Sabtu, 07 Januari 2017

KEKELIRUAN PANDANGAN SYI'AH TERHADAP SAHABAT NABI



KEKELIRUAN PANDANGAN SYI’AH TERHADAP SAHABAT NABI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh tidak ada keraguan sedikitpun bahwa kaum Syi’ah memiliki keyakinan yang bathil dan keliru berat dalam memandang kedudukan para sahabat Nabi. Keyakinan mereka terhadap sahabat dilandaskan pada cacian, celaan, laknat,  pengkafiran dan mencap dengan murtad. Hanya beberapa orang saja yang mereka kecualikan. Ini disebutkan dalam banyak riwayat dan kitab yang ditulis ulama Syi’ah, diantaranya adalah :

Ulama Syi’ah al Kisyi meriwayatkan bahwa Abu Ja’far berkata : Semua orang murtad setelah wafatnya Nabi, kecuali tiga orang. Aku bertanya siapa mereka : Jawabnya, Al Miqdad bin Aswad, Abu Dzar al Ghifari dan Salman al Farisi.  
  
Penyebabnya kebencian ini adalah karena mereka berkeyakinan bahwa tiga Khalifah yakni Abu Bakar ash Shiddiq, Umar bin Khaththab dan Usman bin Affan  (sebelum Ali bin Abi Thalib)  beserta sahabat yang loyal kepadanya, telah merampas hak Ali sebagai Khalifah menggantikan Rasulullah. Padahal mereka pasti mengetahui bahwa Ali bin Abi Thalib juga loyal kepada khalifah sebelumnya.  
 
Selanjutnya Abu Ja’far berkata itulah makna dalam surat Ali Imran 144. “Wa ma Muhammadun illa rasulun, qadkhalat min qablihir rusul. Afain maata au qutilan qalabtum ‘ala a’qabikum” Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul, sebelumnya telah berlalu beberapa Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik kebelakang (murtad). 

Al Qummi, salah seorang mufassir Syi’ah menafsirkan firman Allah dalam surat an Nahal 90 dengan tafsiran sesat dan sangat batil dan jahil. “Wa yanhaa ‘anil fahsya’i wal munkari wal baghyi”. Dia (al Qummi) menafsirkan bahwa : al fahsya, perbuatan keji adalah Abu Bakar, wal munkar, perbuatan mungkar adalah Umar bin Khaththab dan al baghyi, permusuhan adalah Utsman bin Affan.  INI PENGHINAAN LUAR BIASA. SEMOGA ALLAH TA’ALA MENUNJUKKAN KEADILAN TERHADAP KEZHALIMAN MEREKA. 
 
Selain itu, dalam kitab al Qummi  antara lain dicantumkan teks doa yang batil : Ya Allah berikanlah kepada Muhammad dan keluarganya shalawat dan laknatlah kedua patung  quraisy, kedua jibti (sebutan untuk sihir dan tukang sihir, tukang ramal, dukun dan sejenisnya, pen.) dan taghutnya dan kedua anak perempuannya (yang dimaksud untuk dilaknat adalah Abu Bakar, Umar, Aisyah binti Abu Bakar dan Hafsah binti Umar). Selain doa ini masih sangat banyak dan tak terhitung jumlahnya teks doa-doa yang dibuat oleh petinggi Syi’ah untuk melaknat sahabat terutama Abu Bakar dan Umar bin Khaththab.

Orang-orang Syi’ah biasa merayakan hari kematian Umar. Memberikan penghargaan yang tinggi kepada Abu Lu’luah Majusi sebagai  : Bapak agama yang berani, karena jasanya telah membunuh Umar. Kuburan Abu Lu’luah di Iran dibangun dengan sangat megah dan mereka sering menziarahi sambil berdoa : Ya Allah kumpulkan kami dengan Abu Lu’luah.  Kenapa begitu ?. Sebabnya adalah karena  mereka yakin bahwa Abu Lu’luah masuk surga telah membunuh Umar bin Khaththab dan mereka mohon agar dikumpulkan bersama Abu Lu’luah di surga. Sungguh inilah  kebohongan.  

Meskipun Syi’ah telah menghina, mencela,   mencaci bahkan menyebut sahabat sebagai   murtad dan kafir, tapi sungguh Allah dan RasulNya sudah memuliakan para sahabat. Allah sudah meridhainya dan mensifati mereka sebagai umat terbaik. Ini tercantum dalam banyak ayat dan hadits Nabi. Diantaranya adalah :

Pertama : “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah”.  (Q.S. Ali Imran 110).
Ketahuilah ayat ini turun pada masa sahabat, dan paling utama yang dimaksud dengan umat terbaik tentulah para sahabat. Selanjutnya adalah orang –orang yang mengikuti cara beragamanya para sahabat sampai akhir zaman.
Perhatikanlah firman Allah dan hadits sebagai berikut :

Kedua : Surat  at Taubah 100 :  “Dan orang-orang  yang terdahulu lagi yang pertama tama (masuk Islam)  diantara  orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka  dengan baik,  Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.”  

Ketiga : Surat al Fath 29 : “Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaanNya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus diatas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.  
  
Keempat : Rasulullah bersabda : “ La tasubbu ashhabi, la tasubbu ashhabi fawalladzi nafsi biyadihi, lau anna ahadukum anfaqa misyla uhudin dzahaba ma adraka mudda ahadihim walaa nashiifahu.” Kalian jangan mencela sahabatku, kalian jangan mencela sahabatku,  Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di TanganNya, andaikan salah seorang dari kalian menyedekahkan emas sebesar gunung Uhud niscaya tidak akan menyamai satu mud mereka dan tidak pula setengahnya (H.R. Bukhari dan Muslim)

Kelima : Rasulullah bersabda : “Khairunnasi qarni, tsummal ladzina yaluunahum, tsummal ladzina yaluunnahum.” Manusia terbaik adalah masaku, kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya (H.R.Bukhari dan Muslim). 
 
Sungguh ternyata bahwa pandangan kaum Syi’ah terhadap sahabat  memang benar benar berseberangan  dengan penjelasan Allah Ta’ala dalam al Qur an dan penjelasan Nabi dalam  as Sunnah yang shahih. Oleh karena itu sangatlah pantas bahkan wajib jika pandangan Syi’ah yang bathil kita buang saja kebelakang.  
    
Wallahu A’lam (921)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar