Senin, 05 September 2016

ABU KUHAFAH BERSYAHADAT KARENA MELIHAT AKHLAK RASULULLAH



ABU KUHAFAH BERSYAHADAT KARENA MELIHAT
AKHLAK RASULULLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Rasulullah bersabda : “Innamal bu’itstu li utammima makaarimal akhlaq” Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (H.R Ibnu Abid Dun-ya dan al Hakim).

Sabda beliau ini terbukti dari praktek akhlak beliau yang sangat mulia.  Bahkan  akhlak beliau mendapat pujian langsung dari Allah Ta’ala dalam firmanNya : “Wa innaka la’ala khuluqin ‘azhiim” Sesungguhnya engkau  (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (Q.S al Qalam 4).

Ketahuilah bahwa akhlak yang mulia adalah sarana utama Rasulullah dalam berdakwah. Dakwah beliau  sering  berhasil sebelum membacakan ayat-ayat Allah tapi dengan menunjukkan akhlak yang terpuji.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, disebutkan suatu kisah ketika Fathul Makkah. Beberapa saat setelah Rasulullah dan para sahabat memasuki kota Makkah, Abu Bakar ash Shiddiq memapah ayahnya yang sudah tua dan lemah, bernama Abu Kuhafah, mendatangi Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. Abu Kuhafah waktu itu masih musyrik, belum masuk Islam.

Pada saat bertemu Rasulullah, maka Rasulullah berkata : “Wahai Abu Bakar, seandainya engkau biarkan ayahmu beristirahat saja dan jika beliau ada keperluan maka akulah yang akan  mendatangi kerumahnya untuk memenuhi keperluannya. 
       
Subhanallah, perkataan Rasulullah tersebut ternyata membuat Abu Kuhafah sangat kagum kepada akhlak Rasulullah yang luar biasa mulianya. Kenapa sangat kagum, karena Abu Kuhafah tahu betul bahwa  Muhammad adalah Rasulullah,  Kepala Negara Islam. Muhammad adalah Panglima perang yang hebat. Pernah menghancurkan pasukan kafir Quraisy di Perang Badar.

Hari ini Muhammad bersama sahabatnya telah menaklukkan kota Makkah bahkan tanpa perlawanan. Pada saat penaklukan Makkah hari ini pastilah dia memiliki urusan dan kesibukan yang banyak.

Dengan keadaan yang demikian itu, ternyata Muhammad masih berniat datang kerumahku bila aku ada keperluan dengannya. Bukan aku yang harus datang menemuinya.  Sungguh, kata Abu Kuhafah ia sangat menghargaiku sebagai orang tua yang sudah lemah dan disuruh untuk beristirahat saja di rumah. Alangkah mulianya akhlak Rasulullah ini.

Seketika itu juga, dalam keadaan  kagum yang luar biasa, tanpa ada yang menyuruh, Abu Kuhafah lalu mengucapkan dua kalimat syahadat, masuk Islam.

Ketahuilah, bahwa dalam peristiwa ini, Rasulullah belum membacakan satu ayat pun untuk mengajak apalagi memaksa Abu Kuhafah masuk Islam.  Beliau hanya mengucapkan perkataan yang terpuji  karena menghormati orang tua yang sudah lemah. Dan inilah akhlak mulia yang bermanfaat dalam dakwah.

Jadi ternyata bahwa  keberhasilan dakwah haruslah ditopang dengan akhlak yang mulia karena inti dari dakwah adalah merebut hati manusia agar mau taat kepada Allah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Aba Dzar, Rasulullah bersabda : “Kalian tidak bisa merebut hati manusia dengan harta kalian, tapi kalian bisa merebut hati manusia dengan wajah berseri-seri dan akhlak yang mulia”.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (784)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar