Senin, 10 Oktober 2016

KEUTAMAAN MELAZIMKAN AKHLAK YANG MULIA



KEUTAMAAN MELAZIMKAN AKHLAK YANG MULIA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia adalah makhluk sosial. Mereka butuh bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain. Syariat Islam mengajarkan orang orang yang beriman agar bergaul dengan akhlak yang mulia.

Bahkan dalam satu hadits disebutkan bahwa akhlak merupakan salah satu tujuan di utusnya Rasulullah yaitu untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Rasulullah bersabda : Innamaa bu’istu li utammima shalihal akhlaq. Sesungguhnya aku hanya di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Imam Ahmad dalam Musnadnya dan al Hakim dalam Mustadrak).

Rasulullah telah menunjukkan contoh yang banyak tentang akhlak mulia. Akhlak beliau sangatlah terpuji. Bahkan Allah Ta’ala yang memuji. Allah berfirman : “Wa innaka la’alaa khuluqin ‘azhiim”. Sesungguhnya engkau  (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (Q.S al Qalam 4).

Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Madaarijus Saalikin, menjelaskan kepada kita tentang makna akhlak kepada manusia, yaitu mencakup tiga hal : (1) Berbuat baik kepada orang lain. (2) Menghindari sesuatu yang menyakiti atau yang tidak disukai orang lain. (3) Menahan diri jika disakiti atau diperlakukan tidak baik oleh orang lain.
Sungguh sangatlah banyak keutamaan bergaul dengan mengedepankan akhlak mulia, diantaranya adalah :

Pertama : Mengamalkan as Sunnah.
Salah satu kewajiban dan tanda kecintaan kita kepada Rasulullah adalah dengan mengikuti dan mengamalkan sunnah beliau. Dan diantara sunnah Rasulullah adalah berakhlak yang baik. Beliau bersabda : “Wa khaliqin naasa bi khuluqin hasan”. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. (H.R Imam Ahmad dan at Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Kedua : Mendapat derajat yang tinggi.
Setiap orang menginginkan derajat yang tinggi dan mereka berusaha dengan berbagai cara. Ternyata Rasulullah telah mengajarkan salah satu cara yang sangat baik untuk mendapatkan derajat yang tinggi. Ini sangat bermanfaat bagi diri seseorang dan juga bagi orang lain yaitu berakhlak yang baik.

Rasulullah bersabda : “Innal mu’mina la yudriku bi husni khuluqihi darajatash shaa-imil qaaim”. Sungguh seorang mukmin dapat meraih derajatnya orang orang yang shalat dan berpuasa dengan akhlak yang baik. (H.R Abu Dawud, Ibnu Hibban dan al hakim, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Ketiga : Sebab masuk surga
Dengan kasih sayang-Nya, Allah Ta’ala membentangkan banyak jalan bagi hamba hamba-Nya untuk menuju surga. Diantaranya adalah sebagaimana dijelaskan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam : Rasulullah pernah ditanya tentang amalan yang banyak memasukkan manusia ke dalam surga. Beliau menjawab : “Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia”.  (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi, Ibnu Majah, al Hakim dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Keempat : Paling dekat dengan Nabi pada hari Kiamat
Setiap orang beriman sangatlah berkeinginan bisa berada dekat dengan Rasulullah nanti di hari Kiamat yaitu berada ditempat yang paling baik. Rasulullah mengajarkan banyak jalan untuk itu, diataranya adalah sabda beliau : “Inna min ahabbakum ilaiya wa aqrabikum minnii majlisan yaumal qiyaamati ahaasinakum akhlaqan”.  Sesungguhnya orang yang paling cinta kepadaku dan orang yang paling dekat kedudukannya dariku pada hari kiamat kelak adalah orang orang yang paling baik akhlaknya. (H.R at Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al Albani). 

Kelima : Mendapat kecintaan Allah
Diantara keutamaan akhlak yang baik adalah mendapat kecintaan Allah Ta’ala. Ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits dari Usamah bin Syarik, dia nerkata : Suatu ketika kami sedang duduk duduk di sisi Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam, seolah olah di atas kepala kami ada seekor burung hingga tak seorang pun berani bicara. Tiba tiba datang sekelompok orang bertanya kepada Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam : Siapkah hamba Allah yang paling dicintai oleh-Nya ?. Rasulullah menjawab : “Orang yang paling baik akhlaknya”. (H.R Imam ath Thabrari dalam al Kabir).

Keenam : Memberatkan timbangan kebaikan.
Aklak yang mulia akan memberatkan timbangan kebaikan seorang hamba di akhirat kelak yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam : Dari Abu Darda’ bahwasanya Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Tidak ada yang lebih berat pada timbangan seorang hamba pada hari kiamat daripada akhlak mulia”. (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Jadi sangatlah baik dan banyak sekali keutamaan yang akan diperoleh seorang hamba yang selalu melazimkan dirinya   berakhlak yang mulia dalam bergaul dengan manusia.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.  Wallahu A’lam. (831)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar