Sabtu, 01 Oktober 2016

MEMPERSIAPKAN BEKAL UNTUK KEMBALI KE NEGERI ASAL



MEMPERSIAPKAN BEKAL UNTUK KEMBALI KE NEGERI ASAL

Oleh  : Azwir B. Chaniago

Negeri asal atau kampung halaman kita aslinya adalah surga  karena nenek moyang kita berasal dari sana.. Kita tinggal di bumi ini sementara dan insya Allah kita orang orang beriman akan kembali ke sana. Dunia adalah tempat kita mengumpulkan bekal agar mendapat tempat yang baik di kampung halaman nanti. Bahkan Allah Ta’ala menyeru kita untuk menuju ke surga dan memberi petunjuk untuk itu.

Allah berfirman : “Wallahu yad’uu ilaa daaris salami wa yahdii man yasyaa’u ilaa shiraatin mustaqiim”. Dan Allah menyeru (manusia) ke Daarussalaam (surga) dan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam) Q.S Yuunus 25. 

Lalu apa yang harus kita siapkan agar bisa kembali ke negeri asal kita dengan selamat. Sungguh Allah telah menjelaskan apa persiapan yang diperlukan. Dalam banyak ayat, Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa untuk kembali kesana haruslah memiliki persiapan iman. Iman bukan sekedar percaya tapi iman yang dengan rahmat-Nya membuahkan amal shalih.  Allah telah menjelaskannya dalam firman-Nya, diantaranya adalah : 

Pertama : Allah berfirman : Wabasysyriril ladziina aamanuu wa ‘amilush shaalihaati anna lahum jannatin tajri min tahtihal anhaar”  Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai.  (Q.S al Baqarah 25).

Kedua : Allah berfirman : Sesungguhnya orang orang   yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (Q.S Huud 23).

Ketiga : Allah Ta’ala berfirman : “ Fa-ammaladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati fa yudkhiluhum rabbuhum fii rahmatihi dzaalika huwal fauzul mubiin”. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh maka Rabb mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata. (Q.S al Jaatsiyah 30).

Imam Ibnu Katsir berkata : Allah memberitahukan tentang keputusan yang Dia berikan kepada semua makhluk-Nya pada hari Kiamat kelak. “Adapun orang orang yang beriman dan beramal shalih, yakni hati mereka beriman lalu seluruh anggota badan mereka mengerjakan amal shalih (yaitu) yang dikerjakan secara tulus dan sesuai dengan syariat “maka Rabb mereka memasukkan mereka kedalam rahmat-Nya, yaitu surga. (Tafsir Ibnu Katsir).

Alhamdulillah saat ini kita  diberi anugerah yang sangat besar yaitu iman yang dengan rahmat-Nya, iman kita telah melahirkan amal amal shalih. Setiap saat kita berusaha melakukan amal shalih sebagai buah dari iman yang ada dalam diri kita. Namun kita perlu khawatir akan dua hal :

Pertama : Iman itu turun naik.

Allah berfirman : “Sesungguhnya orang orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar  hatinya dan apabila dibacakan ayat ayat-Nya kepada mereka bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal.  (Q.S al Anfaal 2).

Para ulama menjelaskan bahwa sesuatu yang bertambah bisa pula berkurang. Oleh karena itu maka yang harus kita jaga jangan sampai iman kita turun apalagi hilang. Kalau saat iman kita turun dan semangat kita beramal shalih melemah lalu kita diwafatkan maka tentu  akan mendatangkan kerugian dan penyesalan selama lamanya.

Kedua : Iman seorang hamba dilihat dari keadaan akhirnya.

Rasulullah bersabda :  “Innamal a’maalu bil khawaatim”. Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya. (H.R Imam Bukhari).

Yang dimaksud bil khawaatiim adalah amalan yang dilakukan di akhir umur atau akhir hayat seseorang. Seberapapun baiknya amalan seseorang selama berpuluh puluh tahun tetapi diakhir hayatnya ditutup dengan amal yang buruk misalnya melakukan kesyirikan ataupun dosa dosa besar lainnya maka merupakan malapetaka baginya.

Az-Zarqani dalam Syarh Al-Muwatha’ menyatakan bahwa amalan akhir manusia itulah yang jadi penentu dan atas amalan itulah akan dibalas. Siapa yang beramal jelek lalu beralih beramal baik, maka ia dinilai sebagai orang yang bertaubat. 

Jadi  kita harus menjaga agar iman  tetap kokoh yaitu iman yang dengan rahmat Allah Ta’ala melahirkan amal shalih. Dan kita terus menerus  berdoa kepada Allah agar diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah. : “Allahhumma inni as-aluka husnal khaatimah”. Ya Allah sesungguhnya aku memohon husnul khatimah. 

Semoga  Allah Ta’ala berkenan mengembalikan kita ke kampung halaman kita yang sebenarnya yaitu daarus salaam. Wallahu A’lam. (820)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar