Minggu, 30 Oktober 2016

ENAM NASEHAT BAGI YANG BERUSIA LANJUT



ENAM NASEHAT BAGI YANG BERUSIA LANJUT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Fudhail bin Iyadh berkata : Hendaklah engkau berbuat kebaikan di sisa umurmu. Niscaya Allah akan mengampuni (dosa) apa yang telah lalu atas dirimu. Sesungguhnya jika engkau tetap berbuat keburukan pada sisa umurmu niscaya engkau akan dihisab atas semua perbuatan (buruk) mu yang telah lalu dan yang akan datang. (Jami’ul Ulum wal Hikam).

Ketahuilah saudaraku bahwa bagi orang yang masih muda katakanlah berumur 20 tahun  maka saat wafatnya   ada dua waktu : (1) Kemungkinan waktunya  sudah dekat dan (2) Mungkin juga masih jauh. Tapi bagi seseorang yang sudah berumur lanjut misalnya sudah berumur 60 tahun, maka saat wafatnya kapan. Saat wafatnya  ada dua waktu juga yaitu : (1) Waktunya sudah dekat atau (2) Sudah sangat dekat. 

Oleh karena maka  sangatlah  perlu diperhatikan oleh orang orang telah berusia lanjut yang : INTINYA ADALAH TIDAK MELAKUKAN SEGALA SESUATU YANG MEMBUATNYA LALAI DARI KETAATAN KEPADA ALLAH TA’ALA.  Diantaranya adalah :

Pertama : TIDAK berteman (dekat) dengan orang orang yang berakhlak buruk. Diantaranya adalah  orang orang yang tidak pandai bersyukur kepada Allah yang telah memberinya berbagai kenikmatan. Juga jangan berteman dengan orang orang yang hanya memburu dunia dan segala kenikmatannya. Begitu juga dengan orang orang yang banyak bermaksiat kepada Allah, orang orang yang tidak berlaku jujur dan yang lainnya.
Allah berfirman : Yaa aiyuhal ladzina aamanuut taqullaha wa kuunuu ma’ash shaadiqin”. Wahai orang orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang orang yang benar. (Q.S at Taubah 119)  

Sungguh Rasulullah telah mengingatkan  agar seseorang selalu memperhatikan dengan siapa dia harus berteman dekat. Beliau  bersabda : “Arrajulu ‘alaa diini khaliilih, falyanzhur ahadukum man yukhaalil”  Seseorang itu bergantung kepada agama teman dekatnya. Oleh karena itu hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan siapa yang akan dijadikan teman dekatnya.(H.R at Tirmidzi dan Abu Dawud). 
  
Kedua : TIDAK banyak bersenda gurau, tidak banyak tertawa apalagi dengan cerita cerita yang dibumbui kebohongan dan dibuat buat. Juga tidak membicarakan atau menceritakan semua  yang dilihat dan didengar  yang tidak ada manfaat akhiratnya.
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Jangan kalian banyak tertawa karena banyak tertawa akan mematikan hati”. (H.R at Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishaihkan oleh Syaikh al Albani).

Rasulullah bersabda : “Min husni islamil mar’i tarkuhu maa laa ya’niih” Diantara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya. (H.R Imam at Tirmidzi, dari Abu Hurairah).

Sebelum membicarakan  atau melakukan sesuatu jangan lupa bertanya kepada diri apakah yang akan saya bicarakan atau yang akan saya lakukan ini memiliki manfaat untuk akhirat saya atau tidak. Apakah Allah ridha kalau saya membicarakan ini atau melakukan itu. ? Lalu jawablah dengan jujur.

Ketiga : TIDAK melakukan perjalanan yang tidak terlalu penting apalagi perjalanan jauh. Rasulullah bersabda :Janganlah engkau melakukan perjalanan jauh (safar) kecuali menuju tiga masjid : Al-Masjid Haram, Masjid Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan Masjid al-Aqshaa” (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Perjalanan jauh bisa melelahkan dan butuh banyak waktu serta biaya. Kelelahan, menghabiskan waktu dan biaya di perjalanan adalah tidak baik bagi seorang yang telah berumur lanjut. Selain itu orang yang bersafar akan sulit melakukan ibadah terutama ibadah sunnah dengan sempurna pada hal seseorang yang telah haruslah berusaha memperbanyak dan menyempurnakan ibadah sunnah sebagai tambahan bagi ibadah wajibnya. 

Keempat : TIDAK mengikuti kemauan syahwat. Meskipun sesuatu itu mubah, tetaplah dipelihara agar tidak berlebihan seperti dalam hal makan, minum, tidur apalagi untuk menikmati hiburan seperti menonton televisi dengan acara yang buruk semacam ghibahtainment, sinetron yang terkadang mengumbar aurat dan yang lainnya. Juga harus dihindari begadang di malam hari kecuali untuk ibadah sebatas kemampuan. 

Kelima : TIDAK  khawatir dengan  rizki dan kebutuhan duniawi. Rasulullah bersabda : “Laa tamuutu nafsun hatta tastakmila rizqahaa” Satu jiwa tidak akan mati hingga ia memperoleh rezkinya dengan sempurna. (H.R Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani). 

Allah yang menjamin rizki yang terkadang datang dari arah yang tidak disangka.  Sungguh Allah menjamin rizki makhluknya. Allah berfirman : “Wama min daabbtin fil ardhi illa ‘alallahi rizquhaa”. Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) dibumi melainkan semuanya dijamin Allah rezkinya (Q.S Hud 6).

Keenam : Tidak memberikan kesaksian, penjelasan atau jawaban untuk siapa saja yang meminta tanpa terlebih dahulu mencari dan memastikan kebenarannya. Jangan asal menjawab kalau ditanya tentang sesuatu. Lebih baik menjawab dengan tidak tahu. Ini lebih selamat. 

Allah berfirman : “Wa laa taqfu maa laisa laka bihii ‘ilmun, innas sam’a wal bashara wal fu-aada kullu ulaa-ika kaana  kullu ulaa-ika kaana ‘anhu mas-uulaa” Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya.  (Q.S al Isra’ 36).

Itulah sebagian nasehat yang insya Allah bermanfaat bagi orang orang yang telah berusia lanjut dalam memanfaatkan sisa umurnya. Wallahu A’lam. (853)



   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar