Selasa, 13 September 2016

JANGAN KAITKAN HATIMU DENGAN DUNIA



JANGAN KAITKAN HATIMU DENGAN DUNIA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Jika kita bertanya kepada orang banyak : Manakah yang lebih utama, dunia ataukah akhirat ?. Mereka akan serentak menjawab :  Akhirat lebih utama. Ya inilah jawaban yang shahih karena Allah Ta’ala telah berfirman  : “Walal aakhiratu khairul laka mina uula”  Dan sungguh yang kemudian itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan (Q.S ad Duhaa 4).

Meskipun jawaban itu sudah betul dan Allah Ta’ala telah menjelaskan yang demikian, namun  amatlah disayangkan bahwa yang kita lihat sebagian besar manusia dizaman ini seolah olah berlomba, balapan dengan mencurahkan seluruh tenaga, sarana  dan kemampuannya untuk mengejar kesenangan dunia yang sementara tetapi memukau bahkan menipu. Apa yang mereka lakukan pada umumnya tidak bersesuaian dengan apa yang mereka katakan : Akhirat lebih utama.

Sungguh kecintaan  terhadap keindahan dan kenikmatan dunia adalah sesuatu yang menjadi salah satu ciri  makhluk Allah yang bernama manusia. Allah berfirman:“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Q.S Ali Imran 14)

Demikianlah watak asli manusia, sehingga tidak ayal lagi hal itulah yang banyak menjerumuskan manusia sehingga hatinya terkait dengan dunia padahal tidak dipungkiri lagi bahwa keterkaitan hati dengan dunia merupakan fitnah sekaligus musibah yang menimpa umat ini.

Ketahuilah saudaraku, bahwa kehidupan dunia ini sangatlah sementara, semu dan fatamorgana. Rasulullah telah mengingatkan kita dalam banyak sabda beliau agar tidak terfitnah dan tertipu terhadap dunia yang bisa merugikan tujuan utama yaitu ahirat.

Pertama : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, dan fitnah bagi umatku adalah harta.” (H.R at Tirmidzi dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Maka sungguh mengherankan tatkala seseorang yang seharusnya beramal untuk mencapai surga yang luasnya bagaikan langit dan bumi, justru tenggelam dalam fitnah dunia dan harta. Oleh karenanya  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat khawatir bila pintu-pintu kesenangan duniawi telah dibukakan bagi umat ini maka mereka berpaling dari agama. 

Kedua : Kaum muslimin, mari bersama kita renungkan hadits berikut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Mari renungkan hadits ini dengan seksama, di golongan manakah diri kita berada. Apakah kita termasuk golongan yang mendapat rahmat-Nya ataukah sebaliknya diri kita justru termasuk orang-orang yang mendapat laknat. Barangkali kita telah menjadi budak dunia dikarenakan sebagian besar aktivitas kita atau bahkan mungkin seluruhnya hanya bertujuan untuk meraih kenikmatan dunia yang fana ini.

Ketiga : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencela orang-orang yang tunduk pada dunia dan semata-mata tujuannya adalah mencari harta dunia dalam sabda beliau: “Celakalah budak dinar (uang emas), celakalah budak dirham (uang perak), celakalah budak khamishah (pakaian yang cantik) dan celakalah budak khamilah (ranjang yang empuk).”. H.R Imam Bukhari.

Inilah celaan beliau shallallahualaihi wa sallam kepada orang yang kesehariannya menjadi pemburu  harta dan berbagai kesenangan dunia. Sungguh kita tidak tega untuk  menjadikan diri ini celaka karena diperbudak dinar dan dirham.

Keempat : Mencintai dunia berarti mengagungkannya.  Mengagungkan sesuatu yang hina dimata Allah adalah termasuk dosa besar. Pada hal dunia sangat hina di mata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah telah mengingatkan dalam sabdanya tentang kehinaan dunia. “Fa wallahi laddun-yaa ahwanu ‘alallahi min hadzaa ‘alaikum” Demi Allah, sungguh dunia itu lebih hina bagi Allah dari pada (bangkai anak kambing) ini bagi kalian (H.R Imam Bukhari).  

Kelima : Ketahuilah saudaraku, bahwa manusia yang mengkaitkan hatinya dengan  dunia menjadikan dunia sebagai cita cita  yang ingin dikejarnya maka Allah akan mencerai beraikan urusannya dan kedua tangannya akan dipenuhi dengan kesibukan untuk urusan dunia sehingga kerugianlah yang akan didapatnya.

Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah dunia maka Allah akan mencerai beraikan urusannya. Menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya dan dia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah negeri akhirat, Allah Ta’ala akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan dihatinya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina” (H.R Imam Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah Hadits ash Shahihah).

Rasulullah bersabda : “Wahai anak keturunan Adam. Curahkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu, niscaya akan Aku penuhi dadamu dengan kekayaan (kecukupan) dan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu” (H.R Imam at Tirmidzi dan Imam Ahmad, Lihat Silsilah Hadits Shahih Syaikh al Albani).  

Kalau begitu masihkah  kita akan  mengkaitkan hati kita dengan dunia. Tentu tidak. Kenapa ? , karena dunia dan segala harta dan perhiasannya bukanlah tujuan tapi sarana yang harus dimanfaatkan mencari bekal untuk menuju negeri akhirat. 

Oleh karena itu maka seorang hamba yang berakal (sehat) hanya akan mengambil atau mencari dunia ini sekedar kebutuhan  untuk menopang dirinya agar bisa beribadah dengan baik kepada Allah Ta’ala. Mereka tidak akan pernah mengkaitkan hatinya kepada dunia yang sementara ini. Dengan demikian maka dia akan menjadi orang yang beruntung dan dengan rahmat Allah Ta’ala dia bisa kembali ke negeri asalnya yaitu surga dengan selamat.

Selanjutnya mari kita berusaha dan berdoa kepada Allah Ta’ala agar hati kita  tidak terkait dengan dunia ini dan kita selamat menuju negeri akhirat yang sangat kita harapkan. Wallahu A’lam. (794).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar