Minggu, 02 Oktober 2016

TIDAK MENERIMA KEBANARAN TANDA KESOMBONGAN



TIDAK MENERIMA KEBENARAN TANDA KESOMBONGAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Semua orang memahami bahwa sifat sombong adalah sesuatu yang tercela. Keburukan yang paling nyata adalah bahwa orang yang sombong akan dijauhi. Jelas tidak banyak orang yang mau bergaul dengan orang orang sombong.

Lalu apa makna sombong. Secara umum sombong dipahami sebagai suatu sikap merasa lebih dari orang lain. Merasa lebih hebat dari orang lain. Akibatnya orang sombong akan jatuh kepada kebiasaan merendahkan orang lain yang dianggap tidak sebaik dirinya. Selanjutnya bisa jadi sampai menghina orang lain.

Ketahuilah bahwa secara syariat sikap sombong bukanlah sekedar merasa lebih lalu merendahkan  orang lain tapi termasuk sikap menolak kebenaran. Inilah keadaan  paling berbahaya dari orang sombong.

Rasulullah bersabda : Al kibru, batharul haqqi wa ghamdunnaas” Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia. (H.R Imam Muslim).

Jadi sombong itu kata Rasulullah terkait dengan dua hal yaitu : (1) Menolak kebenaran dan (2) Merendahkan orang lain

Tentang menolak kebenaran adalah tatkala semua dalil dan hujjah tentang kebenaran syariat telah berada di depan matanya namun orang yang sombong masih menolak dengan menggunakan akalnya. Justru inilah kesombongan yang paling parah karena dia akan berhadapan dengan murka Allah Ta'ala.

Kenapa, karena kebenaran hukum hukum syariat itu datang dari Allah Ta’ala.  Allah berfirman : “Al haqqu min rabbika, falaa takun  minal mumtariin” Kebenaran itu dari Rabbmu, maka janganlah engkau menjadi orang-orang yang ragu. (Q.S  Ali Imran 60).

Kenyataan yang bisa dilihat bahwa sebagian manusia ada yang menolak kebenaran yang dijelaskan  dalam al Qur an serta as Sunnah. Mereka  suka mempertanyakan hukum dan ketetapan dari Allah. Bahkan bukan hanya mempertanyakan tapi mencela dan menolak. Diantaranya sebagian mereka berkata : (1) Kenapa Allah begitu kejam dengan hukum rajam bagi pezina dan potong tangan bagi pencuri.  (2) Kenapa Allah tidak adil dalam pembagian waris dan sebagainya. Bahkan ada pula yang lebih parah lagi yaitu dengan mengatakan  : Kenapa Allah melarang memilih orang kafir jadi pemimpin. 

Manusia seperti inilah yang masuk kelompok orang orang yang sombong. Dan Allah akan murka kepada mereka.  Na’udzubillahi min dzaalik.

Ketahuilah bahwa semuanya telah diatur Allah Ta’ala dengan ilmu-Nya yang Mahasempurna. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Dia Maha  Mengetahui segala yang terbaik bagi hamba hamba-Nya.   Sungguh salah satu nama Allah adalah al ‘Alim yaitu yang Maha Mengetahui. Ada lebih dari 150 kali Allah mengingatkan dalam al Qur an bahwa Dia Maha Mengetahui. 

Oleh karena itu mari kita terima segala hukum Allah. Semua hukum dari Allah adalah kebenaran yang mutlak dan tidak ada hak manusia untuk menolaknya sedikitpun. Sungguh orang orang yang tidak mau menerima kebenaran yang telah Allah turunkan adalah termasuk orang orang yang amat sangat kesombongannya. 

Ketahuilah bahwa orang orang yang sombong mendapat ancaman yang berat dari Allah dan Rasul-Nya, diantaranya adalah :

Pertama : Allah akan menutup hatinya.
Allah berfirman : “…Kadzalika yathba’ullahu ‘ala kulli qalbin mutakabbirin jabbar” … Demikianlah Allah akan menutup setiap hati orang yang sombong dan sewenang wenang. (Q.S al Mu’min 35). 

Ketahuilah bahwa jika hati seseorang telah tertutup maka dia akan sulit menerima kebenaran, sulit berhenti dari maksiat. Semua nasehat tidak berguna baginya. Dia akan melihat kebaikan sebagai keburukan dan sebaliknya.

Kedua : Allah akan membencinya.
Sungguh Allah Ta’ala tidak suka kepada orang yang sombong. Allah berfirman : “Innahu laa yuhibbul mustakbiriin” Sesungguhnya Dia (Allah) tidak suka kepada orang-orang yang sombong. (Q.S an Nahl 23). 

Ketahuilah bahwa jika Allah tidak suka kepada seseorang maka itu adalah betul-betul kerugian dan musibah yang besar. Sekiranya Pak RT atau Pak RW  tidak suka kepada kita maka itu sudah sangat tidak nyaman bagi kita. Apalagi Allah yang tidak suka. Bukankah hanya Allah tempat kita bergantung dan berserah diri. Allah berfirman : “Allahush shamad” Allah tempat (semua makhluk) bergantung (Q.S  al Ikhlas 2). 

Ketiga : Allah tidak mengizinkannya masuk surga.
Ini dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabda beliau : “Laa yadkhulul jannata man kaana fi qalbihi mitsqalu habbatin min khardalin min kibrin” Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji (sawi) dari sifat kesombongan (H.R Imam Muslim).

Saudaraku, sungguh surga itu milik Allah, tidak bersekutu dengan yang selain-Nya. Jika pemilik surga tidak mengizinkan kita masuk  karena kesombongan kita lalu kita mau kemana ? Tolong direnungkan.
Wallahu A’lam. (823).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar