Kamis, 15 September 2016

APAKAH MUSIBAH ITU UJIAN ATAU ADZAB



APAKAH MUSIBAH ITU UJIAN ATAU ADZAB ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah
Setiap orang pada waktunya Allah berkehendak pasti akan didatangi musibah. Bisa musibah itu kepada dirinya, keluarganya, hartanya ataupun yang lainnnya.
Sungguh, musibah yang datang kepada seorang hamba adalah ketetapan Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Maa ashaaba min mushibatin illa bi-iznillah, waman yu’min billahi yahdi qalbahu, wallahu bi kuli syai-in ‘aliim” Tidak ada sesuatu  musibahpun menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan barang siapa beriman kepada Allah niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S at Taghaabun 11). 

Lalu apa yang  dimaksud dengan musibah.
Musibah dari bahasa Arab yakni asaba yang bemakna mengenai, menimpa atau membinasakan. Musibah adalah perkara yang tidak disukai yang menimpa manusia. Al-Imam al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan: “Musibah adalah segala apa yang mengganggu seorang mukmin dan yang menimpanya.” (Al-Jami’li Ahkamil Qur’an).

Muhammad Husin Tabataba’i seorang ulama awal abad ke 14 H berkata : Musibah adalah kejadian apa saja yang menimpa manusia yang tidak dikehendaki. Musibah yang menimpa seseorang atau suatu kelompok diantaranya adalah sakit, rugi dalam usaha, kehilangan harta, meninggal, bencana alam, wabah penyakit, kalah perang, paceklik dan kiamat.

Beriman atau bukan akan dapat musibah.
Musibah akan mengenai siapa saja yang Allah kehendaki. Musibah bisa menimpa orang beriman yang shalih. Para Nabi pun terkadang mendapat musibah bahkan lebih berat dari yang lainnya. Semakin tinggi iman seseorang maka semakin banyak dan semakin berat ujian yang akan ia hadapi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang paling sholeh dan seterusnya. Seseorang diuji berdasarkan agamanya, jika agamanya kuat maka semakin keras ujiannya, dan jika agamanya lemah maka ia diuji berdasarkan agamanya. Dan ujian senantiasa menimpa seorang hamba hingga meninggalkan sang hamba berjalan di atas bumi tanpa ada sebuah dosapun" (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 143).

Ketahuilah bahwa musibah bagi orang yang beriman adalah hakikatnya  adalah ujian karena Allah menghendaki kebaikan baginya. Allah berfirman : “Dan Kami pasti akan menguji kamu (orang orang beriman) dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan sampaikan berita gembira buat orang  orang yang sabar. (Yaitu) orang orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, Inna lillahi wa inna ilaihi raajiuun”. (Q.S al Baqarah 155-156).

Diantara kebaikan yang Allah kehendaki bagi seorang hamba yang beriman dengan adanya musibah berupa ujian adalah sebagai salah satu jalan meninggikan derajatnya. Ketahuilah bahwa bisa jadi Allah menghendaki kedudukan yang tinggi bagi seorang hamba disisi-Nya, akan tetapi dia tidak memiliki amal shalih yang cukup untuk dapat membuatnya mencapai kedudukan yang tinggi tersebut. Lalu Allah Ta’ala memberinya ujian dengan sesuatu yang dia benci dan dia bersabar, akhirnya dengan ujian yang menimpanya maka  dia berhak dan dapat mencapai kedudukan  tinggi tersebut.

Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya seseorang itu untuk memperoleh kedudukan (tinggi) di sisi Allah, ia tidak akan dapat mencapainya dengan amal perbuatannya. Allah akan memberikannya ujian berupa sesuatu yang dibencinya, hingga ia dapat mencapai kedudukan (yang tinggi) tersebut. (H.R Ibnu Hibban dan Abu Ya’la, dihasankan oleh Syaikh al Albani) 
   
Kemudian,  orang yang lemah imannya, mungkin banyak bermaksiat juga pasti akan mendapat musibah. Tetapi musibah yang menimpa mereka hakikatnya adalah adzab atas kesalahan dan dosanya. Ini sebagaimana disebut dalam firman Allah Ta’ala : “Maka apakah mereka tidak pernah mengadakan perjalanan di bumi sehingga dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang orang yang sebelum mereka. Allah telah membinasakan (mendatangkan adzab) mereka dan bagi orang orang kafir akan menerima (adzab) yang serupa itu. ( (Q.S Muhammad 10).

Selain itu bisa jadi juga musibah yang menimpa seorang yang banyak melakukan dosa dan bermaksiat sebagai peringatan baginya sehingga mereka akhirnya tersadar lalu meminta ampun dan bertaubat dengan sungguh lalu  Allah Ta’ala  menurunkan  hidayah kepadanya untuk menjadi hamba Allah yang taat.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (796).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar