Sabtu, 01 Oktober 2016

KEBERANIAN ABU DZARR MENERIAKKAN KEBENARAN ISLAM



KEBERANIAN ABU DZARR MENERIAKKAN KEBENARAN ISLAM

Oleh : Azwir B. Chaniago

Abu Dzarr nama aslinya adalah Jundub bin Junadah. Beliau berasal dari kabilah Ghifar yang dikenal pemberani. Dia termasuk salah seorang sahabat yang memeluk Islam pada awal awal dakwah Nabi di Makkah yaitu pada saat dakwah masih dilakukan secara sembunyi sembunyi.

Setelah masuk Islam ternyata sifat pemberani kabilahnya masih tetap ada pada dirinya. Cuma kali ini keberaniannya  digunakan untuk membela Islam, menampakkan kebenaran dan aqidah yang lurus.

Kisah masuk Islam Abu Dzarr diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata : “Maukah kalian aku tunjukkan tentang kisah Islamnya Abu Dzarr ?. Mereka berkata : Ya. 

Dia (Ibnu Abbas) menceritakan bahwa Abu Dzarr berkata : Aku berasal dari daerah Ghifar. Sampai kepada kami bahwa ada seorang laki laki di Makkah yang mengaku sebagai seorang nabi. Aku berkata kepada saudaraku : Pergilah engkau kepada orang tersebut dan berbicaralah dengannya, lalu bawakan aku berita tentangnya. Maka ia pun pergi dan bertemu dengannya, kemudian kembali. Aku bertanya : Apa yang kau dapatkan ?. Dia berkata : Demi Allah, aku telah melihat seorang yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.

Aku berkata kepadanya : Aku belum puas dengan berita yang kau bawa. Kemudian aku mengambil sebuah kantong untuk perbekalan dan sebuah tongkat lalu aku pergi ke Makkah. Aku tidak mengenalnya dan aku enggan untuk bertanya tentangnya. Aku hanya minum air zam zam dan tinggal Masjidilharam.

Suatu hari aku bertemu dengan Ali dan dia berkata : Sepertinya anda orang asing di sini ?. Aku jawab : Ya. Silahkan ke rumah. Lalu aku pergi bersamanya dan dia tidak bertanya apa pun kepadaku dan aku tidak berbicara dengannya. Ketika pagi hari, aku pergi ke masjid untuk bertanya tentangnya, tak seorang pun menjawab nya.

Kemudian aku bertemu kembali dengan Ali, dia berkata : Apakah orang ini belum tahu rumahnya ?. Aku jawab : Tidak.  Ikutlah bersamaku. Apa gerangan yang membuatmu datang ke negeri ini ?. Aku berkata : Jika engkau tidak menceritakannya, aku akan memberitahukanmu. Dia berkata : Ya aku berjanji. Aku berkata : Telah sampai kepada kami bahwa di sini ada seorang laki laki yang mengaku sebagai seorang nabi. Maka aku utus saudaraku untuk berbicara dengannya. Lalu ia kembali. Tapi aku belum puas dengan berita yang dia bawa.

Aku ingin berjumpa dengannya. Dia berkata : Sekarang engkau telah menemukannya dan kita menuju ke sana. Ikutlah denganku. Ikuti aku ke mana aku masuk. Jika aku melihat sesuatu yang mencurigakan aku akan berhenti seolah olah memperbaiki sepatuku dan engkau terus berjalan. Dia terus berjalan dan aku mengikutinya hingga ia masuk ke sebuah rumah dan aku pun ikut masuk menemui Nabi Salallahu Alahi wa Sallam.

Aku berkata kepada beliau : Tunjukkan kepadaku tentang Islam. Beliau menerangkannya dan aku langsung masuk Islam saat itu juga. Beliau berkata kepadaku : Wahai Abu Dzar !. Simpanlah dulu hal ini dan kembalilah ke negerimu. Jika engkau mendengar kita telh terang terangan, datanglah kembali. Aku berkata : Demi Dzat yang telah mengutusmu akan aku teriakkan ini dihadapan mereka. Dia pergi ke masjid sedangkan orang orang Quraisy ada disitu.  Dia berkata : Wahai kaum Quraisy !. Aku bersaksi bahwa tiada yang berhak di ibadahi kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. 

Mereka  (orang orang Quraisy) berteriak : Mari kita hajar pembangkang ini. Lalu mereka memukulku dan hampir membunuhku. Setelah itu, al Abbas datang dan melindungiku seraya berkata kepada mereka : Celaka kalian !. Apakah kalian ingin membunuh orang Ghifar, sementara dagangan kalian melalui Ghifar. Oleh karena itu mereka menjauh.

Pagi keesokan harinya aku kembali dan berkata seperti yang kukatakan kemaren. Mereka berkata : Mari kita hajar pembangkang ini. Mereka memukuliku seperti kemaren hingga datang al Abbas dan berkata seperti apa yang dikatakannya kemaren. Ibnu Abbas berkata : Begitulah awal mula Islamnya Abu Dzarr. Semoga Allah merahmatinya. (Diriwayatkan oleh Imam al Bukhari no. 3522).

Al Hafizh Ibnu Hajar berkata : Perkataannya : Aku akan teriakkan ini, yaitu kalimat tauhid, maksudnya akan mengatakannya dengan suara keras dihadapan orang orang musyrikin. Sepertinya Abu Dzarr memahami perintah Nabi Salallahu ‘alaihi wa Sallam untuk menyembunyikannya bukanlah sesuatu yang wajib, hanya untuk menjaganya. Dan dia merasa mampu sehingga Nabi membiarkannya.

Berdasarkan hal tersebut juga bisa diambil dalil tentang bolehnya mengatakan kebenaran ketika seseorang khawatir akan mendapatkan siksaan bila ia mengatakannya, walaupun pada dasarnya menyembunyikannya juga boleh. Yang paling tepat itu tergantung pada keadaan dan tujuan serta dengan melihat ada tidaknya pahalanya.

Perkataannya : Kemudian mereka berdiri atau dalam riwayat Abu Qutaibah : Mari kita hajar pembangkang ini karena mereka menamakan orang yang masuk Islam pada saat itu sebagai pembangkang.

Demikian semangat  Abu Dzarr pemberani dari Ghifar dengan lantang meneriakkan kalimat tauhid dihadapan orang ramai, padahal waktu itu   dakwah Islam baru pada tahap sembunyi sembunyi.    Abu Dzarr meneriakkan kebenaran meskipun dia mendapat perlakuan buruk dari kafir Quraisy saat itu. Lalu  bagaimana dengan keberanian kaum muslimin saat ini dalam  menunjukkan syiar syiar dan kebenaran Islam. Wallahu A’lam. (818)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar