Rabu, 12 Oktober 2016

PELIHARA IMAN AGAR TERUS BERTAMBAH



PELIHARA IMAN AGAR TERUS BERTAMBAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah memberikan banyak nikmat kepada hamba hamba-Nya. Nikmat nikmat itu semuanya adalah nikmat yang besar bahkan ada yang paling besar yaitu nikmat iman. Nikmat iman yang melahirkan amal shalih untuk keselamatannya di dunia dan terutama  di  akhirat kelak. Mereka akan mendapatkan surga sebagaimana yang Allah Ta’ala janjikan buat mereka, yaitu :  

Pertama : Allah berfirman : Sesungguhnya orang orang   yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (Q.S Huud 23).

Kedua : Allah Ta’ala berfirman : “ Fa-ammaladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati fa yudkhiluhum rabbuhum fii rahmatihi dzaalika huwal fauzul mubiin”. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh maka Rabb mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata. (Q.S al Jaatsiyah 30).

Imam Ibnu Katsir berkata : Allah memberitahukan tentang keputusan yang Dia berikan kepada semua makhluk-Nya pada hari Kiamat kelak. “Adapun orang orang yang beriman dan beramal shalih, yakni hati mereka beriman lalu seluruh anggota badan mereka mengerjakan amal shalih (yaitu) yang dikerjakan secara tulus dan sesuai dengan syariat “maka Rabb mereka memasukkan mereka kedalam rahmat-Nya, yaitu surga. (Tafsir Ibnu Katsir).

Amat sangat penting untuk  diketahui oleh seorang hamba bahwa iman itu  bisa bertambah dan berkurang. Diantara dalilnya adalah :

(1) Firman Allah Ta’ala :

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung.  (Q.S Ali Imran : 17)

 (2) Firman Allah Ta’ala :

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا
Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya. (QS Maryam: 76).

Syaikh  as-Sa’di rahimahullah menjelaskan tafsir ayat ini dengan menyatakan : Terdapat dalil yang menunjukkan pertambahan iman dan pengurangannya, sebagaimana pendapat para as-Salaf ash-Shaalih. Hal ini dikuatkan juga dengan firman Allah Ta’ala :

وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آَمَنُوا إِيمَانًا
Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya.” (QS al-Mudatstsir: 31).

(3) Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
Iman itu lebih dari tujuh puluh atau lebih dari enampuluh. Yang paling utama adalah perkataan: “Laa Ilaaha Illa Allah” dan yang terendah adalah membersihkan gangguan dari jalanan dan rasa malu adalah satu cabang dari iman. (H.R Imam Bukhari dan Imam  Muslim).

Hadits yang mulia ini menjelaskan bahwa iman memiliki cabang-cabang, ada yang tertinggi dan ada yang terendah . Cabang-cabang iman ini bertingkat-tingkat dan tidak berada dalam satu derajat dalam keutamaannya, bahkan sebagiannya lebih utama dari lainnya. Oleh karena itu Imam at Tirmidzi memuat bab dalam sunannya: “Bab Kesempurnaan, bertambah dan berkurangnya iman”.

Syaikh as-Sa’di rahimahullah ketika menjelaskan hadits di atas menyatakan :  Ini jelas sekali menunjukkan iman itu bertambah dan berkurang sesuai dengan pertambahan aturan syariat dan cabang-cabang iman serta amalan hamba tersebut atau tidak mengamalkannya. Sudah dimaklumi bersama bahwa manusia sangat bertingkat-tingkat dalam hal ini. Siapa yang berpendapat bahwa iman itu tidak bertambah dan berkurang, sungguh ia telah menyelisihi realita yang nyata di samping menyelisihi nash-nash syariat sebagaimana telah diketahui.

Adalah merupakan kewajiban untuk menjaga agar iman  kita  tidak turun dan berusaha agar bisa terus bertambah.  Ada banyak cara yang bisa dilakukan, diantaranya :

Pertama : Terus menerus belajar ilmu syar’i.
Seorang hamba yang berilmu tentang Allah dan kekuasaan-Nya maka akan  semakin besar rasa takutnya kepada Allah Ta’ala dan ini akan menambah keimanan mereka.
Allah berfirman : “Innamaa yakhsyallaha min ‘ibadihil ‘ulama”. Diantara hamba hamba Allah yang takut kepada-Nya adalah ulama. (Q.S Faatir 28).
Pada catatan kaki terjemahan al Qur an oleh Departemen agama disebutkan bahwa : (Ulama adalah) Orang orang yang mengetahui ilmu (tentang) kebesaran dan kekuasaan Allah Ta’ala.  

Kedua : Melazimkan membaca al Qur an dan mentadaburinya.
Allah berfirman : “Sesungguhnya orang orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat ayat-Nya kepada mereka bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Rabb mereka bertawakkal” (Q.S al Anfaal 2).

Dari ayat ini jelas diketahui bahwa bacaan al Qur an akan menambah iman seorang hamba. Apalagi dikuti pula dengan mentadaburi dan merenungkan makna maknanya. Inilah salah satu cara untuk menjaga dan menambah iman. Insya Allah.

Ketiga : Merenungkan  ayat kauniyah.
Sungguh Allah Ta’ala telah memperlihatkan ayat ayat-Nya, tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya dalam penciptaan langit dan bumi yaitu berupa ayat kauniah. Orang yang berakal dan betul betul memperhatikan kejadian langit dan bumi beserta apa yang ada padanya tentulah akan bertambah imannya. Bahkan ketika seorang hamba memperhatikan kejadian dirinya dengan sungguh sungguh dan memikirkan bagaimana hebat dan sempurnanya ciptaan Allah Ta’ala pastilah juga akan menambah imannya.

Allah berfirman : “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri hingga jelaslah bagi mereka bahwa al Qur an itu adalah benar”. (Q.S Fushshilat 53).

Keempat : Berteman dengan orang orang shalih.
Rasulullah bersabda : “ Ar rajuulu ‘ala diini khaliilih. Falyanzhur ahadukum min yukhaalil”. Seseorang itu mengikuti diin (agama, akhlak dan kebiasaan) teman akrabnya. Maka hendaknya seseorang melihat siapa yang dia jadikan teman akrabnya (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan Imam Ahmad).

Sangatlah beruntung seseorang yang bisa berteman dengan orang orang shalih karena akan selalu mengingatkan dan memberi contoh baginya bagaimana seharusnya seorang hamba selalu beribadah dengan baik agar imannya terus bertambah.

Berkata Imam asy Syafi’i  :  Apabila kalian memiliki teman yang membantumu dalam ketaatan maka genggam erat tangannya, karena mendapatkan seorang sahabat itu sulit sedangkan berpisah darinya itu mudah.

Itulah sebagian cara untuk memelihara dan meningkatkan iman. Kita bermohon kiranya  Allah Ta’ala berkenan menjaga dan memperbaiki iman kita yaitu iman yang menghasilkan amal shalih.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (832)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar