Jumat, 19 Oktober 2018

NABI MELARANG MEMOTONG JENGGOT


NABI MELARANG MEMOTONG JENGGOT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ketika Raja Kisra dari Persia mengutus dua orang untuk menemui Nabi shallallahualaihi wa sallam, mereka menemui beliau dalam keadaan jenggot yang tercukur dan kumis yang lebat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam TIDAK SUKA MELIHAT KEDUANYA. Beliau bertanya : ”Celaka kalian !. Siapa yang memerintahkan kalian seperti ini ?”
 
Keduanya berkata : Tuan kami  yaitu  Kisra memerintahkan kami seperti ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Akan tetapi, Rabb-ku memerintahkanku untuk memelihara jenggotku dan memotong kumisku.” (H.R ath Thabrani).

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah   tidak suka melihat orang yang jenggotnya dipotong. Dan ternyata dari  riwayat di atas dengan sangat jelas diketahui pula bahwa Rasulullah memiliki jenggot. 

Di zaman ini ada orang muslim yang  mau atau nekad mencela orang yang memelihara jenggotnya. Bertakwalah engkau kepada Allah. Jika seseorang mencela orang berjenggot berarti juga telah mencela Rasulullah beserta sahabat sahabat, ulama salaf dan orang orang shalih yang senantiasa memelihara jenggot  mengikuti perintah Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya.

Orang ini bukan hanya nekad mencela tetapi juga berani menyematkan gelar yang tidak baik kepada orang orang yang memelihar jenggot. Tapi ketahuilah bahwa mereka barangkali tidak paham tentang (urusan jenggot, mungkin urusan lain dia paham) yaitu apa yang telah disunnahkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam. 

Oleh karena itu seburuk apapun celaan atau predikat yang diberikan manusia ini kepada orang orang yang memelihara jenggot WAJIB UNTUK DIABAIKAN meskipun si pencela itu tidak perlu dimusuhi. Biarkan dia mempertanggung jawabkan kepada Rabb sekalian alam.

Sungguh sangatlah banyak hadits yang menyuruh untuk membiarkan jenggot dan memotong kumis, diantaranya :

Pertama : Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

انْهَكُوا الشَّوَارِبَ ، وَأَعْفُوا اللِّحَى

Cukur habislah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot. (H.R Imam Bukhari no. 5893)

Kedua : Dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ ، وَفِّرُوا اللِّحَى ، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ

Selisilah orang-orang musyrik. Biarkanlah jenggot dan pendekkanlah kumis. (H.R Imam Bukhari no. 5892).

Jadi dalil dalil tentang kewajiban memelihara jenggot bagi orang beriman sangatlah jelas dan tegas. Oleh karena itu sangatlah tidak baik jika kita mengabaikannya. Ketahuilah bahwa memelihara jenggot tak ada kaitannya dengan budaya tapi berkaitan dengan perintah Allah melalui Rasul-Nya.

Oleh karena itu perhatikanlah, bagaimana kuatnya kemauan Syaikh al Utsaimin Rahimahullah (wafat 1421 H), memelihara sunnah untuk menjaga  perintah syariat dalam memelihara jenggot.  Ketika beliau  divonis terkena kanker disarankan dokter menjalani pengobatan dengan kemo therapy.

Tapi ketika beliau diberitahu bahwa therapy itu berdampak akan rontoknya rambut beliau, beliau rahimahullah pun bertanya, apakah jenggot beliau juga akan rontok karena therapy.
Dokter mengatakan bahwa termasuk jenggot beliau pun akan rontok. Lalu beliau menolak untuk menjalani pengobatan dengan  therapy tersebut. Ketika ditanya sebabnya, beliau menjawab : Aku ingin menghadap Allah dalam keadaan berjenggot.

Begitulah kokohnya semangat  beliau dalam menjaga jenggotnya sampai akhir hayat dan ingin diwafatkan dalam keadaan berjenggot. Lalu bagaimana dengan sebagian manusia yang dengan enteng mencela orang berjenggot, pada hal Rasulullah tidak suka melihat orang orang yang memotong jenggotnya. Wallahu A’lam. (1.421). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar