Sabtu, 22 Oktober 2016

JANGAN LUPA KEMATIAN TERUS MENERUS MENUNGGU



JANGAN LUPA KEMATIAN TERUS MENUNGGU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kalau kita perhatikan keadaan sebagian manusia, ada yang    lupa  bahwa mati  akan mendatanginya. Pada hal kematian pasti datang bahkan  bisa jadi  dengan tiba tiba. Diantara penyebab kenapa ada manusia yang lupa kematian adalah  berlebihan dalam mencintai dunia. Keinginannya adalah mengumpulkan harta   dunia dengan segala perhiasannya. Mereka   bernikmat nikmat dengan harta dunia  lalu lupa kematian yang setiap detik menyongsong dalam kehidupannya.

Mereka sebenarnya mengetahui mati akan mendatanginya cuma lupa atau berusaha melupakan. Ini pasti membahayakan dunia terlebih lagi akhiratnya. Orang yang lupa akan kematian tentu lebih lupa lagi dalam mempersiapkan bekal menghadapi kematian dan keadaan sesudah mati itu.

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan  dalam firman-Nya : “Yaa aiyuhal ladzina aamanut taqullaha wal tandzur nafsun maa qaddamat lighad, wattaqullaha, innalallaha khabiirun bimaa ta’maluun” Wahai orang orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S  al Hasyr 18).

Rasulullah telah mengingatkan dalam  sabda beliau :  “Aktsiruu dzikra haadzimil ladzdzaati ya’nil mauta” Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan kenikmatan kesenangan yaitu kematian. (H.R Imam at Tirmidzi dan Ibn Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Bahkan Rasulullah memuji orang yang selalu mengingat mati itu sebagai orang mukmin yang cerdas. Dari Ibnu Umar, diriwayatkan bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam ditanya : Siapakah dari orang orang mukmin yang cerdas ? Rasulullah bersabda : “Yang paling banyak mengingat mati dan paling tekun membuat persiapan untuknya, mereka itulah orang yang cerdas” (H.R Ibnu Majah dan al Hakim, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Ketahuilah bahwa orang yang lupa mengingat mati maka mereka  lalai mengingat Allah dan lebih lalai lagi dalam beribadah kepada-Nya. Hatinya akan menjadi keras sehingga tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. 

Oleh karena itu maka renungkanlah, bagaimana nasib seseorang di akhirat kelak yaitu pasti akan diperlihatkan semua apa yang dilakukannya ketika berada di dunia. Pastilah dia menyesal dan merugi bahkan minta dikembalikan kedunia meskipun tidak mungkin terjadi.

Allah berfirman : “Walau taraa idzil mujrimuuna naakisuu ru-uusihim ‘indarabbihim, rabbanaa absharnaa wa sami’naa farji’naa na’mal shaalihan inna muuqinuun” Dan (alangkah ngerinya) jika sekiranya kamu melihat orang orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya dihadapan Rabbnya. (Mereka berkata) Yaa Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (kedunia) niscaya kami akan mengerjakan amal shalih. Sungguh kami adalah orang orang yang yakin.  (Q.S as Sajdah 12).

Allah berfirman : “Hatta idzaa jaa-a ahada humul mautu qaala rabbi arji’uun. La’alli a’malu shaalihan fiimaa taraktu, kallaa, innaha kalimatun huwa qaa-iluhaa, wa min wa raa-ihim barzzakhun ilaa yaumi yub’atsuun” Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata : Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan. Sekali kali tidak. Sungguh itu adalah dalih yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh (pembatas) sampai pada hari mereka dibangkitkan. (Q.S al Mu’minuun 99-100) 

Oleh karena itu seorang hamba janganlah pernah lupa sesaatpun  bahwa kematian pasti mendatanginya kapan saja Allah berkehendak. Siapkanlah bekal yaitu iman dan amal shalih yang  akan menyelamatkan dirinya di akhirat kelak.

Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (844).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar