Selasa, 26 Januari 2016

MALAIKAT MENGHIBUR HAMBA ALLAH YANG ISTIQAMAH



MALAIKAT MENGHIBUR HAMBA ALLAH YANG ISTIQAMAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kata istiqamah secara bahasa  bermakna i’tidal atau lurus. Menurut syari’at, istiqamah adalah meniti jalan yang lurus yaitu agama yang lurus yakni Islam tanpa menyimpang darinya ke ki kiri atau ke kanan. Istiqamah mencakup seluruh ketaatan yang terlihat maupun yang tersembunyi serta meninggalkan seluruh yang dilarang. (Imam Ibnu Rajab al Hambali). 

Sementara itu Imam an Nawawi menjelaskan bahwa makna istiqamah adalah luuzumu tha’atillah yaitu tetap konsekwen dan konsisten dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala.
  
Seorang muslim hendaklah senantiasa menjaga istiqamah  menjalani hidup ini terutama dalam melakukan amal shalih. Sungguh sangatlah banyak dalil dari al Qur an dan as Sunnah yang memerintahkan kita agar senantiasa menjaga istiqamah dalam beramal. Diantaranya adalah sebagaimana firman Allah : “Wa a’bud rabbaka hattata’tiyakal yaqiin” Dan  sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian) Q.S al Hijr 99.

Syaikh as Sa’di dalam Kitab Tafsir Karimur Rahman menjelaskan maksud ayat ini bahwa kontinyulah engkau mendekatkan diri kepada Allah dengan segala macam ketaatan.

Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Fastaqiim kamaa umirta waman taaba ma’aka walaa tathghau, innahu bima ta’maluuna bashiir” Maka istiqamahlah (tetaplah) engkau (Muhammad di jalan yang benar) sebagaimana telah diperintahkan  kepadamu dan (juga) orang yang bertaubat bersamamu. Dan janganlah kamu  melampaui batas. Sungguh Dia Mahamelihat apa yang kamu kerjakan (Q.S Hud 112).

Imam Ibnu Katsir berkata : Dalam ayat ini Allah memerintahkan Rasul dan hamba hambaNya agar teguh dan selalu (tetap) istiqamah karena yang demikian itu merupakan sebab mendapat pertolongan yang besar dari Allah. Sungguh istiqamah itu memang berat. Ibnu Abbas berkata : Tidaklah diturunkan kepada Rasulullah di dalam al Qur an sebuah ayat yang lebih memberatkan dan menyulitkan daripada ayat ini.  

Rasulullah salalahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Qul amantu billahi tsummas taqiim” Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah. (H.R Imam Muslim). 

Syaikh Muhammad bin Shaih al Utsaimin berkata : Beristiqamahlah, artinya berjalanlah di atas shirathul mustaqim yaitu jalan yang lurus dan janganlah engkau melanggar ketentuan syariat, tidak melenceng ke kanan dan tidak juga ke kiri. Istiqamah mencakup (selalu berusaha) berjalan di atas syariat-Nya. Sehingga pada akhirnya mencakup dua syarat ibadah yaitu ikhlas dan mutaba’ah yakni beramal sesuai dengan syariat-Nya yang dicontohkan oleh Rasul-Nya. (Syarah Hadits Arba’in an Nawawiyah).   

Ketahuilah bahwa orang orang yang senantiasa istiqamah dalam menjalani agama yang lurus ini akan mendapat kabar sangat menggembirakan dari malaikat. Malaikat akan menghiburnya pada saat saat menjelang kematian, ketika berada di alam kubur bahkan ketika dibangkitkan.

Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka Malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata) : Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan kepadamu (Q.S Fusilat 30).

Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa para Malaikat akan turun menuju orang orang yang istiqamah ketika kematian menjemput, ketika berada di alam kubur dan ketika dibangkitkan. 

Para Malaikat itu memberi rasa aman dari ketakutan ketika kematian menjemput. Menghilangkan  kesedihannya disebabkan berpisah dengan keluarganya karena Allah pengganti dari hal itu. Memberikan kabar gembira berupa dihilangkan keburukan dan mendapatkan kebaikan dengan surga yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.

Tentang ayat ini pula, Syaikh as Sa’di berkata : Kedatangan (turunnya) para malaikat itu kepada mereka (yang istiqamah) adalah silih berganti seraya menyampaikan berita gembira kepada mereka saat menjelang kematian. Janganlah kamu merasa takutterhadap perkara yang akan kamu hadapi. dan janganlah kamu merasa sedih atas apa apa yang telah berlalu. Segala yang tidak dikehendaki yang telah berlalu  dan yang akan datang disingkirkan dari mereka. Dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”  karena itu sudah pasti untuk kamu, dan janji Allah itu pasti ditepati.

Semoga Allah  memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu istiqamah pada jalan yang lurus  terutama dalam  melakukan amal amal shalih. 

Wallahu A’lam.    (554).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar