Kamis, 14 Januari 2016

DAHSYATNYA AKIBAT BURUK GHIBAH



DAHSYATNYA AKIBAT BURUK GHIBAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Apa yang dimaksud dengan ghibah.
Rasulullah telah menjelaskan kepada kita melalui suatu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah : “An Abi Hurairah anna rasulullahi salallahu ‘alaihi wasallam qaala : Atadrunna  ma al ghibatun. Qalluu  Allahu wa rasuluhu a’lam. Qaala dzikruka akhaka bima yakrahu. Qiila afaraita in kaana fi akhii ma aquulu. Qaala in kaana fiihi maa taquulu faqad aghtabtahu wa illam yakun fiihi faqad bahattahu.

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah pernah bertanya : Tahukah kamu apa itu ghibah ?. Para sahabat  menjawab  :  Allah dan RasulNya  lebih tahu.  Kemudian Rasulullah bersabda : “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang tidak dia sukai.” Seorang bertanya : Ya Rasulullah bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang seperti yang saya ucapkan. Rasulullah bersabda : Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah mengghibahnya.  Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya maka kamu telah memfitnahnya  (mendustakannya). H.R Imam Muslim.

Larangan melakukan ghibah
Mengghibah atau membicarakan aib orang lain adalah suatu akhlak yang sangat buruk dan dilarang dalam Islam dan termasuk dalam salah satu dosa besar.

Allah berfirman “Walaa tajassasu walaa yaghtab ba’dhukum ba’dha. Ayuhibbu ahadukum aiya’ kula lahma akhihi maitan, fakarih tumuuh”. Dan janganlah kamu mencari cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menghibah sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati. Tentu kamu merasa jijik. (Q.S al Hujuraat 12).

Sungguh ghibah adalah termasuk salah satu dosa besar. Kenapa termasuk dosa besar. Syaikh as Sa’di menjelaskan  : Didalam ayat ini terdapat peringatan keras dari melakukan ghibah karena ghibah tergolong  dosa besar. Allah menyamakan ghibah dengan memakan daging bangkai yang mana memakan daging bangkai adalah termasuk dosa besar (Tafsir Karimir Rahman).

Dalam ayat ini Allah memberikan perumpamaan yang sangat buruk bagi pelaku ghibah yaitu seperti memakan daging bangkai manusia. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelaskan bahwa  ayat ini sebagai bentuk penghinaan terhadap orang yang mengghibah  supaya tidak ada seorangpun yang melakukannya.

Rasulullah bersabda : “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak boleh menzhalimi, tidak boleh menelantarkan dan tidak boleh merendahkannya. Cukuplah seseorang itu dikatakan jahat apabila ia telah merendahkan saudaranya sesama muslim”. (H.R Imam Muslim).

Dari Ibnu ‘Umar, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik mimbar dan menyeru dengan suara yang lantang : “Wahai segenap manusia yang masih beriman dengan lisannya namun iman itu belum meresap ke dalam hatinya janganlah kalian menyakiti kaum muslimin. Dan janganlah melecehkan mereka. Dan janganlah mencari-cari kesalahan-kesalahan mereka. Karena sesungguhnya barang siapa yang sengaja mencari-cari kejelekan saudaranya sesama muslim maka Allah akan mengorek-ngorek kesalahan-kesalahannya. Dan barang siapa yang dikorek-korek kesalahannya oleh Allah maka pasti dihinakan, meskipun dia berada di dalam bilik rumahnya.” (H.R Imam at Tirmidzi)

Akibat buruk perbuatan ghibah.
Ummu Abdillah Al-Wadi’iyah berkata: Ghibah itu diharamkan, sedikit maupun banyak. Di dalam Sunan Abu Dawud tercantum sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalan ‘Aisyah. Beliau berkata: “Wahai Rasulullah, cukuplah menjadi bukti bagimu kalau ternyata Shafiyah itu memiliki sifat demikian dan demikian.”  Salah seorang periwayat hadits menjelaskan maksud ucapan ‘Aisyah bahwa Shafiyah itu orangnya pendek.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicelupkan ke dalam lautan maka niscaya akan merubahnya.”

Asy Syaikh Salim bin Ied al Hilali berkata : Dapat merubah rasa dan aroma air laut, disebabkan betapa busuk dan kotornya perbuatan ghibah. Hal ini menunjukkan suatu peringatan keras dari perbuatan tersebut. (Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhush Shalihin)

Lihatlah betapa dahsyatnya akibat buruk dari ghibah. Sekedar menggambarkan dan menyebut bentuk tubuh seseorang saja sudah mendapat teguran keras dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. Bahkan beliau mengingatkan ghibah yang sedikit itu saja jika dicelupkan kedalam air laut ternyata bisa merubahnya. Lalu bagaimana dengan sebagian orang yang suka mengghibah saudaranya dan menyebutkan sesuatu yang lebih buruk dari itu. Na’udzubillah.

Ketahuilah seseorang bahwa yang ikut mendengar ghibah tidak akan selamat dari dosa ghibah, kecuali dia mengingkari dengan lisannya dan minimal dengan hatinya. Sangatlah dianjurkan kepada setiap hamba untuk selalu menjauhkan diri dari ghibah dan juga menjauh dari majlis ghibah.

Imam Ibnul Mubarak berkata : Pergilah (segera menghindarlah) dari orang orang yang mengghibah sebagaimana engkau lari dari kejaran singa. 

Wallahu A’lam.  (541)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar