Senin, 30 Januari 2017

NABI DIBERI MUKJIZAT SESUAI KEBUTUHAN KAUMNYA



NABI DIBERI MUKJIZAT SESUAI KEBUTUHAN KAUMNYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dahulu nenek moyang kita Adam dan Hawa berada di surga lalu Allah turunkan ke bumi. Allah berfirman : “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Q.S al Baqarah 38).

Petunjuk itu adalah berupa wahyu dari Allah melalui Nabi dan Rasul yang diutus-Nya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa  Allah Ta’ala telah mengutus Nabi dan Rasul dalam jumlah yang banyak sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Menurut hadits yang diriwayatkan oleh at Tirmidzi, jumlah Nabi adalah  124.000 orang, sedangkan jumlah Rasul ada 312 orang. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam   ketika ditanya tentang jumlah para nabi, beliau bersabda : “(Jumlah para nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi.” “Lalu berapa jumlah Rasul di antara mereka ?” Beliau menjawab, “Tiga ratus dua belas (312)”
 
Petunjuk terakhir adalah berupa kitab yaitu al Qur an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam sebagai Rasul terakhir.

Untuk memudahkan dan memperkuat dakwahnya maka para Nabi dan Rasul diberi Allah Ta’ala berbagai kelebihan bahkan ada yang diberi banyak mukjizat. Sungguh  mukjizat mukjizat itu disesuaikan Allah Ta’ala dengan keadaan dan kebutuhan kaum yang akan didakwahi, diantaranya adalah :

Pertama : Mukjizat Nabi Musa ‘Alaihissalam.
Salah satu mukjizat Nabi Musa sesuai dengan kondisi umat pada masa itu, yang kebanyakan dari mereka adalah tukang sihir yang lihai. Karenanya, Allah Ta’ala mengutus Musa dengan beberapa tanda kemampuan yang menarik pandangan mata dan menundukkan musuh musuhnya.  

Dikisahkan bahwa Nabi Musa datang kepada para tukang sihir Fir’aun dan menasehati mereka sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya : “Musa berkata kepada mereka (para penyihir) : Celakalah kamu !. Janganlah kamu mengada adakan kebohongan terhadap Allah, nanti Dia membinasakan kamu dengan adzab. Dan sungguh rugi orang orang yang mengada adakan kebohongan.  (Q.S Thaha 61). 

Kemudian para ahli sihir Fir’aun berhimpun dan datang dengan berbaris baris. “Maka kumpulkanlah segala tipu daya (sihir) kamu kemudian datanglah dengan berbaris. Dan sungguh beruntung orang yang menang pada hari ini. (Q.S Thaha 64)

Setelah  tukang sihir ini datang dalam waktu bersamaan dan berkumpul,  masing masing saling mengajak untuk maju karena Fir’aun menjajikan dan memberikan berbagai harapan kepada mereka. Mereka berkata kepada Musa apakah engkau yang akan melempar lebih dahulu atau kami ?. Lalu Musa menjawab : Silahkan kalian melemparkan (lebih dahulu). Ini dijelaskan dalam Allah dalam firman-Nya : “Mereka berkata : Wahai Musa !. Apakah engkau yang melemparkan (lebih dahulu) atau kami yang lebih dahulu melemparkan ?.
Dia (Musa) berkata : Silahkan kamu melemparkan !. Maka tiba tiba tali tali dan tongkat tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan akan merayap cepat karena sihir mereka. Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berfirman : Jangan takut !. Sungguh engkaulah yang unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu. Niscaya ia akan menelan apa yang mereka buat. Apa yang mereka buat hanyalah tipu daya penyihir (belaka). Dan tidak akan menang pesihir itu dari mana pun mereka datang.  (Q.S Thaha 65-69).

Dalam surat al A’raf disebutkan pula bahwa Allah Ta’ala mewahyukan kepada Musa untuk melemparkan tongkatnya yaitu firman-Nya : “Dan kami wahyukan kepada Musa. Lemparkanlah tongkatmu !. Maka tiba tiba ia menelan (habis) semua kepalsuan mereka. Maka terbuktilah kebenaran dan segala yang mereka kerjakan jadi sia sia. Maka mereka dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang orang yang hina. Dan para penyihir itu serta merta menjatuhkan diri dengan bersujud. Mereka berkata : Kami beriman kepada Rabb seluruh alam. (yaitu) Rabb Musa dan Harun. (Q.S al A’raf 117-122).

Setelah dilemparkan ternyata tongkat Nabi Musa  menjadi ular yang besar dan memakan semua tali temali dan tongkat mereka. Akhirnya para tukang sihir Fir’aun tercengang dan  benar benar bingung. Mereka tersungkur dan bersujud. Kemudian dengan suara lantang mereka mengatakan kepada semua yang hadir tanpa rasa takut sedikitpun kepada ancaman Fir’aun. Mereka para tukang sihir berkata sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya : “ …. Aamannaa bi rabbi haruuna wa muusaa”. Kami beriman kepada Rabb semesta alam, yaitu Rabb Harun dan Musa. (Q.S Thaha 70).

Kedua : Mukjizat Nabi ‘Isa  ‘Alaihissalam.
Begitu pula halnya dengan ‘Isa putera Maryam yang diutus pada zaman (banyaknya) orang orang yang ahli di bidang pengobatan yaitu sebagai tabib. Allah Ta’ala mengutusnya dengan dibekali pula dengan berbagai macam mukjizat untuk mampu mengobati berbagai penyakit yang tidak dapat dilakukan oleh para tabib saat itu. 

Nabi Isa diberi  mukjizat diantaranya mampu menyembuhkan orang yang buta semenjak kandungan ibunya sementara keadaannya itu lebih parah dari orang buta. Dan juga penyakit kusta dan penyakit kronis lainnya bahkan menghidupkan orang yang telah mati. Itu semua merupakan mukjizat dan kebenaran Nabi Isa dan sekali gus sebagai bukti kekuasaan Dzat yang telah mengutusnya. Mukjizat mukjizat ini telah memperkuat dakwah Nabi Isa.

Ketiga : Mukjizat Nabi Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wasallam.
Nabi Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wasallam diutus sebagai Rasulullah pada saat orang orang kafir Quraisy sangat menguasai ilmu bahasa, sastra dan keahlian membuat syair.  Bahkan para ahli syair sangat dihargai. Juga ada lomba membuat syair dan syair syair terbaik mendapat kesempatan untuk ditempelkan di Ka’bah.

Lalu Allah menurunkan al Qur an yang agung kepada Rasulullah sebagai mukjizat terbesar bagi beliau. Al Qur an memiliki bahasa yang sangat sempurna, sangat indah sehingga membuat kagum para ahli ahli syair kafir Quraisy. Ada diantara mereka yang mengatakan ayat ayat al Qur an itu bukan syair (ya pasti bukan syair). Lafazh al Qur an menurut  mereka  sangat tinggi dan  tidak sebanding dengan kalimat syair syair yang terbaik sekalipun yang pernah mereka buat. Lafazh al Qur an yang begitu hebat merupakan salah satu hujjah kekuatan untuk mendakwahi mereka.

Bahkan lafazh al Qur an itu mengandung mukjizat yang menantang setiap makhluk baik jin maupun manusia untuk membuat yang semisal dengannya. Dan dapat dipastikan mereka meskipun ahli bahasa dan ahli syair lalu berkumpul dan saling tolong menolong untuk membuatnya mereka tidak akan bisa dan pasti tidak bisa. 
 
Allah berfirman : “Fain lam taf’aluu a lan taf’aluu…”. Dan jika kalian tidak mampu membuatnya dan (pasti) tidak mampu (membuatnya) ….Q.S al Baqarah 24.

Yang demikian itu tidak lain karena ia merupakan firman Allah Maha Pencipta dan Maha Perkasa lagi Mahamulia. Allah Yang Mahatinggi, yang tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya baik dalam Dzat, sifat maupun perbuatan. (Lihat Kitab Qishashul Anbiyaa’, Imam Ibnu Katsir).

Itulah sebagian mukjizat para Nabi yang diturunkan Allah Ta’ala sesuai dengan keadaan kaum yang akan didakwahi oleh para Nabiyullah. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (945)
  
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar