Senin, 02 Januari 2017

DISERET KENERAKA KARENA RIYA' KETIKA BERAMAL



DISERET KE NERAKA KARENA RIYA  KETIKA BERAMAL

Oleh : Azwir B. Chaniago

Riya’ berasal dari kata ru’yah yaitu melihat. Secara bahasa riya’ artinya memperlihatkan kepada orang lain sesuatu yang berbeda yang ada padanya. Adapun menurut istilah maka para ulama memberikan definisi  berbeda beda namun hakikatnya sama. Diantaranya adalah : Seorang hamba melakukan ibadah yang seharusnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala tetapi dia tidak meniatkannya untuk Allah Ta’ala bahkan untuk tujuan duniawi.

Imam al ‘Izz bin Abdussalam berkata : Riya’ adalah menampakkan amal ibadah untuk meraih tujuan dunia, mungkin mencari manfaat dunia, mungkin mencari manfaat duniawi atau pengagungan atau penghormatan. (Qawaa’idul Ahkam).

Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata : Ia melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala hanya ingin mengambil perhatian orang lain dan agar mendapat nama di tengah tengah masyarakat, bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ia bersedekah karena ingin dikatakan dermawan, menyempunakan shalatnya agar orang mengatakan shalatnya bagus dan lain lain.

Seharusnya ibadah hanya untuk Allah akan tetapi menginginkan dengan itu pujian dari orang lain. Mereka mendekatkan diri kepada manusia dengan cara melaksanakan ibadah kepada Allah Ta’ala. Seperti inilah yang disebut riya’. (Tafsir Juz ‘Amma).
Sungguh perbuatan riya’ dalam beramal adalah merusak keikhlasan dan riya’ termasuk salah satu dosa besar sebagaimana disebutkan oleh Imam adz Dzahabi (Kitab al Kabaa-ir). 

Ketahuilah bahwa diantara kerugian perbuatan riya’ adalah akan menghilangkan nilai pahala dari amal shalih yang dilakukan seseorang. Allah Ta’ala berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman !. Janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (Q.S al Baqarah 264).

Sungguh Rasulullah telah mengingatkan tentang kerugian besar bagi orang orang yang riya’ dalam beramal.  Mereka akan menjadi orang  yang pertama kali akan diadili dan dilemparkan ke dalam neraka. Na’udzubillah min dzaalik. 

Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah, dia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama kali yang akan diputuskan (pengadilannya) pada hari Kiamat adalah seorang laki laki yang mati syahid. Dia didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya kepadanya dan dia mengakuinya.

Allah bertanya : Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia menjawab : Aku berperang untuk-Mu sehingga aku mati syahid. Allah berkata : Engkau dusta. Tetapi engkau berperang agar dikatakan seorang pemberani dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut , kemudiaan dia diseret di atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam neraka.
Dan seorang laki laki yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya. Dia membaca al Qur an. Dia didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya kepadanya dan dia mengakuinya. 

Allah bertanya : Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia menjawab : Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca al Qur an untuk-Mu. Allah berkata : Engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan seorang yang ‘alim, engkau membaca al Qur an agar dikatakan seorang qaari  dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut kemudian dia diseret di atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam neraka.

Dan seorang laki laki yang Allah luaskan rizkinya dan Allah juga memberikan berbagai macam harta benda. Dia didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya kepadanya dan dia mengakuinya.

Allah bertanya : Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia menjawab : Aku tidak meninggalkan satu jalanpun yang Engkau menyukai infaq padanya kecuali aku berinfaq padanya untuk-Mu. Allah berkata : Engkau dusta. Tetapi engkau melakukannya agar dikatakan dermawan dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut kemudian dia diseret di atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam neraka.  (H.R Imam Muslim).

Oleh karena seorang hamba haruslah tetap menjaga setiap amalnya agar benar benar dilakukan dengan niat ikhlas mencari ridha Allah saja dan dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (915).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar