Jumat, 13 Januari 2017

BENTENG PERTAHANAN TERHADAP TIPU DAYA SYAITHAN



BENTENG PERTAHANAN TERHADAP TIPU DAYA SYAITHAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Orang orang beriman memiliki musuh  yang merupakan  ujian bagi mereka. Diantara musuh yang berbahaya  adalah syaithan baik dari jenis jin maupun manusia. Allah Ta’ala telah menjelaskan tentang musuh kita ini yang harus diperlakukan sebagai musuh. Syaitan menginginkan manusia mengikuti mereka menjadi penghuni neraka.

Allah Ta’ala berfirman : “Innasy syaithana lakum ‘aduwwun, fattakhidzuuhu ‘aduwwan. Innama yad’uu hizbahuu li yakuunuu min ash-habis sa’iir” Sungguh, syaithan itu musuh bagimu maka perlakukanlah dia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang bernyala nyala (Q.S Faatir 6).

Syaikh as Sa’di berkata : Hendaknya permusuhan syaithan kepada kalian menjadi perhatian. Jangan kalian meremehkan serangan serangan (musuh ini) yang bisa terjadi setiap waktu. Sebab syaithan bisa melihat kalian dan kalian tidak bisa melihatnya. Dan dia selalu mengintai kalian.  (Kitab Taisir Tafsir Kariimir Rahman) 

Ketahuilah bahwa iblis telah bersumpah untuk menyesatkan manusia sehingga bisa menemani mereka di neraka kelak. Allah berfirman : “Qaala fa bimaa aghwaitanii la-aq’udanna lahum shiraathakal mustaqiim”. (Iblis) menjawab : Karena Engkau telah menyesatkan aku pasti aku akan selalu menghalangi mereka (manusia) dari jalan-Mu yang lurus. (Q.S al A’raaf  16). 

Diantara penjelasan tentang ayat ini adalah  :

Pertama : “Iblis menjawab : Karena engkau telah menghukumku tersesat”.  Maknanya adalah Engkau telah menjadikan aku tersesat. (Ibnu Abbas sebagaimana dinukil dalam Aisar at Tafaasir). 

Kedua : Maka saya benar benar akan (menghalangi) mereka dari jalan yang lurus. Imam Ibnu Katsir berkata : Jika diterjemahkan secara makna perkata, maka terjemahannya adalah : Saya akan benar benar duduk untuk mereka di jalan-Mu yang lurus. Maksud duduk di jalan tersebut adalah terus menerus berada di jalan tersebut untuk menghalangi mereka. Dan ini adalah sumpah iblis untuk menyesatkan manusia. Iblis benar benar akan menghalang halangi umat manusia untuk menuju Allah Ta’ala yang lurus.  Jalan-Mu yang lurus adalah seluruh jalan menuju kebenaran dan dan keselamatan.  (Tafsir Ibnu Katsir). 

Oleh karena itu wajiblah bagi seorang hamba untuk selalu menutup pintu bagi syaithan agar tidak mencelakakannya. Imam Ibnul Qayyim (wafat tahun 751 hijriah) beliau berkata : Bahwa semua manusia yang memiliki  akal akan mengetahui bahwa tidak ada pintu masuk bagi syaithan kecuali tiga :

Pertama : Boros dan berlebihan yaitu menambah atas ukuran yang melebihi kebutuhan. Berlebihan itu adalah bagian syaithan dan pintu masuknya kedalam hati. Cara menjaganya adalah dengan tidak memberikan kepada diri di luar kebutuhan (berlebihan dalam) makanan, tidur, kelezatan atau istirahat.

Kedua : Lalai, karena orang yang berdzikir (seolah olah) berada dalam benteng. Ketika dia lalai (dari berdzikir) maka pintu benteng itu terbuka. Lalu musuh pun akan memasukinya dan orang ini akan kesulitan untuk mengeluarkan musuh (syaithan) yang telah masuk.

Ketiga : Memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya.

Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa sebenarnya tipu daya syaithan itu amatlah lemah. Allah berfirman : “Inna kaidasy syaithaani kaana dha’iifa”. Sesungguhnya tipu daya syaithan itu lemah.(Q.S an Nisa’ 76). 

Syaikh as a’di berkata : Dan syaithan meskipun tipu dayanya telah banyak dan berbagai macam, namun semuanya itu sangatlah lemah yang sama sekali tidak akan mengalahkan sekecil apapun kebenaran dan tidak pula terhadap siasat Allah bagi hamba hamba-Nya yang beriman. Tafsir Taisir Karimir Rahman) 

Bahkan untuk menghadapi tipu daya syaithan, Allah Ta’ala telah memberi banyak  petunjuk kepada orang orang beriman untuk melawan tipu daya syaithan ini, diantaranya :
Pertama : Berlindung kepada kepada Allah Ta’ala.
 Sungguh seorang beriman hanya akan memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala jika diganggu oleh syaithan. Allah berfirman : “Wa imma  yanzaghannaka minasy syaithaani nazghun fasta’idz billahi innahuu huwas samii’ul ‘aliim”. Dan jika syaithan mengganggumu dengan suatu godaan maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sungguh Dialah Yang Maha Mendengar Maha Mengetahui. (Q.S Fushilat 36).

Sungguh salah satu gangguan yang akan dilakukan syaithan adalah kepada orang orang yang akan membaca al Qur an baik dalam shalat maupun di luar shalat. Allah Ta’ala menyuruh kita memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala.

Allah berfirman : “Fa idzaa qara’tal qur-an fasta’idz billahi minasy syaithaanir rajiim”. Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca al Qur an mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaithan yang terkutuk. (Q.S an Nahal 98) 

 Kedua : Beriman dan bertawakal.
 Diantara cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari tipu daya syithan adalah senantiasa beriman dan bertawakal atau berserah diri kepada Allah Ta’ala. Allah berfirman : “Innahuu laisa lahuu sulthaanun ‘alal ladziina aamanuu wa ‘alaa rabbihim yatawakkaluun”. Sungguh syaithan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. (Q.S an Nahal 99)

Ketiga : Membaca ayat Kursi yakni surat al Baqarah 255.
Dalam potongan sebuah hadits yang panjang disebutkan bahwa Abu Hurairah berkata :  Maka aku pun mengintipnya  untuk yang ketiga kalinya. Ia pun datang mengambil makanan. Aku lalu menangkapnya, kemudian berkata, “Aku pasti akan menyerahkanmu kepada Rasulullah  dan ini adalah ketiga kalinya engkau mengaku tidak akan kembali lagi. Maka laki laki itu berkata : Lepaskanlah aku, karena aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat yang Allah jadikan bermanfaat untukmu. Aku bertanya menyelidik : Apakah itu ?.

Ia (syaithan) berkata : Apabila engkau pergi tidur, maka bacalah ayat Kursi, maka akan ada terus penjagaan (bagimu)  dari Allah dan syaithan tidak dapat mendekatimu sampai waktu pagi.  Lalu aku membiarkannya pergi.

Ketika pagi hari, Rasulullah  berkata kepadaku :   “Apa yang dilakukan orang yang engkau tangkap semalam ?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah : Ia mengaku bahwa ia bisa mengajarkan kepadaku beberapa kalimat yang bermanfaat untukku, kemudian aku membiarkannya pergi.” Beliau bertanya : “Apakah itu ?”. Aku menjawab : Ia berkata kepadaku : Apabila engkau hendak tidur, maka bacalah ayat Kursi dari awal sampai akhir : Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum.  Dan ia berkata kepadaku : Akan terus ada penjagaan dari Allah atas kamu, dan syaithan tidak akan mendekatimu sampai pagi.

Maka Nabi  bersabda : “Ia telah berkata jujur kepadamu walaupun ia si pendusta. Tahukah engkau siapa yang berbicara kepadamu itu sejak tiga hari  lalu, wahai Abu Hurairah ?”. Aku menjawab : Tidak wahai Rasulullah. Beliau  bersabda : “Itu adalah syaithan.” (H.R Imam Bukhari).

Keempat : Membaca surat al Baqarah.
Diantara cara untuk menangkal syaithan agar keluar dari rumah kita adalah dengan senantiasa membaca surat al Baqarah.

Rasulullah bersabda : “Laa taj’aluu buyuutakum maqaabira !. Innasy syaithaana yanfiru min baitiladzi tuqra-uu fiihi suratul baqarah”. Janganlah kalian jadikan rumah kalian (seperti) kuburan. Sesungguhnya syaithan lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surat al Baqarah. (H.R Imam Muslim dari Abu Hurairah).

Kelima : Mengucapkan basmalah saat masuk rumah.
Bacaan basmalah sangatlah dianjurkan ketika memasuki rumah. Ini bermanfaat agar syaithan tidak menjadikan rumah kita sebagai tempat tinggalnya. Sungguh sangatlah tidak baik jika syaithan berada dalam rumah kita karena  akan memudahkan mereka mengganggu dan melakukan tipu daya.

Rasulullah bersabda : “Apabila seseorang memasuki rumahnya dan berdzikir kepada Allah (dengan membaca basmalah) tatkala masuk (rumah) dan makan, syaithan akan berkata (kepada teman temannya, pen.) : Kalian tidak mendapatkan tempat menginap dan makan malam (di rumah ini).

Dan jika dia masuk namun tidak membaca basmalah, syaithan akan berkata (kepada teman temannya, pen.) : Kalian mendapatkan tempat menginap.. Dan jika dia tidak membaca basmalah sebelum makan, niscaya syaithan  akan berkata : Kalian mendapatkan tempat menginap dan makan malam”. (H.R Imam Muslim dari Jabir bin Abdullah).

Itulah diantara benteng pertahanan bagi orang yang beriman untuk menghalangi kejahatan dan tipu daya syaithan kepadanya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (929).


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar