Sabtu, 01 Oktober 2016

BERSIKAP BIJAK JIKA MENDAPAT PUJIAN



BERSIKAP BIJAK JIKA MENDAPAT PUJIAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Dalam menjalani hidup ini semua manusia tentu  pernah mendapat pujian  dari orang lain. Pujian itu berbagai bentuk : (1) Bisa jadi bersifat basa basi dalam pergaulan. (2) Bisa jadi pula karena yang memuji menginginkan sesuatu dari yang dipuji. (3) Tapi bisa jadi berupa pujian yang tulus dan sungguh sungguh karena melihat keutamaan orang yang dipuji.

Ketahuilah bahwa pujian tidak selalu bermanfaat karena tidaklah pujian manusia mendatangkan kemuliaan bagi seseorang. Kalaupun ada, itu sifatnya sangatlah sementara bahkan semu.  
  
Nasehat Ulama tentang pujian.
Para ulama yang mumpuni ilmunya telah mengingatkan kita tentang adanya bahaya dalam puji memuji, diantaranya :

Pertama : Sufyan bin Uyainah berkata : Pujian tidak akan berbahaya bagi orang yang sadar siapa dirinya. Seorang shalih jika dipuji, maka ia berkata : “Ya Allah, mereka tidak mengenal diriku, sedangkan Engkau Maha Mengetahui tentang diriku”.

Kedua : Imam Ibnul Qayyim mengingatkan bahwa pujian adalah salah satu  musuh ikhlas dalam beramal. Sifat suka dipuji  kata beliau, jika bercampur dengan ikhlas maka yang satu akan membunuh yang lain.

Ketiga : Imam al Ghazali, dalam Kitab Ihya, menganggap pujian sebagai salah satu bahaya lisan. Bahayanya, kata beliau,  ada pada yang memberi pujian dan yang diberi pujian, diantaranya  :

(1) Seseorang yang memberi pujian cenderung berlebihan dalam memuji. Dia sebenarnya  tidak tahu semua keadaan orang yang dipuji. Bahkan ada  kemungkinan pula bahwa yang memuji tidak menyenangi orang yang dipuji, tapi memberi pujian karena mengharapkan sesuatu atau karena memiliki kepentingan. 

(2) Seseorang yang menerima pujian kadang kadang lupa diri, sehingga bisa jatuh pada ujub dan sombong dan ini adalah dua jenis penyakit yang berbahaya. Bisa juga terjadi bahwa yang dipuji berbesar hati dan merasa sudah lebih baik dari orang lain, sehingga melemahkan semangatnya untuk memperbaiki diri.

Bijak dalam menerima pujian.
Sungguh pujian dari manusia tidak selalu bermanfaat. Oleh karena itu seseorang yang didatangi pujian hendaklah berlaku bijak, diantaranya :

Pertama : Abaikan setiap pujian karena pujian manusia tidak akan membuat seseorang  mulia. Kalaupun akan mendatangkan kemuliaan, itu adalah semu dan sangat sementara. Kemuliaan seorang hamba tidak datang bersama pujian tapi kemuliaan itu datang dengan ketakwaan. Allah berfirman : “Inna akramakum ‘indallahi atqaakum” Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (Q.S al Hujurat 13).

Kedua : Seseorang yang dipuji haruslah sungguh sungguh menyadari bahwa orang yang memuji  tidak mengetahui semua keadaan dirinya. Apalagi yang ada didalam hatinya. Orang yang memuji biasanya hanya ibarat melihat photo atau gambaran sesaat  tidak melihat video sebagai gambaran keseluruhan. Jika orang yang memuji mengetahui seluruh keadaan orang yang dipuji tentulah dia tidak akan mau memberi pujian.

Ketiga :  Seseorang jika menerima pujian maka haruslah berlaku bijak sehingga selamat dari perasaan ujub ataupun perasaan sombong. Selain itu seorang yang dipuji bisa jadi merasa sudah hebat, sudah merasa lebih baik dari orang lain. Ini bisa jadi akan melemahkan semangatnya untuk mencapai  prestasi berikutnya baik dalam ilmu, amal dan yang lainnya.

Keempat : Bila mau berfikir jernih, maka jujur saja, sungguh kita ini tidak ada apa-apanya. Kita hanya seorang manusia yang berlumur dosa yang sementara ini ditutupi aib-aibnya oleh Allah Ta’ala. Kita hanya manusia lemah dan  bodoh sedikit sekali ilmu. Kita  tidak tahu kebodohan kita. Kita tidak mempunyai apa-apa kecuali yang sekadar dititipkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk waktu yang sangat  terbatas dan segera berakhir. Kalau Allah Ta’ala mau mengambilnya, kapan saja, maka kita tidak kemampuan secuil pun untuk menahannya. Lalu dengan keadaan yang demikian pantaskah kita dipuji ataupun mengharapkan pujian ?. 

Kelima : Apa pun yang kita lakukan dalam beramal, berbuat baik atau katakanlah bisa mencapai prestasi yang mungkin mengagumkan orang banyak, ketahuilah bahwa itu semua adalah karena karunia dan pertolongan Allah Ta’ala semata. Oleh karena itu maka Dzat yang pantas bahkan wajib dipuji hanya Allah Ta’ala saja, bukan yang selain-Nya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (819)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar