Rabu, 24 Oktober 2018

URUSAN MEMILIH PEMIMPIN BERSANDAR SAJA KEPADA TAKDIR ??


URUSAN MEMILIH PEMIMPIN BERSANDAR SAJA 
KEPADA TAKDIR ??.

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ada sebagian saudara kita yang suka bersandar saja kepada takdir.  Dalam berbagai perkara termasuk memilih pemimpin. Kenapa kita repot memikirkan siapa yang akan memimpin kita. Bukankah Allah telah mentakdirkan atau menetapkan PEMIMPIN sesuai kehendak-Nya.

Memang segala sesuatu yang terjadi atas diri kita adalah sesuai apa yang telah ditetapkan Allah bagi makhluk-Nya. Hal ini diantaranya disebutkan Rasulullah dalam sabda beliau :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ - قَالَ - وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ»

Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Allah telah menuliskan takdir makhluk-makhluk 50 ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi dan Asy-Nya di atas air. (H.R Imam Muslim).

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ الله ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ .

Diriwayatkan dari Abi Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Mas’ud dia berkata,  Telah menceriterakan kepada kami Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam,  orang yang selalu benar dan dibenarkan : Sesungguhnya salah seorang dari kamu sekalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa air mani. Kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari. 

Kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari. Lalu diutus seorang malaikat kepada janin tersebut dan ditiupkan ruh kepadanya dan malaikat tersebut diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu: menulis rizkinya, batas umur-nya, pekerjaannya dan kecelakaan atau kebahagiaan hidupnya”. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Didalam hadits ini disebutkan malaikat diperintahkan menulis 4 perkara. Satu diantaranya adalah : MENULIS RIZKINYA.

Kalau Allah Ta’ala telah menetapkan RIZKI seorang hamba maka haruskah dia MENUNGGU SAJA RIZKINYA DATANG TANPA USAHA. Pada hal Allah menyuruh kita berdoa dan Rasulullah mengajarkan kita berdoa minta rizki.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang manfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.” (H.R Ibnu as Sunni dan Ibnu Majah)

Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan orang orang beriman untuk berusaha mencari rizki, sebagaimana firman-Nya :

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila shalat sudah dilaksanakan maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak banyaknya agar kamu beruntung. (Q.S al Jumu’ah 10).

Allah Ta’ala berfirman : 

وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا

Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan. (Q.S an Naba’11).

Uraian ini berkaitan dengan BERDOA UNTUK DIBERI RIZKI DAN PERINTAH MENCARI 
RIZKI.

Begitupun dalam hal yang lain, misalnya kita berdoa MEMOHON DIBERI KESEHATAN DAN KITA BERUSAHA MENJAGA KESEHATAN DAN KETIKA SAKIT KITA DIANJURKAN BEROBAT DAN BERDOA DIBERI KESEMBUHAN. Jadi bukan pasrah tapi kita berusaha, berdoa dan berserah diri kepada Allah Ta’ala.

Nah, dalam kaitannya dengan pemimpin bagaimana ?. Ini masalah besar saudaraku. Kalau salah memilih pemimpin maka bisa jadi agama kita rusak berat. Ketahuilah kita butuh pemimpin yang baik demi kemashalahatan AGAMA DAN MASYARAKAT KITA. Lalu dalam hal ini kita bersandar SAJA kepada takdir ?. Ketetapan Allah tentang siapa yang akan jadi pemimpin memang  sudah ada dan manusia tidak tahu.  

Sungguh Allah Ta’ala memberi kekuasaan kepada siapa yang dikehendakinya, sebagaimana firman-Nya :

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Katakanlah (Muhammad).  Wahai Rabb pemilik kekuasaan, ENGKAU BERIKAN KEKUASAAN KEPADA SIAPA PUN YANG ENGKAU KEHENDAKI. ENGKAU CABUT  KEKUASAAN DARI SIAPA PUN YANG ENGKAU KEHENDAKI. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang engkau kehendaki. Di tangan Engkau-lah segala kebaikan. Sungguh Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (Q.S Ali Imran 26).

Bersandar dan berserah diri kepada takdir ketetapan Allah Ta’ala  itu memang benar. Namun ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum ketika mereka tak berusaha merubahnya. Allah berfirman : 

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Q.S ar Ra’du 11).

Syaikh as Sa’di berkata : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum”. Yaitu untuk mendapatkan kenikmatan, curahan kebaikan dan kehidupan yang menyenangkan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu orang orang beriman  harus berusaha,  kalau ada kesempatan maka kita memilih pemimpin yang baik. Lalu apa usaha yang bisa  kita lakukan ?. (1) PERTAMA DAN PALING UTAMA ADALAH MEMPERBAIKI KETAATAN KITA KEPADA ALLAH TA’ALA. (2) Kita berdoa kepada Allah agar diberi pemimpin yang baik. (3) Memilih yang terbaik diantara yang baik kalau ada. Atau memilih yang sedikit keburukannya dari yang buruk. (4)  KEMUDIAN BERSERAH DIRI KEPADA APA PUN KETETAPAN ATAU TAKDIR ALLAH.

Oleh karena itu kita harus berusaha melakukan segala sesuatu untuk mendapatkan pemimpin yang baik dan kita inginkan. Ketahuilah bahwa orang orang kafir, orang orang munafik dan orang orang yang ingin merusak Islam juga berusaha keras mencari dan memilih pemimpin yang mereka inginkan. 

Kalau mereka berhasil tentu akan terpilih pemimpin yang semacam  mereka pula yaitu kafir, munafik atau orang orang yang tak mau membela Islam. Apakah kita mau pemimpin PILIHAN MEREKA ?. Na’udzubillahi min dzaalik

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.431)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar