Kamis, 19 Januari 2017

KEKELIRUAN PANDANGAN SYI'AH TERHADAP AHLUSSUNNAH



KEKELIRUAN PANDANGAN SYI’AH TERHADAP AHLUSSUNNAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu keyakinan pokok Syi’ah adalah menghalalkan jiwa dan harta Ahlussunnah. Ini adalah sebagaimana dicantumkan dalam banyak kitab mereka.  Mereka menyebut Ahlussunnah dengan istilah an Nasib. Julukan ini diberikan Syi’ah kepada Ahlussunnah karena Ahlussunnah mendahulukan keutamaan Abu Bakar, Umar, Utsman sebelum Ali bin Abi Thalib.

 Padahal sungguh sudah sangat jelas bahwa urutan keutamaan itu memang demikian adanya dan ini sudah ada semenjak zaman Rasulullah. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar. “Kami pernah memilih-milih manusia terbaik (selain Rasululah) pada masa Rasulullah, maka kami memilih Abu Bakar kemudian Umar kemudian Utsman”, diriwayatkan Imam Bukhari. Imam ath Thabrani menambahkan dalam kitab al Kabir : “Kemudian Rasulullah mengetahui hal itu, beliau tidak mengingkarinya.

Ibnu Asakir berkata : “Kami mengutamakan Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.”

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan yang lainnya, dari Ali bin Abi Thalib bahwa beliau berkata : Sebaik-baik umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, Umar. Jika engkau mengharapkan pasti aku katakan yang ketiganya” Adh Dhahak mengatakan ini hadits mutawatir. ( Dari Syaikh Abdullah bin Jibrin).

Jadi urutan keutamaan umat Muhammad adalah maklum yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. 
  
Lalu bagaimana buruknya pandangan Syi’ah terhadap Ahlussunnah. Ini dijelaskan dalam beberapa kitab Syi’ah. Diantaranya disebutkan bahwa seseorang bertanya kepada Abu Abdillah  : Apa pendapat anda tentang an Nasib (julukan Syi’ah terhadap Ahlussunnah). Ia menjawab : halal darahnya, tapi saya mengkhawatirkan keselamatan anda. Maka jika anda mampu merobohkan tembok dan merobohi orang-orang Ahlussunnah atau menenggelamkannya dilautan, sehinggga tidak ada yang menyaksikan perbuatanmu maka lakukanlah. Kemudian orang ini bertanya lagi : Bagaimana pendapat anda tentang hartanya . Ia menjawab : “Ambillah jika anda mampu mengambilnya. (Kitab Syi’ah, Mahasin Nafsaniyah).
Orang-orang Syi’ah berpendapat bahwa Ahlussunnah lebih besar kekufurannya dari orang-orang Yahudi dan Nasrani dikarenakan mereka kafir asli.    Lain halnya dengan orang-orang Ahlussunnah mereka adalah orang yang murtad. Kekufuran dari kemurtadan lebih besar daripada kekufuran asli.

Itulah sebabnya orang-orang Syi’ah selalu membantu orang-orang kafir didalam peperangan melawan orang-orang Islam sebagaimana diceritakan dalam sejarah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan dalam Majmu’ Fatawa : Orang-orang Syi’ah Rafidhah telah membantu tentara Tatar ketika Tatar memerangi Islam.

Perhatikanlah keadaan saat ini. Bukankah kaum Syi’ah banyak melakukan kerjasama dengan orang orang kafir untuk menjalankan niat buruk mereka mencelakakan Ahlussunnah.

Tentang pernikahan, al Fudhail bin Yasar bertanya kepada Abu Ja’far  tentang wanita Syi’ah, apakah boleh dikawinkan dengan laki-laki Ahlussunnah. Ia menjawab : Tidak, karena laki-laki Ahlussunnah, yang sesuai dengan penamaan mereka an Nasib, adalah kafir (kitab Wasailusy Syi’ah).   
 
Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk menghambat perkembangan mereka dimana pun di seluruh negeri karena keberadaan mereka sangat membahayakan bagi sunni atau ahlussunnah.
Wallahu A’lam. (934)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar