Selasa, 23 Oktober 2018

MENCINTAI HARTA SALAH SATU TABIAT MANUSIA


MENCINTAI HARTA SALAH SATU TABIAT MANUSIA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Mencintai harta adalah salah satu tabiat manusia meskipun dengan kadar yang berbeda beda. Ada manusia yang kecintaannya terhadap harta sedang sedang saja. Dia menempatkan harta di tangannya bukan di hatinya. Sementara itu ada pula yang menempatkan harta di hatinya seolah olah harta adalah segalanya yang harus dicari dikumpulkan dan dikembangkan sebanyak mungkin. 

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa harta menjadi kecintaan manusia, sebagaimana firman-Nya :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S  Ali Imran 14).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam juga mengingatkan dalam sabda beliau bahwa harta adalah salah satu fitnah umat beliau :

 إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ

Sesungguhnya pada setiap umat (kaum) ada fitnah (yang merusak, menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah harta (HR. Bukhari)

Ayat al Qur an dan as Sunnah ini adalah juga merupakan peringatan  bagi orang orang beriman untuk berhati hati dalam mencari atau mendapatkan harta. Sungguh manusia akan ditanya tentang harta dengan dua pertanyaan : (1) Dari mana diperoleh, dan (2) Kemana dibelanjakan. 

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ

Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba ketika hari Kiamat kelak hingga ia ditanya : (1) Tentang umurnya untuk apa ia habiskan. (2) Tentang ilmunya untuk apa dia amalkan. (3) TENTANG HARTANYA  dari mana dia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan. (4) Tentang badannya untuk apa dia letihkan. (H.R Imam at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah Hadits Shahih).

Selanjutnya mari kita perhatikan nasehat Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin dalam perkara harta. Beliau berkata : Mencintai harta itu merupakan tabiat manusia. Ini sebagaimana djelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ

Dan sesungguhnya dia  sangat bakhil karena cintanya kepada harta.  (Q.S al ‘Adiyaat 8).

Juga berdasarkan firman Allah : 

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

Dan kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan. (Q.S al Fajr 20).
Namun jika kecintaan seseorang terhadap harta  dengan tujuan mengembangkan harta itu agar bisa melakukan amal shalih maka kecintaan itu menjadi baik karena harta itu menjadi terbaik ketika berada pada tangan orang yang shalih. Betapa banyak orang yang Allah Ta’ala anugerahkan kekayaan kepada mereka lalu harta mereka itu menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam berjihad di jalan Allah, penyebaran ilmu, menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan dan dalam berbagai perbuatan baik lainnya. (Fatawa Nuur ‘alad Darb).

Syaikh Utsaimin juga mengingatkan : Hampir tidak ada seorang pun yang selamat dari rasa cinta yang dalam terhadap harta. Tetapi tidak semua orang mencintai harta dengan berlebihan. Sebagian ada yang menyukai harta sekedar untuk mencukupi kebutuhan sehari hari agar dapat beribadah kepada Allah. Sebagian lagi ada yang ingin lebih dari yang demikian dan sebagian lagi menginginkan harta yang berlimpah ruah. 
Kesimpulannya bahwa setiap manusia menyukai (mencintai) kebaikan (harta), namun kecintaan tersebut bertingkat tingkat. Lain orang maka lain pula kadar kecintaannya kepada harta. (Tafsir Juz ‘Amma)

Oleh karena itu orang orang beriman harus menjaga dirinya dari godaan untuk mengejar  harta dunia. Cukuplah memiliki harta sekedar memenuhi kebutuhan yaitu agar bisa beribadah dengan baik. Sekiranya diberi harta yang berlebih maka haruslah dibelanjakan untuk mencari ridha dan mendekatkan diri kepada-Nya. Insya Allah bisa selamat di dunia dan di akhirat.

Wallahu A’lam. (1.427)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar