul khatimah tetapi tidak dibuktikan dengan amal shalih.  Seseorang yang berdoa  meminta husnul khatimah tapi tidak selaras dengan  amal ibadah yang dilakukannya maka barangkali  itu bisa  berarti dia mengkhianati doa sendiri. Na’dzubillah min dzaalik.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (808)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar