Minggu, 14 Oktober 2018

KISAH MUADZIN JADI NASRANI KARENA FITNAH WANITA


KISAH MUADZIN JADI NASRANI KARENA FITNAH WANITA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Berkata Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah : Diriwayatkan bahwasanya dahulu di salah kota di Mesir ada seorang laki laki yang selalu ke mesjid untuk mengumandangkan adzan dan iqamah serta untuk menegakkan shalat. Nampak pada dirinya cerminan ketaatan dan cahaya ibadah. 

Pada suatu hari laki laki tersebut naik di atas menara seperti biasanya untuk mengumandangkan adzan dan di bawah menara tersebut ada sebuah rumah milik seseorang yang beragama Nasrani. Laki laki  tersebut mengamati rumah itu dari atas menara. Lalu dia melihat seorang wanita yaitu anak pemilik rumah itu. Diapun terfitnah (tergoda) dengan wanita tersebut lalu ia tidak jadi adzan dan turun dari menara menuju wanita tersebut dan memasuki rumahnya dan menjumpainya. 

Wanita itupun berkata : Ada apa denganmu, apakah yang kau kehendaki ?.  Laki laki  tersebut berkata : Aku menghendaki dirimu. Sang wanita berkata : Kenapa engkau menghendaki diriku ?. Laki laki itu berkata : Engkau telah menawan hatiku dan telah mengambil seluruh isi hatiku. 

Sang wanita berkata : Aku tidak akan memenuhi permintaanmu untuk melakukan hal yang terlarang.  Laki laki  itu berkata : Aku akan menikahimu. Sang wanita berkata : Engkau beragam Islam adapun aku beragama Nasrani, ayahku tidak mungkin menikahkan aku denganmu. 

Laki laki muadzin itu berkata : Saya akan masuk dalam agama Nasrani.  Sang wanita berkata : Jika kamu benar-benar masuk ke dalam agama Nasrani maka aku akan melakukan apa yang kau kehendaki. Maka masuklah laki laki itu ke dalam agama Nasrani agar bisa menikahi sang wanita. 

Diapun tinggal bersama sang wanita di rumah tersebut beberapa saat. Tatkala ditengah hari tersebut (hari dimana dia baru pertama kali tinggal bersama sang wanita dirumah tersebut, peny.) dia naik ke atas atap rumah (karena ada suatu keperluan, peny.). Lalu dia terjatuh dan meninggal. Maka dengan demikian dia tidak sempat menikmati (hidup bersama, peny.) wanita idamannya tersebut dan dia telah meninggalkan Islam agamanya. (Ad Daa’ wad Dawaa’).

Dari kisah ini ada pelajaran yang bisa kita ambil diantaranya adalah bahwa wanita merupakan salah satu cobaan atau fitnah yang besar bagi laki laki kecuali yang mendapat taufik dari Allah Ta’ala.

Perhatikanlah betapa hebatnya fitnah atau ujian  wanita bagi laki laki.  Sampai sampai  ada manusia yang mempertaruhkan agamanya. Pindah agama demi mendapat wanita yang diinginkan. 

Sungguh Rasululah Salallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan umat beliau tentang perkara ini. Perhatikanlah sabda beliau berikut ini :

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Usamah bin Zaid).

Kalau kita perhatikan ternyata di zaman inipun sangatlah banyak manusia yang tak lulus dengan fitnah atau ujian melalui wanita. Ada manusia yang rusak agamanya, jatuh harga dirinya, habis hartanya, runtuh jabatan dan kekuasaannya karena teledor dalam menjaga diri terhadap fitnah wanita.

Ketahuilah bahwa diantara cara yang dianjurkan agar terhindar dari fitnah ini adalah dengan memperkokoh iman dan memperbanyak amal shalih. Selain itu yang juga penting adalah berusaha menundukkan pandangan terhadap yang bukan mahram karena fitnah wanita bermula dari pandangan.

Kewajiban menundukkan pandangan ini adalah sebagaimana firman Allah Ta’ala :

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada laki laki yang beriman, agar mereka menjaga padangan dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (Q.S an Nur 30).

Syaikh as Sa’di berkata : Maksudnya, berilah pengarahan dan katakan kepada orang orang yang beriman, YANG MASIH MEMPUNYAI KEIMANAN, yang dapat mencegah mereka terrjerumus dalam perbuatan yang menodai keimanan mereka, hendaklah mereka menahan  pandangannya” dari melihat aurat aurat (hal hal yang tak pantas dilihat) dan wanita wanita asing (yang bukan mahram) dan anak anak kecil yang rupawan, yang ditakutkan terjadi fitnah bila melihatnya atau (menahan) dari melihat perhiasan dunia yang dapat memperdaya dan menjerumuskan pada perkara yang diharamkan.

Selanjutnya Syaikh as Sa’di berkata : Barang siapa yang meninggalkan suatu keburukan karena Allah, niscaya Allah akan memberikan ganti baginya dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Barang siapa yang menjaga pandangannya dari perkara haram maka Allah Ta’ala akan menyinari mata hatinya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Kita berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan untuk menghadapi berbagai fitnah di zaman ini termasuk fitnah wanita. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.417)











Tidak ada komentar:

Posting Komentar