Selasa, 10 Januari 2017

LISAN BISA MENGANTARKAN KE SURGA ATAU KE NERAKA



LISAN BISA MENGANTARKAN KE SURGA ATAU KE NERAKA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dizaman ini ada banyak  orang yang berbicara sesukanya. Mungkin belum memikirkan manfaat atau mudharat bagi dirinya dan bagi orang lain. Ketahuilah bahwa Rasulullah mengingatkan umatnya  bahwa berkata yang baik berkaitan langsung dengan iman seorang hamba. Jadi berbicara yang baik bukan sekedar tata krama bergaul atau akhlak semata tapi mencerminkan iman seseorang. 

Rasulullah  bersabda  : “Man kaana yu’minu billahi wal yaumil akhir falyaqul khairan au liyasmut.” Barang siapa beriman kepada Allah dan hari  akhir hendaklah ia berbicara yang baik atau diam. ( Mutafaq ‘alaihi).

Imam an Nawawi berkata : Apabila salah seorang dari kalian hendak berbicara dan pembicaraan tersebut benar-benar baik dan berpahala, baik dalam membicarakan yang wajib maupun sunnah, silahkan ia mengatakannya. Jika belum jelas baginya, apakah perkataan itu baik dan berpahala atau perkataan itu tampak samar baginya antara haram, makruh dan mubah, hendaknya dia tidak mengucapkannya. Berdasarkan hal ini, maka perkataan yang mubah tetap dianjurkan untuk ditingggalkan dan disunnahkan menahan diri untuk tidak mengatakannya, karena khawatir akan terjerumus kepada perkataan yang haram dan makruh. Inilah yang sering terjadi (Syarah Shahih Muslim)  

Oleh karena itu seorang hamba tidaklah berbicara sesukanya apalagi menganggap remeh suatu perkataan yang diucapkannya padahal tidak bermanfaat bahkan bisa jadi mudharat baginya.
Allah Ta’ala berfirman : (Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong)  itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu adalah masalah besar. (Q.S an Nuur 15)

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah ridhai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu, ternyata dengan kata tersebut Allah mengangkatnya beberapa derajat.
Dan sungguh seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah murkai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu ternyata karenanya Allah melemparkannya ke dalam neraka Jahannam.” (H.R Imam Bukhari)

Demikian pentingnya memelihara lisan maka RasulullahSalallahu ‘alaihi Wasallam   mengajarkan doa untuk menjaga lisan dan tentu sangat baik jika kita lazimkan membacanya pada setiap kesempatan.  Ya Allah terimalah taubatku, terimalah doaku, kuatkanlah hujjahku, tunjukilah hatiku, jagalah lisanku dan hilangkan rasa dengki dari hatiku. (H.R bu Dawud dan Imam Ahmad, dari Ibnu Abbas).

Oleh karena itu mari sama sama kita jaga lisan kita. Dan  juga perlu kita jaga tulisan tulisan  kita serta posting dan sharing kita di media sosial yang bisa jadi  membuat celaka  diri kita di akhirat kelak. 

Allah Ta’ala berfirman : “Wa laa taqfu maa laisa laka bihii ‘ilmun, innas sam’a wal bashara wal fu-aada kullu ulaa-ika kaanaa ‘anhu mas-uulaa”. Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya.  (Q.S al Isra’ 36).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (925).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar