Selasa, 27 September 2016

MENGENAL MAKNA DAN BAHAYA ISTIDRAJ



MENGENAL MAKNA DAN BAHAYA ISTIDRAJ

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa salah satu buah dari takwa adalah Allah  akan memberi jalan keluar dan membukakan pintu rizki. Allah berfirman : “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan Dia memberi rizki dari arah yang tidak disangkanya (Q.S ath Thalaq 2-3).

Tapi agak sering kita menyaksikan berapa banyak manusia yang secara zhahir mendapat  rizki berupa harta yang banyak meskipun dia  jauh dari Allah Ta’ala. Terkadang juga semakin jauh dia dari ketakwaan semakin bertambah pula rizkinya. Jika keadaan ini terjadi maka inilah MOMENT YANG PALING PENTING UNTUK MELAKUKAN MUHASABAH ATAU INTROSPEKSI DIRI. Segeralah memohon ampun dan bertakwa kepada Allah Ta’ala.  Barangkali ini adalah istidraj yang pada waktunya mendatangkan kebinasaan yang amat sangat. 

Lalu, apa itu istidraj. Istidraj secara bahasa diambil dari kata da-ra-ja yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Secara istilah istidraj dari Allah kepada hamba dipahami sebagai hukuman yang diulur  dan tidak diberikan langsung. Untuk sementara waktu Allah membiarkan orang ini dan tidak disegerakan adzab baginya bahkan diberikan kenikmatan dan kesenangan yang semu. Pada waktunya Allah akan menimpakan adzab yang sangat berat.

Selain itu, makna istidraj adalah  semua perbuatan  maksiat yang Allah balas untuk waktu tertentu dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk mengingat-Nya serta lupa bertaubat dan beristighfar. Akibatnya dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan  hukuman yang berat. 

Allah berfirman : “Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”. (Q.S al An’am 44)

Ayat di atas  memberikan ancaman kepada orang-orang yang telah diberikan peringatan sebelumnya, namun mereka melupakan dan mengabaikan peringatan dari Allah Ta’ala. Allah tidak segera menurunkan siksaa atau adzabnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala justru membukakan semua pintu-pintu kesenangan (sementara) untuk mereka. Dan mereka, manusia itu bergembira ria dengan semua kesenangan yang telah Allah bukakan pintu-pintunya itu. Dan apabila telah sampai pada waktunya, Allah akan menyiksa mereka, dengan sekonyong-konyong. Maka ketika itu, mereka terdiam, tidak berdaya serta berputus asa.

Rasulullah bersabda :   “Apabila engkau melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.” Kemudian beliau membacakan surat al Qalam ayat 44.  Allah berfirman : “Sanastadriju hum  min haitsu laa ya’lamun”  Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.

Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa Rasulullah bersabda :  “Jika ada orang yang berbuat dosa tetapi mendapat kesenangan dan tidak mendapat adzab dari Allah maka bisa jadi itu adalah istidraj. Kesenangan tersebut hanyalah kesenangan sesaat di dunia yang akan dibalas  dengan adzab oleh Allah baik segera di dunia atau di akhirat.” (H.R Imam Ahmad dan ath Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Ali bin Abi Thalib  berkata : Wahai anak Adam !.  Ingat dan waspadalah bila kau lihat Rabbmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya.

Itulah diantara makna istidraj yang sangat penting untuk diwaspadai oleh orang orang  beriman agar terhindar dari kemudharatan yang besar dan mendatangkan penyesalan di dunia dan di akhirat. 
Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (813)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar