Senin, 10 Oktober 2016

MENJAGA SEMANGAT BELAJAR ILMU SYAR'I



MENJAGA SEMANGAT BELAJAR ILMU SYAR’I

Oleh Azwir B. Chaniago

Belajar ilmu adalah sangat dianjurkan dalam Islam. Sungguh tidak agama selain Islam yang demikian memperhatikan umatnya untuk belajar ilmu terutama ilmu syar’i dan juga ilmu ilmu lainnya yang memang bermanfaat bagi kaum muslimin. Rasulullah mengingatkan bahwa belajar ilmu hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim baik laki laki maupun perempuan. Beliau bersabda : Thalibul ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim” Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah).  

Bahkan Rasulullah  bersabda bahwa belajar ilmu akan memudahkan jalan bagi seorang hamba menuju surga. : “Man salaka thariiqan yaltamizu bihi ilman salallahu lahu bihi  thariqan  illal  jannah.” Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,  Allah mudahkan jalannya menuju surga. (H.R Imam Muslim). 

Saat ini sangatlah banyak majlis ilmu yang bisa dihadiri untuk belajar dan duduk dihadapan guru. Bahkan sarana lainnya berupa buku, kaset, bulletin, internet dan media sosial dan yang lainnya juga tersedia bagi siapa pun yang ingin belajar. Tinggal sekarang bagaimana menjaga semangat dan mengatur waktu untuk belajar ilmu.

Lalu diantara pelajar ada yang lemah semangat dalam belajar ilmu dan ini jelas akan mendatangkan kerugian bahkan penyesalan yang berkepanjangan. Lemah atau hilangnya semangat belajar ilmu bagi seorang hamba hakikatnya adalah musibah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin pernah ditanya tentang orang orang yang lemah semangat dalam belajar ilmu yang bermanfaat. Beliau memberikan jawaban : Lemahnya semangat dalam menuntut ilmu syar’i adalah termasuk salah satu dari berbagai musibah besar. Untuk itu ada hal yang mesti dihadirkan dalam dirinya :

Pertama : Ikhlas karena Allah dalam menuntut ilmu. Jika manusia ikhlas dalam menuntut ilmu dan mengetahui bahwasanya orang yang menuntut ilmu diberi pahala dan dia akan mencapai derajat ketiga diantara derajat umat ini maka semangatnya (belajar ilmu) akan menjadi segar kembali.
 
Allah berfirman : “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama sama dengan orang orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi nabi, para shiddiiqiin, orang yang mati syahid dan orang orang shalih. Dan mereka itulah teman sebaik baiknya. (Q.S an Nisaa’ 69).

Kedua : Berusaha mencari teman teman yang selalu mendorongnya untuk memperdalam ilmu dan membantunya dalam berdiskusi dan penelitian. Jangan bosan berteman dengannya selama mereka suka menolong dalam mendapatkan ilmu.

Ketiga : Melihat dirinya dalam arti mengoreksi atau mengintrospeksi diri jika bermaksud melepaskan diri dari ilmu. Allah berfirman : “Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Rabb-nya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami  (Q.S al Kahfi 28).

Hendaklah dia bersabar (dalam belajar ilmu). Jika dia kembali menuntut ilmu maka menuntut ilmu itu akan menjadi kebiasaan dan hari hari yang dia tinggalkan dari menuntut ilmu akan dia rasakan sebagai hari yang lama. Adapun jika dia menyerahkan dirinya kepada kesenangan maka tidak demikian adanya. Nafsu selalu memerintahkan kepada keburukan, sedangkan syaithan membujuknya supaya malas dan meninggalkan belajar ilmu. (Al Fatawa al Muhimmah).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (830)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar