Rabu, 07 September 2016

MAKNA SYI'AH DAN ASAL MULA ADANYA




MAKNA SYI’AH DAN  ASAL MULA ADANYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Makna Syi’ah
Syi’ah : artinya adalah golongan, yaitu golongan yang menyokong kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Dan menetapkan bahwa khalifah sebelum Ali bin Abi Thalib adalah tidak sah. Juga menetapkan dan meyakini bahwa tiga khalifah sebelumnya adalah perampas jabatan khalifah yang seharusnya diberikan kepada Ali Abi Thalib, dan karenanya khalifah sebelumnya harus dikutuk.

Rafidhah : artinya menolak. Disebagian riwayat disebutkan bahwa nama Rafidhah muncul karena mereka menolak Zaid bin Ali bin Husain bin Ali yang tidak mau berlepas diri dari (tetap menghormati, mengakui ke khalifahan)   Abu Bakar dan Umar bin Khaththab  (Kitab Min ‘Aqaidisy, Syaikh Abdullah bin Muhammad). 

Asal mula Syi’ah   
Syiah dicetuskan oleh Abdullah bin Saba’ seorang (pendeta) Yahudi, yaitu sekitar tahun 35 H pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Ibnu Saba’ ini melakukan kemunafikan dengan menampakkan keislaman dan menyembunyikan  kekufuran. Kenapa begitu :

Pertama : Sebagai seorang Yahudi, dia sangat kecewa  dengan diutusnya Muhammad sebagai Rasul yang ditunggu karena bukan dari golongannya.

Kedua : Sangat geram melihat Islam yang tersebar dengan sangat cepat bukan hanya di Jazirah Arab. Islam juga menyebar ke negeri Persia, sebagian imperium Romawi, Afrika dan sebagian Asia  sudah mendekati perbatasan Eropa. 
    
Tekad dan niat busuk Abdullah bin Saba’ adalah : Ingin menghadang Islam agar tidak mendunia. Caranya adalah :

Pertama : Merencanakan makar bersama orang-orang Yahudi San’a (Yaman) untuk mengacaukan Islam dan umatnya.

Kedua : Menyebarkan orang-orangnya keberbagai negeri Islam untuk menghasut dan memecah belah serta berusaha merusak aqidahnya bahkan Ibnu Saba’ sendiri sampai ke pusat pemerintahan Islam yaitu Madinah Nabawiyah.

Ketiga : Menyulut fitnah dan memprovokasi orang-orang lugu, orang-orang yang sakit hati atau masih lemah imannya untuk  menentang Khalifah Utsman bin Affan agar terjadi gejolak dalam pemerintahan.  

Keempat : Mencampurkan pemikiran mereka dengan keyakinan-keyakinan yang rusak dan bertentangan dengan aqidah Islam yang lurus. Diantaranya adalah mendakwahkan adanya wasiat tentang kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Menghormati Ali secara berlebihan dan malah sampai tingkat ketuhanan.

Kelima : Memperlihatkan rasa cintanya yang berlebihan kepada Ali bin Abi Thalib. Mengaku sebagai pendukung setia kelompok Ali. Padahal Ali bin Abi Thalib tidak ada sangkut paut sedikitpun dengan Abdullah bin Saba’.

Dengan sepak terjang si Ibnu Saba’ yang sudah demikian rupa untuk kepentingan Syi’ah, bahkan sebagai pencetus Syi’ah, ternyata sebagian Syi’ah mengingkari eksistensinya dia dianggap tokoh fiktif. Tujuannya adalah supaya tidak terbongkar buruknya keyakinan mereka dan mereka berusaha agar manusia melupakan peran Yahudi dalam melahirkan  Syi’ah.

Orang  Islam pun ada pula yang memberikan pendapat bahwa Ibnu Saba’ adalah tokoh fiktif. Diantaranya adalah DR. Thaha Husein (w. 1973). Dia adalah orang Mesir dikenal sebagai sastrawan, pemikir dan pembaharu yang sekuler. Thaha berkesimpulan bahwa sebenarnya tokoh yang bernama Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif yang tidak pernah ada dalam sejarah Islam. (Ensklopedi Islam 5/10). 
 
Pengingkaran tentang eksistensi Ibnu Saba’ ini sebenarnya tidak bermanfaat karena sangatlah banyak informasi yang menjelaskan bahwa Ibnu Saba’ bukan tokoh fiktif tapi memiliki peran utama dalam munculnya Syi’ah.

Pertama : Keberadaan Ibnu Saba’ disebut  oleh banyak petinggi Syi’ah dalam kitab-kitab yang mereka tulis. Jadi sebagian ulama Syi’ah mengakui adanya Ibnu Saba’ serta perannya yang sangat penting dalam mencetuskan Syi’ah. Ulama Syi’ah Al Qummi dalam al Muqallad wal Firaq mengaku dan menetapkan adanya Ibnu Saba’. Juga menganggapnya sebagai orang yang pertama kali menobatkan keimaman kepada Ali bin Abi Thalib serta akan munculnya kembali ke dunia, sebelum Kiamat. Dan juga orang yang pertama kali mencela Abu Bakar dan Umar bin Khaththab dan banyak sahabat Nabi.
Annurbakhti dalam Kitab Firaqusy Syi’ah juga menjelaskan tentang keberadaan Ibnu Saba’. Petinggi Syi’ah yang lain adalah Said al Hasyimi juga menjelaskan tentang eksistensi Ibnu Saba’ dalam Kitab Abdullah bin Saba’ (Kitab Haqiqah wa Khayalah). 

Kedua : Adanya nama salah satu sekte Syi’ah yang disandarkan kepada Ibnu Saba’ yaitu sekte Saba’iah. Ini termasuk sekte yang paling ghuluw (sangat berlebihan) dalam   memposisikan Ali bin Abi Thalib. Sampai-sampai mereka meyakini Ali adalah jelmaan tuhan. Sungguh kata mereka Ali masih hidup. Yang terbunuh ditangan Abdurrahman bin Muljam di Kuffah itu sesungguhnya bukan Ali bin Abi Thalib melainkan seorang yang diserupakan Tuhan dengan Ali. Ali telah naik ke langit dan disanalah tempatnya. Petir adalah suaranya dan kilat adalah senyumnya. Sungguh ini adalah keyakinan aneh dan sesat.

Ketiga : Banyaknya kemiripan Yahudi dengan Syi’ah.
Keyakinan dan kemiripan Syi’ah dengan Yahudi sangatlah banyak dan mendasar. Ini suatu indikasi bahwa pelopor pertama Syi’ah adalah Abdullah bin Saba’ seorang pendeta Yahudi yang pura-pura masuk Islam. Dalam usaha mengacaukan aqidah Islam dia memasukkan banyak keyakinan Yahudi dan ini diadopsi oleh kelompok Syi’ah.

Apa dan bagaimana kemiripan Syi’ah dengan Yahudi, diantaranya adalah : (1) Yahudi merubah Taurat dan Syi’ah merubah al Qur’an. (2) Yahudi membatasi Imamah pada keluarga Dawud. Syi’ah membatasi Imamah pada Ali dan keturunannya. (3) Yahudi  mengkultuskan pendeta dan ruhban mereka. Syi’ah mengkultuskan para Imam mereka.

Keempat : Penjelasan Ulama Ahlus Sunnah tentang Ibnu Saba’.
Imam al Baghdadi berkata : As Sabaiyah adalah pengikut Abdulah bin yang berlebihan dalam mengagungkan Ali bin Abi Thalib sehingga mendakwakannya sebagai seorang Nabi sampai pengakuan sebagai Tuhan. 

Selanjutnya Imam al Baghdadi  berkata bahwa : Seorang peranakan hitam (maksudnya adalah Ibnu Saba’) sebenarnya ia seorang Yahudi dari penduduk Hirah, berupaya menampakkan keislamannya. Dengan demikian dia bisa menempati suatu kedudukan dan kepemimpinan pada penduduk Kuffah. Oleh karena itu ia menyatakan kepada penduduk Kuffah bahwa ia mendapatkan dalam kitab Taurat bahwa setiap Nabi memiliki washi (orang yang diwasiati untuk menjadi Khalifah atau Imam). Dan Ali adalah  orang  yang mendapatkan wasiat langsung dari Nabi. 
 
Al Imam asy Syakrastani menyebutkan tentang Abdullah bin Saba’ bahwa : Dia adalah orang yang pertama kali memunculkan pernyataan keimaman Ali bin Abi Thalib, dengan adanya wasiat tentang keimaman itu.

Juga dijelaskan oleh Imam asy Syakrastani tentang Saba’iyah (pengikut Ibnu Saba’) bahwa ia adalah sekte pertama yang mengatakan hilangnya imam mereka dan akan muncul kembali dikemudian hari. (Ushul I’tikad Ahlus Sunnah wal Jama’ah).
Jadi sangatlah jelas bahwa Abdullah bin Saba’ adalah benar dan diakui keberadaannya. Bukan tokoh fiktif. Dan dialah pencetus munculnya Syi’ah.
 
Wallahu A’lam. (787).



  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar