Rabu, 25 Januari 2017

AQIDAH SYI'AH BEDA JAUH DENGAN AQIDAH AHLUSSUNNAH



AQIDAH SYI’AH  BEDA JAUH DENGAN AQIDAH AHLUSSUNNAH

Oleh : Azwir B. Chaniago
Syi’ah memiliki perbedaan yang sangat jauh dengan Ahlussunnah.  Perbedaan antara dan Syi’ah dan Ahlussunnah adalah untuk hal-hal YANG SANGAT PRINSIP DAN    MENDASAR BAHKAN DALAM HAL AQIDAH.

Syaikh Nizhamuddin Muhammad al A’zham dalam pengantar kitab berjudul Syi’ah dan Muth’ah antara lain menulis  bahwa perbedaan antara kami (Ahlussunnah) dengan mereka (Syi’ah) tidak hanya berpusat pada perbedaan-perbedaan masalah fiqihiyah yang bersifat furu’iyyah seperti masalah nikah muth’ah. Bukan itu saja.
 
Perbedaan ini pada hakikatnya adalah perbedaan dalam masalah-masalah yang sangat mendasar sekali yaitu perbedaan pada segi aqidah. Diantaranya adalah tiga point sebagai berikut : 

Pertama : Orang-orang Syiah mengatakan bahwa al Qur‘an mengalami perubahan dan pengurangan.

Kami mengatakan bahwa al Qur’an adalah Kalamullah yang sempurna tidak ada pengurangan. Tidak pernah dan tidak akan ada penggantian, pengurangan atau penambahan sampai hari Kiamat. Allah berfirman : “Inna nahnu nazzalnadz dzikra wa inna lahu lahafizun. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al Hijr 9).

Kedua : Orang-orang Syi’ah mengatakan bahwasanya para sahabat Nabi semuanya murtad setelah wafatnya Rasulullah kecuali sedikit saja dari mereka (yang tidak murtad). Mereka (para sahabat) mengkhianati amanah dan agamanya, khususnya tiga khalifah yaitu Abu Bakar, Umar dan Utsman. Oleh sebab itu mereka dicap sebagai orang-orang yang paling besar kekafiran dan kesesatannya.

Sedangkan kami mengatakan bahwa para sahabat Rasulullah adalah sebaik-baik manusia setelah para Nabi. Mereka semua adalah orang-orang yang adil, tak pernah dengan sengaja membuat kedustaan kepada Nabi dan mereka dipercaya dalam meriwayatkan hadits dari Nabi. 

Ketiga : Orang-orang Syi’ah mengatakan imam-imam mereka yang jumlahnya 12, maksum dijaga dari kesalahan dan mengetahui ilmu ghaib, mengetahui segala ilmu yang datang kepada malaikat, para nabi dan rasul. Mengetahui yang sudah berlalu, yang akan datang, tidak ada sedikitpun samar bagi mereka. Mereka memahami semua bahasa yang ada didunia ini dan bumi ini diciptakan untuk mereka.

Kami Ahlussunnah mengatakan bahwa mereka manusia biasa sebagaimana yang lain, tidak ada perbedaan. Sebagian mereka ahli fiqih, ulama dan khalifah. Kami tidak menisbahkan kepada mereka sesuatu apapun yang tidak pernah mereka dakwakan bagi diri mereka karena mereka sendiri mencegah hal itu dan berlepas diri darinya. (Demikian penjelasan Syaikh Nizhamuddin Muhammad al A’zham)
 
Selain tiga point diatas, sungguh masih banyak lagi perbedaan yang mendasar antara Syi’ah dan Ahlussunnah, diantaranya :

Pertama : Perbedaan dalam rukun Iman.
Syi’ah memiliki rukun Iman yang berbeda dengan Ahlussunnah. Rukun Iman Syi’ah adalah pertama : Tauhid (at Tauhid), kedua : Keadilan (al Adl), ketiga : Kenabian (an Nubuwwah), keempat : Kepemimpinan (Imamah), kelima : Hari Kiamat (al Maad).

Kedua : Perbedaan dalam rukun Islam.
Syi’ah memiliki rukun (Islam) sendiri yang berbeda dengan Ahlussunnah. Rukun (Islam ?) Syi’ah adalah : (1)  Al Wilayah, loyal kepada Imam 12. (2)  Shalat. (3) Puasa. (4)  Zakat. (5)  Haji. 

Ketiga : Perbedaan dalam Syahadat.
Syi’ah memiliki Syahadat sendiri yang berbeda dengan Syahadat Ahlussunnah, yakni : Asyhadu alla ilaha ilallah. Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Wa asyhadu anna Aliyan Waliyullah.

Jadi dalam syahadat Syi’ah ada tambahan satu kalimat tentang Ali sebagai Waliyullah. Ternyata syahadat Syi’ah berbeda dengan syahadat orang orang Islam  yang diajarkan Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Keempat : Perbedaan dalam lafazh Adzan.
Lafazh adzan Syi’ah adalah :

         Allahu Akbar, Allahu Akbar  (2 x)
         Asyhadu alla ilaha ilallah (2 x)
         Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2 x)
         Asyhadu anna ‘Aliyan Waliyullah (2 x)
         Asyhadu anna ‘Aliyan Hujjatullah (2 x)
         Haiya ‘alash Shalah (2 x)
         Haiya ‘alal Falah (2 x).
         Haiya ‘ala khairil amal (2 x)
         Allahu Akbar, Allahu Akbar. La ilaha ilallaah.

Lalu dengan adanya perbedaan yang begitu banyak dan mendasar antara kaum Syi’ah dan Ahlussunnah yang mengikuti Rasulullah maka datang pertanyaan  apakah Syi’ah masih layak disebut dengan Islam ?. Tentu tidak karena mereka telah menyimpang dalam hal hal yang pokok. Oleh karena itu Ahlussunnah wajib untuk waspada terhadap propaganda Syi’ah yang sesat dan menyesatkan.

Kita berlindung kepada Allah Ta’ala dari semua keburukan faham Syi’ah yang membahayakan bahkah bisa merusak aqidah kita. (942)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar