Jumat, 14 Oktober 2016

MAKNA SHAAHIBUL QUR-AN



MAKNA SHAAHIBUL QUR-AN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Imam Muhammad Ali ash-Shabuni berkata : Al-Quran adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf  yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, dimulai dengan Surah Al-Fatihah (1)  dan ditutup dengan Surah An-Nas (114).

Sungguh tidak ada ketinggian dan kemuliaan yang hakiki akan diperoleh seorang hamba kecuali dengan al Qur an. Imam al Muzani, yaitu salah seorang murid terbaik Imam asy Syafi-i menjelaskan bahwa Imam asy Syafi-i berkata : “Man ta’allamal qur an ‘azhumat qiimatuhu” Barangsiapa yang mempelajari al Qur an telah tinggi kedudukannya.

Syaikh DR Abdurrahman as Sudais  berkata : Wahai hamba Allah, sesungguhnya ketinggian dan kesuksesan, kemuliaan dan kekuasaan di dunia dan di akhirat adalah untuk para pengemban dan pengamal al Qur an. Inilah yang ditunjukkan oleh Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.

Sungguh telah dijelaskan dalam sebuah hadits dari Utsman bin Affan, tentang keutamaan orang yang mempelajari dan mengajarkan al Qur an. Rasulullah bersabda : “ Khairukum man ta’allamal qur-ana wa ‘allamahu” Sebaik baik kalian adalah yang belajar al Qur an dan mengajarkannya (H.R Imam Bukhari).

Imam Ibnu Hajar Ashqalani berkata : Tidak diragukan lagi bahwa orang yang bisa menggabungkan antara belajar dan mengajarkan al Qur an adalah orang yang sempurna bagi dirinya dan bagi orang lain, yaitu yang mampu mengumpulkan kebaikan yang sedikit dan yang banyak (Fathul Bari).

Dalam sebuah hadits disebutkan  tentang shaahibul Qur-an. Dari Abdullah bin ‘Amr bin bahwa  Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Yuqaalu li shahibil qur-an iqra’ war taqi warattil kamaa kunta turattilu fid dun-yaa fa inna manzilaka ‘inda akhiri aayatin taqra-uuhaa”. Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) al Qur an nanti : Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau mentatilnya !. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).  H.R  Abu Dawud, dan at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani.

Imam al Khathabi  menjelaskan : Ada dalam atsar bahwa jumlah ayat al Qur an menentukan ukuran tangga surganya. Disampaikan kepada para penghafal al Qur an : Naiklah ke tangga sesuai yang kamu baca dari al Qur an. Barangsiapa yang menyempurnakan bacaan seluruh al Qur an maka ia mendapat tangga surga tertinggi dan siapa yang membaca satu juz darinya maka akan naik ke tangga sesuai ukuran tersebut. Sehingga ujungnya pahala berada pada ujungnya bacaan. (Mu’aalim as Sunan). 

Syaikh al Albani memberi penjelasan tentang apa yang disampaikan oleh Imam Khathabi tersebut, yakni : Ketahuilah bahwa yang dimaksudkan dengan Shaahibul Qur an (orang yang membaca al Qur an) disini (dalam hadits ini) adalah orang orang yang menghafalkannya dari hati sanubari. Sebagaimana hal ini ditafsirkan berdasarkan hadits yang lain : Suatu kaum akan diimami oleh orang yang paling menghafal Kitabullah (al Qur an).

Kedudukan yang bertingkat tingkat di surga nanti tergantung dari banyaknya hafalan seseorang di dunia dan bukan tergantung pada banyak bacaannya saat ini. Sebagaimana hal ini banyak disalah pahami oleh banyak orang.

Inilah keutamaan yang nampak bagi seseorang yang menghafalkan al Qur an namun dengan syarat hal ini dilakukan  untuk mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Bukan untuk mengharapkan dunia, dirham dan dinar. (Lihat Silsilah Hadits Shahih).

Kiranya hadits ini memberikan semangat atau motivasi yang kuat bagi setiap hamba yang beriman untuk berusaha menghafal al Qur an sesuai kemampuannya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (837).       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar