Sabtu, 02 Januari 2016

MENCARI RIZKI YANG BERKAH



MENCARI RIZKI YANG BERKAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, Allah tidak akan pernah mensia siakan makhluk-Nya termasuk dalam hal rizki. Semua dijamin rizkinya. Allah berfirman : “Wama min daabbtin fil ardhi illa ‘alallahi rizquhaa”. Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) dibumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya (Q.S Hud 6).

Syaikh as Sa’di antara lain menafsirkan ayat ini bahwa semua (makhluk)  yang merayap dimuka bumi baik manusia, binatang didaratan atau dilautan maka Allah telah menjamin rizki dan makan mereka. Rizki mereka menjadi kewajiban Allah. Semuanya diliputi oleh ilmu Allah dicatat oleh pena-Nya. Berlaku padanya kehendak Allah dan manusia tetap harus yakin kepada Allah yang menjamin rizkinya.

Tetapi ketahuilah bahwa rizki itu tidaklah datang sendiri tetapi diperoleh dengan berusaha. Rasulullah bersabda : “Jika kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar benar tawakal, pasti Allah akan memberi rizki kepadamu seperti Dia memberi rizki kepada burung burung yang terbang di pagi hari dengan tembolok kosong dan waktu pulang ke sarangnya pada waktu petang, temboloknya sudah penuh (H.R Ibnu Majah).
Jadi hadits mengisyaratkan agar manusia berusaha mencari rizki dimana Rasulullah  memberi contoh burung yang keluar dari sarangnya (untuk berusaha) mencari rizki.  

Oleh sebab itu, kewajiban seorang hamba adalah bagaimana berusaha mencarinya, bukan memikirkan apakah dia akan dapat rizki atau tidak. Tidak perlu bersusah susah memikirkan seberapa yang akan didapat   sedikit atau banyak karena  Allah Ta’ala telah menetapkan rizki yang cukup dan sesuai serta  pantas untuknya.

Allah berfirman : “Wain min syai-in illa ‘indanaa khazaa-inuhu, wamaa nunazziluhuu illaa biqadarin ma’luu”. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya (perbendaharaannya, sumbernya). Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu. (Q.S al Hijr 21)  

Satu hal yang sangat penting menjadi pemikiran seorang hamba atas rizki yang diberikan Allah adalah bagaimana agar rizki yang banyak atau sedikit tetapi dinaungi oleh berkah yang melimpah. Berkah bagi dirinya, bagi keluarganya dan berkah bagi setiap orang yang diberinya nafkah dengan rizkinya itu. 

Lalu apa itu berkah. Secara bahasa, berkah atau al barkah memiliki makna berkembang, bertumbuh dan kebahagiaan. Imam an Nawawi dalam  Syarah Sahih Muslim berkata : Makna asal keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan abadi (di dunia sampai ke akhirat, pen.)

Ketahuilah bahwa kebaikan dan berkembang dimaksud tidak dalam arti riil dan kasat mata saja. Dalam hal rizki misalnya, kebaikan dan berkembangnya rizki bukan sekedar dalam jumlah yang terus bertambah secara fisik. Juga termasuk dan bahkan yang utama adalah berkembangnya rizki  secara maknawi dalam bentuk bertambahnya manfaat. 

Sungguh keberkahan haruslah menjadi harapan dan tujuan utama seorang hamba dalam mencari rezki. Dia harus mencari jalan dan berupaya menempuh cara cara yang patut agar senantiasa mendapat rizki yang berkah. Diantara cara untuk mendapatkan rizki yang berkah adalah :

Pertama : Sebelum berusaha mencari rizki mulailah dengan doa.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan kepada kita semua satu doa yaitu memohon rizki yang halal dan baik sehingga memberi berkah. Doa ini biasa dibaca oleh beliau setelah berdzikir sehabis shalat shubuh atau beliau baca dalam rangkaian dzikir pagi.

Sungguh  doa ini sangat baik untuk kita amalkan karena Rasulullah yang mengajarkannya, yaitu : Allahhumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqan thaiyiban wa ‘amalan mutaqabbalan”. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amalan yang diterima. (H.R Ibnu Majah) 

Kedua : Berusaha mencari rizki yang baik.   
Setelah berdoa meminta rizki yang  thaiyiban maka bersegeralah untuk berusaha mencarinya. Sungguh sangatlah banyak cara untuk mendapatkan rizki namun tetap mengambil yang halal agar rizki itu berkah. Tidak mengambil  dari yang haram dengan cara bermaksiat seperti berlaku curang, menipu  ataupun menzhalimi orang lain. 

Memang ada satu ungkapan tentang mencari rizki, tapi ungkapan ini sudah kuno, ketinggalan zaman, yaitu : Mencari rizki yang haram saja susah apalagi yang halal. Itu adalah ungkapan orang orang yang belum sepenuhnya mengenal Rabb-nya yang Maha Pemurah. 

Allah Ta’ala telah mengingatkan agar mengambil rizki yang halal dan baik, sebagaimana dalam firman-Nya : “Yaa aiyuhannasu kuluu mimma fil ardhi halaalan thaiyiban. Wahai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. (Q.S al Baqarah 168).  

Ketiga : Menafkahkan dijalan  yang Allah ridha.
Ketahuilah bahwa harta yang dinafkah sesuai petunjuk syariat diantaranya adlah untuk keluarga dekat dan keluarga jauh dan orang orang yang membutuhkan. Termasuk juga diinfakkan untuk membela agama Allah. Insya Allah semuanya  akan mendatangkan keberkahan. 

Adalah kewajiban seorang hamba untuk membelanjakan hartanya pada jalan yang Allah ridha. Sebab harta akan ditanya dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan. Rasulullah bersabda : “Tidak  akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat sampai dia ditanya (diminta pertanggungan jawab) tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana diperolehnya dan kemana dibelanjakannya serta tubuhnya untuk apa diletih letihkannya (H.R at Tirmidzi dan ad Darimi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Keempat : Merasa cukup sebagai tanda bersyukur. 
Imam Ali al Jurjani berkata : Qana’ah secara bahasa maknanya adalah ridho terhadap pemberian. Dan ada pula yang mengatakan makna qana’ah adalah mencukupkan diri dan tidak meminta-minta.
Qana’ah adalah engkau ridho dan menerima berapapun yang diberikan Allah dalam kehidupan dunia ini, baik sedikit ataupun banyak. Engkau menyerahkan urusanmu kepada Allah. Engkau mengetahui dan yakin bahwa Allah lebih tahu dan lebih sayang terhadap dirimu daripada dirimu sendiri. (Abdul Ilah bin Ibrahim Dawud, Kitab al Qana’ah).

Diantara cara untuk mendapatkan berkah dari rizki adalah dengan menjaga sikap qanaah sebagai tanda bersyukur kepada Allah Ta’ala.    “Wakum qani’an takun asykarannasi”. Dan jadilah orang yang qana’ah niscaya engkau menjadi manusia yang bersyukur. (H.R Ibnu Majah, dari Abu Hurairah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Ketahuilah bahwa disaat rizki disyukuri dan  diridhai sebagai pemberian Allah Ta’ala maka Dia akan memberikan keberkahan atas rizki itu. 

Sebagai penutup, ingatlah akan firman Allah Ta’ala bahwa inti pokok untuk mendapatkan keberkahan, termasuk keberkahan rizki adalah menjaga iman dan takwa. Allah berfirman : “Walau anna ahlal quraa aamanuu wattaqau, lafatahna ‘alaihim barakatun minas samaa-i wal ardhi.” Sekiranya penduduk negeri negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.(Q.S al A’raf 96).

Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam (529)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar