Sabtu, 22 Oktober 2016

TERNYATA WAKTU SANGAT CEPAT PERGI



TERNYATA WAKTU SANGAT CEPAT PERGI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa nikmat waktu di dunia memang sangat unik. Tidak dapat disimpan, ia akan bergulir begitu saja. Jika dimanfaatkan secara bijak akan  memberi manfaat yang besar. Dia pergi begitu saja tanpa pamit. Tidak ada yang bisa menghalanginya untuk pergi bahkan terasa sangat cepat dan tak akan kembali selamanya. Diantara keunikan waktu juga, adalah seringkali kita merasa tidak ada manfaat langsung dari waktu.

Selain itu, waktu adalah sesuatu yang tidak dapat tergantikan, bersifat konstan tidak elastis, bahkan tidak dapat diubah, sampai kapanpun, sehari semalam di dunia ini tetap 24 jam ukuran dunia. Ini adalah keadilan Allah. Waktu yang diberikan kepada manusia setiap hari  adalah sama untuk semua strata, kasta, pangkat dan jabatan  apapun.

Keunikan nikmat waktu yang demikian rupa  mengharuskan manusia untuk memanfaatkannya dengan sebaik baiknya dan tidak pernah melalaikannya yaitu seperti dimaksud  oleh pemberi nikmat,  sebagai kesempatan untuk beribadah agar mendapatkan ridha-Nya.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda : “Nikmataani maghbunun fihima kasyirum minannasish shihatu wal faragh”  Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang (H.R. Imam Bukhari).

Imam asy Syafi-i berkata : Aku bergaul dengan orang orang sufi. Aku tidak mengambil manfaat dari mereka kecuali hanya dua kalimat saja. Aku mendengar mereka berkata : (1) Waktu bagaikan pedang jika engkau tidak memotongnya maka dia akan memotongmu. (2) Jika engkau tidak menyibukkan dirimu dengan kebenaran maka ia akan menyibukkan dirimu dengan kebatilan. (Lihat Madarijus Saalikin).

Meskipun kita menghitung satu tahun 360 hari, satu bulan 30 hari dan satu hari 24 jam, hakikatnya betul betul singkat dari  apa yang kita hitung di dunia ini. Perhatikanlah firman Allah dalam surat al Mu’minuun 112-114 : “Dia (Allah) berfirman : Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi ?. Mereka menjawab : Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung. Dia (Allah) berfirman : Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar benar mengetahui”.  

Oleh karena itu  para ulama salaf selalu memanfaatkan waktu yang pendek dan cepat berlalu  ini untuk yang betul betul  bermanfaat. Bahkan banyak diantara mereka mengurangi waktu tidur, waktu makan dan berjalan. Tidaklah mereka akan membuang waktu sedikitpun untuk yang  sia sia dan tidak ada manfaat akhiratnya.

Diantara contoh bagaimana para sahabat ulama salaf memanfaatkan waktu adalah :

Pertama : Agar tidak ketinggalan dalam majlis Rasulullah maka beberapa sahabat biasa bersepakat untuk mengumpulkan onta onta.  Onta onta yang telah dikumpulkan ini, digembalakan dan dirawat oleh satu orang diantara mereka secara bergiliran. Pemilik onta yang belum mendapat giliran menggembala maka mereka bisa hadir di majlis Rasulullah. Yang bisa hadir langsung di majlis Nabi kemudian menyampaikan ilmu yang didapatnya pada saat menghadiri majlis kepada saudaranya yang tidak bisa hadir. Inimembuat mereka tidak ada yang ketinggalan dalam mendapatkan ilmu.

Imam an Nawawi dalam syarah Shahih Muslim berkata : Mereka bergantian untuk menggembalakan onta onta mereka. Mereka gabungkan onta onta mereka menjadi satu. Kemudian salah seorang dari mereka, secara bergantian, bertanggung jawab menggembalakannya. Demikian ini akan lebih nyaman bagi mereka. Sedangkan yang lain menyelesaikan urusan dan kebutuhan mereka.

Prof. DR. Abdurrazaq bin Muhsin al Badr berkata : Tujuannya agar tersedia  kesempatan yang memadai bagi mereka untuk mendatangi majlis Nabi (Kitab al Adzkar).
Demikianlah gambaran semangat para sahabat dalam memanfaatkan waktu yang sedikit dan cepat berlalu ini. Para sahabat mungkin tidak memiliki teori yang hebat  tentang time management seperti kebanyakan manusia zaman sekarang. Namun mereka telah mempraktekkan bagaimana memanfaatkan  waktu sehingga tidak dibiarkan berlalu begitu saja. 

Kedua : Imam Hasan al Basri berkata : Aku mendapati kaum yang setiap orang dari mereka lebih pelit terhadap umurnya (waktunya) daripada terhadap hartanya. (Syahrus Sunnah, Imam al Baghawi).

Ketiga : Imam adz Dzahabi menukil ucapan  Dawud bin Abi Hindun, Dawud berkata : Ketika kecil aku berkeliling pasar. Ketika pulang kuusahakan diriku untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala hingga tempat tertentu. Jika telah sampai ke tempat itu aku usahakan diriku berdzikir hingga tempat selanjutnya hingga sampai ke rumah. (Siyar A’lamin Nubala’).

Oleh karena itu adalah sangat baik kita memperhatikan waktu yang  pendek ini karena tak terasa cepat pergi. Mari kita manfaatkan terutama untuk mencari bekal akhirat.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (845)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar