Senin, 12 September 2016

SIAPAKAH ORANG YANG PALING BERSYUKUR ?



SIAPAKAH ORANG YANG PALING BERSYUKUR ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala telah memberikan  nikmat yang sangat banyak kepada makhluk-Nya.  Baik jumlahnya maupun jenisnya sehingga kita tidak akan pernah mampu menghitungnya. Allah berfirman  : “Wain ta’uddu ni’matalahi laa tuhshuhaa” Dan jika engkau menghitung nikmat Allah maka niscaya engkau tidak akan mampu menghitungnya. (Q.S Ibrahim 34).

Allah Ta’ala memerintahkan manusia untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya dan melarang  untuk kufur terhadap nikmat-Nya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat)-Ku.” (Q.S al Baqarah 152).

Syaikh Abdurrahman Naashir as-Sa’di rahimahullah berkata : Yakni bersyukurlah kalian terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepada kalian dan juga terhadap tercegahnya adzab dari kalian. Di dalam syukur harus terkandung pengakuan dan kesadaran bahwa nikmat itu semata-mata dari Allah semata, dzikir dan pujian yang diucapkan melalaui lisannya serta ketaatan anggota badannya untuk semakin tunduk dan patuh dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya”.

Syaikh as Sa’di menambahkan : Dan karena lawan dari syukur adalah kufur, maka Allah Ta’ala telah melarang darinya: Dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat)-Ku. Yang dimaksud dengan kufur di sini adalah sesuatu yang menjadi lawan dari syukur, yakni kufur terhadap nikmat-Nya. Namun terkandung juga di dalamnya, makna kufur yang sifatnya umum, yang paling besar adalah kufur kepada Allah, kemudian berbagai macam dan jenis maksiat. (Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Lalu siapakah yang disebut sebagai orang yang bersyukur. Diantaranya bisa dijelaskan sebagai berikut :  (1) Orang yang selalu menghadirkan hatinya bahwa semua nikmat datang Allah Ta’ala. (2) Orang yang banyak bertahmid, membaca Alhamdulillah dan juga menyebut nyebut nikmat Allah tanpa bermaksud riya atau ujub. (3) Orang yang banyak melakukan kebaikan dalam rangka ibadah kepada Allah Ta’ala.

Sungguh ketiga hal ini harus dilakukan semuanya, tanpa terpisah,  sebagai bukti bahwa seorang hamba itu telah bersyukur kepada Allah Ta’ala. Namun demikian dengan melakukan itu semua tidaklah ada jaminan  bahwa kita adalah orang yang paling bersyukur. Tapi bagaimanapun kewajiban kita sebagai hamba  adalah berusaha untuk terus bersyukur kepada Allah Ta’ala pada setiap waktu dan keadaan.

Rasulullah mengajarkan kita doa agar selalu bisa bersyukur kepada Allah yaitu sebagaimana yang diajarkan Rasulullah kepada Muadz bin Jabbal, yakni : : Allahumma a’inniala  dzikrika  wa syukrika wa husniibadatika”. Ya Allah, tolonglah  aku untuk berzikir, bersyukur, dan  beribadah dengan baik kepada-Mu. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan an Nasa’i)

Lalu siapakah orang yang paling bersyukur ?. Ketahuilah bahwa ternyata ada hamba Allah yang paling bersyukur yakni para Nabi dan Rasul-Nya. Ini sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala dalam al Qur an, diantaranya adalah :

Pertama   : Nabi Nuh ‘alaihissalam.
Allah berfirman tentang beliau : “Innahu, kaana ‘abdan syakuuraa”. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur. (Q.S al Isra’ 3)

Kedua : Nabi Ibrahim ‘alahissalam.
Allah berfirman tentang beliau : “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah, yang hanif dan sekali kali bukanlah dia termauk orang orang musyrik, (lagi) yang mensyukuri nikmat nikmat Allah.Allah telah memilihnya  dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. (Q.S an Nahl 120-121).

Ketiga : Nabi Sulaiman ‘alaihisalam
Allah berfirman tentang beliau : “Dan dia berdoa, wahai Rabb-ku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai. Dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba hamba-Mu yang shalih. (Q.S an Naml 19).

Allah Ta’ala mengisahkan tentang syukur Nabi Sulaiman, dalam firman-Nya : “Sulaiman berkata, Ini termasuk karunia Rabb-ku untuk mencoba (menguji) aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa ingkar maka sesungguhnya Rabb-ku Mahakaya lagi Mahamulian”. (Q.S an Naml 40).

Keempat : Nabi Muhammad Sallahu ‘alaihi wa Sallam.
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits tentang ibadah shalat malam Rasulullah sebagai tanda syukur beliau, yaitu  “Dari al Mughirah dia berkata bahwa Nabi shalat malam hingga bengkak kedua kakinya, maka dikatakan kepada beliau : mengapa engkau melakukan hal ini, padahal Allah Ta’ala telah mengampuni dosa engkau yang telah lalu dan yang akan datang ?. Beliau bersabda : Bukankan sudah sepatutnya bila aku menjadi hamba yang bersyukur ?.”

Dari hadits ini kita mengambil faedah bahwa Rasulullah termasuk Rasul yang paling bersyukur. Dosa beliau yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni oleh Allah Ta’ala tapi tetap saja beliau bersungguh beribadah dalam rangka  bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Itulah nama Nabi dan Rasul yang disebutkan  sebagai hamba yang paling bersyukur.  Hakikatnya semua Nabi dan Rasul Allah adalah manusia pilihan Allah  Ta’ala sebagai dan semuanya adalah hamba hamba yang paling bersyukur.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (793).



1 komentar: