Jumat, 20 Januari 2017

ALLAH MEMBERI BALASAN ATAS APA YANG DIAMALKAN



ALLAH MEMBERI BALASAN ATAS APA YANG DIAMALKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap hamba wajib untuk belajar agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat.  Rasulullah bersabda :  Thalibul ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim” Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah). 
  
Bahkan Rasulullah  bersabda bahwa belajar ilmu akan memudahkan jalan bagi seorang hamba menuju surga. : “Man salaka thariiqan yaltamizu bihi ilman salallahu lahu bihi  thariqan  illal  jannah.” Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,  Allah mudahkan jalannya menuju surga. (H.R Imam Muslim). 

Adapun ilmu yang paling utama dan wajib  dipelajari adalah ilmu syar’i dan juga ilmu ilmu lainnya yang bermanfaat bagi kaum muslimin. 

Apa yang dimaksud dengan ilmu syar’i diantaranya telah dijelaskan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, dalam kitab beliau, al ‘Ilm wa Akhlaqu Ahliha, menjelaskan bahwa : Ilmu syar’i adalah ilmu yang terkandung dalam al Qur an dan as Sunnah, yakni : (1) Ilmu tentang Allah dan Sifat-sifat-Nya. (2) Ilmu tentang hak Allah terhadap hamba-Nya. (3) Ilmu  tentang segala hal yang disyari’atkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. (4) Termasuk juga ilmu tentang jalan yang akan mengantarkan hamba kepada ilmu itu beserta segala rinciannya.

Ketahuilah bahwa setelah belajar ilmu maka muncul kewajiban berikutnya yaitu mengamalkan ilmu. Ini adalah kewajiban seorang yang telah mengetahui suatu ilmu. Ilmu tidak bermanfaat jika tidak diamalkan. Sesungguhnya buah ilmu adalah amal. Dan Allah hanya akan memberikan balasan berdasarkan amal yang dilakukan.

Sungguh Allah Ta’ala  berfirman : “Innama tujzauna ma kuntum ta’malun.” Sesungguhnya kamu diberi balas terhadap apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Ath Thuur 16).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat ini bahwa Allah tidak akan pernah menzhalimi seorangpun. Bahkan sebaliknya. Dia senantiasa memberikan balasan kepada setiap orang sesuai dengan amalnya

Ketahuilah, bahwa Allah hanya akan membalas apa yang kamu kerjakan bukan apa yang kamu ketahui. Oleh karena itu sangatlah buruk keadaan orang orang yang berilmu tapi tidak diamalkan. Diantara keburukan yang akan diperoleh bagi seseorang yang tidak mengamalkan ilmunya adalah :
 
Pertama : Mendapat celaan Allah.
Allah mencela orang yang mengetahui tapi tidak mengamalkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Mengapa kamu suruh orang lain (melakukan) kebajikan sedangkan kamu melupakan (kewajiban) dirimu. Maka tidaklah kamu berfikir.” (Q.S. al Baqarah 44).

Dalam kitab Tafsir Taisir  Karimur Rahman, Syaikh as  Sa’di antara lain menjelaskan : Ayat ini turun, walaupun kepada bani Israil, namun bersifat umum kepada setiap orang, karena ini adalah firman Allah. Selanjutnya Syaikh berkata : Barangsiapa yang menyuruh orang lain kepada kebaikan lalu dia tidak melakukannya atau melarang  dari kemungkaran namun dia tidak meninggalkannya maka hal itu menunjukkan tidak ada akal padanya. Dan ini suatu kebodohan. Khususnya bila dia telah mengetahui hal itu dan hujjah benar-benar  telah ditegakkan atasnya.

Kedua : Mendapat kebencian Allah.
Allah sangat membenci orang yang berkata tapi tidak mengamalkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Hai orang orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian disisi  Allah, bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S ash Shaaf 2-3).

Apakah kondisi tercela seperti ini pantas bagi orang-orang yang beriman ?. Bukankah amat besar murka Allah pada orang yang mengatakan sesuatu namun tidak dikerjakannya.

Oleh karena itu orang yang menyuruh berbuat baik seharusnya menjadi orang yang pertama mengamalkannya. Dan orang yang melarang kemungkaran seharusnya menjadi orang yang paling jauh dari kemungkaran itu. (Syaikh as Sa’di).

Jadi yang akan ditanya dan dihisab kelak di yaumil akhir adalah amal. Bukan ilmu. Bahkan setiap hamba akan ditanya tentang  ilmu yang telah dipelajari dan dia miliki.

Dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda : “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba ketika hari Kiamat kelak hingga ia ditanya : (1) Tentang umurnya untuk apa ia habiskan. (2) Tentang ilmunya untuk apa dia amalkan. (3) Tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan. (4) Tentang badannya untuk apa dia letihkan. (H.R Imam at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah Hadits Shahih).

Oleh sebab itu teruslah belajar ilmu dengan ikhlas  dan sungguh sungguh. Lalu bersegeralah mengamalkannya dengan sungguh sungguh pula. Ketahuilah bahwa amal yang disandarkan kepada ilmu merupakan bekal  bagi setiap hamba menuju negeri akhirat.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (936).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar