Rabu, 27 Januari 2016

JANGAN MENINGGALKAN AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR



JANGAN MENINGGALKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala berfirman bahwa diantara ciri umat terbaik adalah menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. “Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnaasi ta’muruuna bil ma;ruufi wa tanhauna ‘anil munkari wa tu’minuuna billah”. Kamu (ummat Islam) adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang mungkar dan (kamu) beriman kepada Allah. (Q.S Ali Imran 110)  

Syaikh as Sa’di berkata : Hal ini adalah keutamaan yang diberikan kepada umat ini dengan sebab sebab tersebut yang menjadikan mereka istimewa karenanya dan mereka unggul diatas seluruh umat. Mereka adalah sebaik baik manusia untuk manusia dalam nasehat dan cinta kepada kebaikan, dakwah, pengajaran, bimbingan, menyuruh kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Menyatukan kesempurnaan akhlak dan usaha memberikan manfaat kepada mereka sesuai dengan kemampuan. Dan juga antara penyempurnaan jiwa dengan beriman kepada Allah Ta’ala dan menunaikan segala hak keimanan. (Tafsir Karimir Rahman).

Lalu ada yang bertanya bagaimana hukumnya orang yang  meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar, padahal dia mampu untuk melakukannya ?

Syaikh Abdul Aziz bin Baz memberikan penjelasan : (1) Hukumnya, berarti dia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. (2) Imannya lemah dan (3) Dia terancam bahaya besar berupa penyakit hati dan (segala) efeknya, cepat maupun lambat.

Ini adalah sebagaimana firman Allah : “Telah dilaknat orang orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang perbuatan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amatlah buruk apa yang selalu mereka perbuat itu. (Q.S al Maidah 78-79).

Dan juga sabda Rasulullah : “Man ra-a minkum munkaran fal yughaiyirhu biyadihi faillam yastathi’ fabilisaaanihi, faillam yastathi’ fabiqalbihi, wa dzalika adh’aful iimaan.” Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya. Jika dia tidak mampu maka dengan  lisannya dan jika dia tidak mampu maka dengan hatinya, (mengingkari dengan hati) itu adalah iman yang paling lemah. (H.R Imam Muslim).

Dalam sabda lainnya Rasulullah menyebutkan : “Innan naasa idzaa ra-awul munkara fa lam yunkiruuhu au syaka an ya’ummahumullahu bi’iqaabih”. Sesungguhnya manusia itu bila melihat kemungkaran tapi tidak mengingkarinya, maka dikhawatirkan Allah akan menimpakan siksa-Nya yang juga menimpa mereka (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Masih banyak lagi hadits yang semakna dengan ini. Semoga Allah Ta’ala menunjuki kaum muslimin untuk senantiasa melaksanakan kewajiban yang agung ini dengan cara yang diridhai-Nya. (Dari Kitab  Fatwa Fatwa Terkini) 

Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam (555)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar