Kamis, 26 Januari 2017

SIFAT ORANG ORANG YANG BENAR IMANNYA



SIFAT ORANG ORANG YANG BENAR IMANNYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap orang sangat mendambakan keberuntungan dalam hidupnya. Bahkan ingin beruntung di dunia dan di akhirat. Tidak ada yang mau mendapat kerugian. Lalu apa sebenarnya makna orang yang beruntung. Ketahuilah bahwa hakikat orang yang beruntung menurut syariat adalah tiada lain yaitu BISA MASUK KE SURGA. 

Ini dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya  : Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan DIMASUKKAN KE DALAM SURGA, MAKA SUNGGUH IA TELAH BERUNTUNG. Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Q.S Ali Imran 185).

Dan sungguh cita cita tertinggi seorang hamba adalah mendapat keberuntungan dengan ditempatkan Allah Ta’ala di dalam surga-Nya. Lalu datang pertanyaan : Apa modal atau bekal seorang hamba untuk bisa masuk ke surga ?.

Sungguh ini juga sudah dijelaskan Allah yaitu MEMILIKI IMAN  yaitu iman yang MELAHIRKAN AMAL SHALIH. Allah berfirman : “Wa basysyiril ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati anna lahum jannatin tajrii min tahtihal anhaar” . Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai.  (Q.S al Baqarah 25)

Mungkin diantara kita ada yang  merasa kita telah memiliki iman dan kemudian beramal shalih. Namun demikian mari kita periksa diri kita masing masing.  Apakah kita sudah beriman dengan benar.

Sungguh Allah Ta’ala telah menjelaskan tentang sifat sifat orang benar imannya yaitu sebagaimana firman-Nya : “Sesungguhnya orang orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hatinya dan apabila dibacakan ayat ayat-Nya kepada mereka bertambah imannya dan haya kepada Rabb mereka bertawakal. (yaitu) orang orang yang mendirikan shalat dan yang menginfakkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka.
Mereka itulah orang orang yang benar benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Rabb-nya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia”. (Q.S al Anfal 2-4).

Syaikh as Sa’di salah seorang diantara ulama besar Saudi Arabia yang ahli Tafsir, menjelaskan tentang ayat ini :

Pertama : (Adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka). Yakni takut kepada Allah Ta’ala sehingga dia menahan dirinya dari yang haram karena bukti ketakutan kepada Allah yang paling besar adalah mengendalikan pemilikinya dari dosa dosa.

Kedua : (Apabila dibacakan kepada merekan ayat ayat-Nya, bertambahlah iman mereka). Hal itu karena mereka menyimaknya dengan baik dan menghadirkan hati untuk merenungkannya. Dengan itu iman mereka bertambah, karena merenungkan termasuk perbuatan hati.
Dan juga karena mereka akan menemukan makna yang baru yang sebelumnya belum mereka ketahui dan mengingatkan apa yang telah mereka lupakan. Atau memunculkan keinginan dalam hati mereka kepada kebaikan dan kerinduan kepada kemuliaan Allah. Atau memunculkan rasa takut berbuat dosa dan (takut terhadap) adzab Allah yang semuanya itu menambah keimanan.   
   
Ketiga : (Dan kepada Rabb-lah) semata tanpa sekutu bagi-Nya (mereka bertawakal). Yakni mereka menyandarkan hati mereka kepada Allah dalam mendatangkan kemashlahatan dan menolak kemudharatan, baik dalam urusan agama maupun duniawi. Mereka percaya bahwa Allah Ta’ala akan melakukan itu. Dan tawakal adalah pendorong kepada seluruh amal dimana amal itu tidak ada dan tidak sempurna tanpa tawakal.

Keempat : (Yaitu, orang yang mendirikan shalat)  yang fardhu dan yang sunnah. Dengan amal amalnya yang lahir dan yang bathin seperti hadirnya hati yang merupakan inti dan ruh shalat.

Kelima : (dan menafkahkan dari sebagian rizki  yang Kami berikan kepada mereka), Yakni nafkah nafkah wajib seperti zakat, kafarat, nafkah kepada istri, kerabat dan hamba sahaya serta nafkah sunnah seperti sedekah pada jalan jalan kebaikan.
“Mereka itulah”, yang memiliki sifat yang disebutkan diatas adalah : “Orang yang beriman dengan sebenar benarnya” karena mereka telah menggabungkan : (1) Antara Islam dan Iman. (2) Antara amal lahir dan amal bathin. (3) Antara ilmu dan amal. (4) Antara hak Allah dengan hak hamba hamba-Nya. 

Kemudian Allah Ta’ala menyebutkan pahala orang orang yang beriman dengan sebenar benarnya. Allah berfirman : “Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Rabb mereka”. Yakni derajat yang tinggi sesuai dengan ketinggian amal mereka dan “ampunan “  bagi dosa dosa mereka  “serta rizki (nikmat) yang mulia”  yaitu apa yang Allah sediakan untuk mereka di surga dari apa yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas di benak manusia.
Ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang tidak sampai pada derajat mereka dalam keimanan maka walaupun dia masuk surga, namun dia tidak mendapatkan kemuliaan dari Allah (yaitu kemuliaan) yang sempurna seperti yang mereka dapatkan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu seorang hamba akan berusaha menjaga dan terus meningkatkan ketaatannya sehingga mencapai sifat orang orang yang benar imannya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. (943) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar