Jumat, 22 Januari 2016

KEJAR DUNIA KEJAR AKHIRAT ?



  KEJAR DUNIA KEJAR AKHIRAT ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sering kita mendengar ungkapan dari sebagian   orang pencinta dunia : Jangan bicara akhirat melulu, ibadah melulu, ngaji melulu.  Dunia juga harus dikejar. Paling tidak fifty fifty-lah.

Lalu mereka juga menyampaikan dalil. Mereka mengatakan bahwa  bukankah Rasulullah juga telah bersabda :“I’mal lidun-yaaka ka–annaka ta’isyuabadan, wa’malli aakhiratika ka-annaka tamuutu ghadan”.Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash bahwa Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Beramallah (bekerjalah) untuk duniamu seakan akan kamu akan hidup selamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu seakan akan kamu akan mati besok. 

Dengan ungkapan dalil  yang mereka sebutkan diatas ternyata mereka terus mengejar dunia dan sangat sedikit  yang berusaha dan mencari bekal untuk hari akhirat.
Ketahuilah saudaraku bahwa  para ulama  telah memberikan penilaian terhadap kedudukan hadits ini, diantaranya adalah :

Pertama : Hadits ini disebutkan oleh Abdullah bin Mubarak dalam Kitab az Zuhd, dari Muhammad bin Ajlan dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash yaitu ucapan yang semakna dengan hadits diatas. Sanad riwayat ini lemah karena terputus. Muhammad bin ‘Ajlan tidak bertemu dengan Abdullah bin Amr bin ‘Ash. (Lihat Silsilah Ahaaditsidh Dha’ifah wal Maudhu’ah).

Kedua :  Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, seorang ahli hadits abad ini berkata : Hadits ini   tidak ada asal usulnya secara marfu’ dari Rasulullah, meskipun riwayat ini sangat populer diucapkan dikalangan kaum muslimin zaman sekarang. (Kitab Silsilah hadits Dha’if dan Maudhu’).

Ketiga : Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, seorang ulama besar dari Saudi, berkata : Ucapan ini diriwayatkan sebagai hadits dari Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam, pada hal bukan hadits. Yang benar adalah bahwa pernyataan di atas diriwayatkan dari ucapan sahabat Abdullah bin Amr bin ‘Ash, itupun dengan periwayatan yang lemah. (Majmu’ Fatawa Syaikh Utsaimin).

Oleh sebab itu seorang yang berakal (sehat) jangan  sampai tertipu dengan dunia karena bersandar kepada hadits yang tidak ada asal usulnya ini. Ketahuilah bahwa Allah telah berfirman :  “Walal aakhiratu khairul laka mina uula”  Dan sungguh yang kemudian itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan (Q.S ad Duhaa 4). 

Syaikh Utsaimin berkata : Yakni (akhirat) lebih baik dari dunia karena di akhirat terdapat kenikmatan yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.

Dengan demikian apakah kita masih akan terus mengejar dunia ?. Sungguh sehebat apapun posisi dunia yang diraih oleh seseorang  tetap saja itu hanyalah senda gurau dan permainan sementara.   Allah Ta’ala  memberitahukan bahwa dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan yang sementara saja. Allah berfirman : “Wa maa haadzihil hayaatud dun-yaa illaa lawun wa la’ibun, wa innad daaral akhirata lahiyal hayawaan. Lau kaanuu ya’maluun”. Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya sekiranya mereka mengetahui. (Q.S al Ankabut 64).

Ketahuilah bahwa sesuatu yang namanya senda gurau ataupun permainan hakikatnya adalah sementara, fana dan tidak berharga. Dan kehidupan dunia ini dinamakan dunia karena rendah dan hina, karena salah satu makna dun-yaa  adalah rendah atau hina. Kehidupan dunia adalah sesuatu yang sedikit dan kecil, jadi tidak memiliki harga.

Selain itu ketahuilah bahwa dunia bukan hanya sekedar rendah dan tidak berharga tetapi dilaknat. Rasulullah bersabda : “Alaa innad dun-yaa mal’uunah. Mal’uunun maa fiihaa illaa dzkrullahi wamaa waalaahu wa ‘alimun au muta’allimun” Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada didalamnya, kecuali (1) Dzikir kepada Allah dan (2) Ketaatan kepada-Nya, (3) Orang orang yang berilmu atau (4) Orang yang mempelajari ilmu. (H.R Imam at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abdil Barr. Hadits ini Hasan).   

Lalu apakah kita tega   menghabiskan waktu kita di dunia ini untuk mengejar sesuatu yang rendah, tidak berharga  dan dilaknat. Na’udzubillah.

Tidaklah salah jika seorang hamba berusaha mencari dunia tapi  sementara itu bersungguh sungguhlah mengejar negeri akhirat yang penuh kebahagiaan dan kekal.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (549)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar