Senin, 02 Januari 2017

MEMPEROLEH KEMULIAAN DENGAN AL QUR AN



MEMPEROLEH KEMULIAAN DENGAN AL QUR AN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dari zaman ke zaman hampir semua orang menginginkan kemuliaan bagi dirinya. Berbagai kegiatan dilakukan. Diantaranya berusaha agar dapat ilmu yang banyak dan gelar yang berderet di depan dan di belakang namanya. Ada pula yang tak henti hentinya  mengejar pangkat dan jabatan yang tinggi, mengumpulkan harta yang banyak, kehebatan penampilan dan yang lainnya. Sebagian manusia dengan susah payah memang ada yang mendapatkannya.

Tapi ketahuilah bahwa gelar, pangkat dan jabatan, harta, penampilan dan lainnya itu memang terkadang membuat orang orang kagum bahkan menjadi acuan untuk memuliakan seseorang. Lalu datang pertanyaan : Apakah keadaan yang demikian membuat seseorang menjadi mulia ?. Kalaupun mulia di mata siapa ?. 

Ternyata keadaan yang demikian belum tentu membuat seseorang menjadi mulia. Kalaupun iya mendapat kemuliaan yang dia kejar, itupun sangat sementara, fana. Bisa jadi kemuliaannya itu hanya dimata manusia tapi belum tentu mulia di sisi Allah. 

Sungguh kemuliaan telah dijanjikan Allah Ta’ala kepada hamba hamba-Nya yang selalu berpegang kepada al Qur an. Mereka adalah hamba hamba Allah yang senantiasa mempelajari al Qur an, selalu membacanya, menghafalnya, berusaha memahami makna maknanya, mengamalkannya, mengajarkan serta berdakwah dengannya.

Allah Ta’ala berfirman : “Laqad anzalnaa ilaikum kitaban fiihi dzikrikum afalaa ta’qiluun”. Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kalian sebuah Kitab (al Qur an) yang di dalamnya terdapat sebab sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya. (Q.S al Anbiya’ 10).

Tentang ayat ini, Syaikh Abdurrahman as Sa’di berkata : Yakni jika kalian (1) Meyakini berita didalamnya. (2) Mengambil pelajaran darinya. (3)  Melaksanakan perintah perintahnya dan menjauhi larangan larangannya, niscaya kemuliaan kalian akan terangkat dan menjadi umat yang disegani. 

Lebih lanjut beliau berkata : Makna dzikrukum adalah kemuliaan, kebanggaan dan ketinggian bagi kalian. Bukti kebenaran ayat ini adalah berupa fakta yang ada. Orang orang yang telah mengamalkan al Qur an yaitu para sahabat dan generasi setelahnya memperoleh keunggulan, ketinggian, wibawa yang besar dan kemuliaan yang mencengangkan di hadapan para raja. Hal ini telah diketahui oleh semuanya.

Sebaliknya, semua juga tahu apa yang telah menimpa generasi muslimin yang mengabaikan al Qur an dan tidak mau mengamalkan isinya, mereka mendapat murka dari Allah, kerendahan, kehinaan dan kemalangan. Oleh karena itu tidak ada jalan untuk memperoleh keberuntungan di dunia dan akhirat kecuali dengan mengamalkan al Qur an. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).  
   
Dalam suatu riwayat disebutkan tentang seorang bekas budak yang mendapat kemuliaan terangkat derajatnya dengan al Qur an. Inilah kisahnya. Pada suatu waktu Khalifah Umar bin Khaththab bertemu dengan Gubernur Makkah saat itu yakni Nafi’ bin Harits di daerah Usfan. Wahai Nafi’ engkau berada di sini lalu siapa yang telah engkau tunjuk sebagai pengganti sementara, sebagai Gubernur Makkah.

Nafi’ menjawab : Wahai Amirul Mukminin, saya telah menunjuk Ibnu Abza sebagai Gubernur pengganti sementara. Lalu Amirul Mukminin bertanya : Siapa Ibnu Abza. Dijawab : Ibnu Abza adalah bekas budak kami yang telah dimerdekakan. Selanjutnya Amirul Mukminin  berkata : Engkau mengangkat bekas budak jadi pengganti sementara jabatan Gubernur?. Nafi’ menjelaskan : Ya benar Amirul Mukminin, tetapi dia seorang yang sangat berilmu terhadap Kitabullah dan juga ahli ilmu Waris.

Amirul Mukminin tidak mengingkarinya, lalu beliau  berkata : Benar apa yang telah disabdakan Rasulullah : “Innallaha yarfa’u bihadzal kitabi aqwaaman wa yadha-u bihi akhaarin”  Sesungguhnya Allah mengangkat dengan al Qur an beberapa kaum dan Allahpun merendahkan beberapa kaum dengan al Qur an . (H.R Imam Muslim).

Oleh karena itu carilah kemuliaan yang hakiki dengan al Qur an karena al Qur an adalah merupakan  sebab yang mendatangkan kemuliaan bagi seorang hamba  baik di dunia dan terutama sekali di akhirat kelak.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (916)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar