Senin, 04 Januari 2016

MENGHINDARLAH DARI MAJLIS GHIBAH



MENGHINDARLAH DARI MAJLIS GHIBAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Tentang makna  ghibah, Rasulullah telah menjelaskan kepada kita melalui suatu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah : “An Abi Hurairah anna rasulullahi salallahu ‘alaihi wasallam qaala : Atadrunna  maa al ghibatun. Qalluu  Allahu wa rasuluhu a’lam. Qaala dzikruka akhaka bima yakrahu. Qiila afaraita in kaana fi akhii ma aquulu. Qaala in kaana fiihi maa taquulu faqad aghtabtahu wa illam yakun fiihi faqad bahattahu”.

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah pernah bertanya : Tahukah kamu apa itu ghibah ?. Para sahabat  menjawab  :  Allah dan RasulNya  lebih tahu.  Kemudian Rasulullah bersabda : “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang tidak dia sukai.” Seorang bertanya : Ya Rasulullah bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang (benar) seperti yang saya ucapkan. Rasulullah bersabda : Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah mengghibahnya.  Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya maka kamu telah memfitnahnya  (mendustakannya). H.R Imam Muslim.

Ghibah adalah salah satu penyakit hati, sangat berbahaya dan akan mendatangkan mudharat yang  besar bagi pelakunya. Oleh karena itu Allah Ta’ala melarang orang beriman untuk melakukan ghibah.

Allah berfirman “Walaa tajassasu walaa yaghtab ba’dhukum ba’dha. Ayuhibbu ahadukum aiya’ kula lahma akhihi maitan, fakarih tumuuh”. Dan janganlah kamu mencari cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menghibah sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati. Tentu kamu merasa jijik. (Q.S al Hujuraat 12).

Dalam ayat ini Allah memberikan perumpamaan yang sangat buruk bagi pelaku ghibah yaitu seperti memakan daging bangkai manusia. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelaskan bahwa  ayat ini sebagai bentuk penghinaan terhadap orang yang mengghibah  supaya tidak ada seorangpun yang melakukannya.

Para ulama tidak berbeda pendapat bahwa ghibah atau membicarakan aib orang lain termasuk salah satu dosa besar. Seorang hamba tentu tidak akan mau ikut duduk di majlis ghibah dan selalu berusaha menjauhinya.

Andaikata seorang hamba  berada di tempat manusia membicarakan aib dan keburukan orang lain atau majlis ghibah maka ada dua hal yang perlu diketahui dan dilakukan :

Pertama : Ketahuilah seseorang bahwa yang ikut mendengar ghibah tidak akan selamat dari dosa ghibah, kecuali dia mengingkari dengan lisannya dan minimal dengan hatinya.

Kedua : Berusaha meninggalkan majlis tersebut. Termasuk pula yang harus diingkari dan ditinggalkan adalah acara semacam infotainment  yang menu utamanya  adalah ghibahtainment.

Imam Ibnul Mubarak berkata : Pergilah (segera menghindarlah) dari orang orang yang mengghibah sebagaimana engkau lari dari kejaran singa. 

Orang bijak berkata : Menghindarlah dari majlis ghibah sebagaimana engkau menghindar dari jilatan anjing.  

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.  (532).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar