Minggu, 03 Januari 2016

BERBUAT BAIKLAH KEPADA TETANGGA




BERBUAT BAIKLAH KEPADA TETANGGA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Perintah berbuat baik.
Allah memerintahkan manusia untuk berbuat baik kepada sesama. Dalam surat an Nahal 90 Allah telah menyuruh manusia untuk berbuat kebaikan dan sekali gus melarang manusia untuk berbuat keji dan mungkar. “Innallaha ya’muru bil a’dli wal ihsaan, wa-itaa- idzil qurba wa yanhaa ‘anil fahsyaa-i  wal munkari wal baghyi. Ya’izhukum la’alakum tadzakkaruun” Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Sungguh Allah telah sangat banyak  berbuat baik kepada hamba hamba-Nya dan Allah memerintahkannya untuk berbuat baik pula. Allah berfirman : “Wa ahsin kamaa ahsanallahu ilaika” Berbuat  baiklah (kepada manusia) sebagai mana Allah telah berbuat baik kepadamu. (Q.S al Qashash 77).

Kemudian dalam surat an Nisa’ 36, Allah Ta’ala menyebutkan perintah berbuat baik kepada tetangga. Allah berfirman : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak anak yatim, orang orang miskin, tetangga  yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang sombong dan membanggakan diri.

Cara berbuat baik kepada tetangga.
Lalu bagaimana cara berbuat baik kepada tetangga ?. Sungguh sangatlah banyak jalan untuk busa berbuat baik kepada tetangga, diantaranya adalah :
    

Pertama : Membantu kebutuhan dan saling berbagi. Jika seseorang memiliki kelebihan nikmat berupa harta sangatlah dianjurkan untuk berbagi dengan tetangga yang kekurangan. Terhadap tetangga yang tidak kekurangan dianjurkan untuk diberi hadiah atau oleh oleh jika pulang dari bepergian.                                                              
Rasulullah bersabda : Idza thabakhta maraqatan fa aktsir maa-ahaa wa ta’aahad jiraanaka”. Jika engkau memasak daging berkuah, perbanyaklah kuahnya dan bagikan      kepada tetanggamu. (H.R Imam Muslim).                                                       
                                                         
Kedua : Tidak menyakiti tetangga. Janganlah sekali kali berbuat buruk atau menyakiti tetangga. Ketahuilah bahwa menyakiti tetangga termasuk dosa besar dengan ancaman neraka. Ada seorang sahabat berkata, Wahai Rasulullah : Si Fulanah sering shalat malam dan puasa namun lisannya pernah menyakiti tetangganya.    Rasulullah bersabda : “Tidak ada kebaikan padanya. Ia di neraka. (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad dan al Hakim dalam al Mustadrak).

Rasulullah juga bersabda : “Laa yadkhulul jannata man laa ya’manu jaaruhu bawaa-iqah”. Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim). 

Ketiga : Menutup aib tetangga. Tidak ada manusia yang  bebas sama sekali dari berbagai cacat dan kekurangan. Jika seseorang melihat aib tetangganya berupa cacat atau kekurangan maka tidaklah boleh  menyebarkannya. Dia harus merahasiakannya terhadap orang lain. Rasulullah bersabda : “Waman satara musliman satarahullahu yaumal qiyaamah”. Barangsiapa yang menutupi aib muslim lainnya, maka Allah akan tutup aibnya kelak pada hari Kiamat. (H.R Imam Muslim).

Kalau aib tetangga  itu adalah berupa maksiat yang dilakukan maka berbuat baiklah kepadanya yaitu berusaha menasehatinya dengan bijak sehingga dia selamat dari dosa.

Jika diperlakukan buruk oleh tetangga.
Berkenaan dengan berbuat baik kepada tetangga terkadang memang ada ujiannya. Ada seorang teman mengeluh : Saya selalu berusaha berbaik baik kepada tetangga semampu saya tetapi tetangga itu tetap saja berbuat buruk terhadap saya. Terkadang mengghibah keluarga saya. Menceritakan aib saya kepada orang lain. Lalu apa yang harus saya lakukan. 

Dalam hal ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya :

Pertama : Tetaplah bersabar dan teruslah berbuat baik kepadanya, termasuk mendoakannya agar Allah memberi petunjuk kepadanya. Rasulullah bersabda : “Ada tiga golongan yang dicintai Allah (salah satu diantaranya adalah) seseorang yang memiliki tetangga yang senantiasa menyakitinya namun dia bersabar menghadapi gangguan tersebut hingga kematian atau perpisahan memisahkan keduanya” (H.R Imam Ahmad)

Kedua :  Anggaplah ini ujian dari Allah untuk mengukur seberapa kuat keimanan dan ketakwaan anda. Jika iman kita lemah maka bisa bisa kita tidak mau atau kapok berbuat baik maka kita akan rugi karena terhalang melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Ketiga : Memang jika kita telah melakukan yang terbaik belum tentu hasilnya selalu baik. Lihatlah waktu kita masih sekolah, kita sudah berdoa dan berusaha belajar sebaik  mungkin menjelang ulangan tetapi hasilnya bisa saja kurang. Lihatlah pula orang orang yang mengemudikan mobil dengan hati hati namun tidak ada jaminan untuk terbebas dari kecelakaan. Ini namanya musibah. Semua itu sudah ditetapkan Allah Ta’ala. Jadi bersabarlah menerimanya.

Namun demikian ada hal penting yang harus diketahui, bahwa kebaikan yang kita lakukan terhadap tetangga  akan mendatangkan kebaikan pula bagi kita. Allah berfirman : “In ahsantum ahsantum li anfusikum, wa in asa’tum falahaa” Jika kamu berbuat baik (berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat buruk , maka (keburukan) itu bagi dirimu sendiri. (Q.S al Isra’ ayat 7)

Allah berfirman : “Hal jazaa-ul ihsan illal ihsaan” Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) Q.S ar Rahmaan 60.

Insya Allah bermanfaat untuk kita semua.  Wallahu A’lam. (531)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar