Minggu, 10 Mei 2015

NISYFU SYA'BAN TIDAK ISTIMEWA ?



 NISYFU SYA’BAN TIDAK ISTIMEWA  ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah telah mendatangkan kepada makhluk-Nya  malam lailathul qadr yaitu malam kemuliaan. Allah berfirman : “Innaa anzalnaahu fii lailatil qadr. Wa maa adraaka maa lailatul qadr. Lailatul qadri khairum min alfi syahr”. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al Qur an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu malam kemuliaan itu ?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (Q.S al Qadr 1-3).

Syaikh Utsaimin berkata : Jika anda gabungkan antara  antara ayat : “Bulan ramadhan bulan yang didalamnya diturunkan al Qur an”  (Q.S al Baqarah 185) dengan ayat : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al Qur an) pada malam kemuliaan (Q.S al Qadr 1) maka jelaslah bahwa malam lailatul qadr itu turun pada malam bulan Ramadhan.

Dengan ini pula diketahui bahwa apa yang tersebar di kalangan sebagian manusia yang menganggap malam lailatul qadr itu terdapat pada malam pertengahan bulan Sya’ban, tidak ada dalilnya sama sekali. Malam pertengahan bulan Sya’ban sama seperti malam pertengahan bulan Rajab, Shafar, Muharram dan yang lainnya sehingga tidak boleh di khususkan untuk suatu ibadah.  Bahkan hadits hadits yang menerangkan tentang keistimewaan beribadah pada bulan tersebut semuanya lemah sehingga tidak boleh dijadikan dalil. 

Begitu juga, kata Syaikh Utsaimin : Bahwa hadits yang menerangkan tentang keistimewaan berpuasa di siang hari pertengahan bulan Sya’ban merupakan hadits dha’if yang tidak boleh berhujjah dengannya. Akan tetapi sebagian para ulama (terlalu) menganggap remeh tentang penyebutan hadits dha’if yang berkaitan dengan fadhilah fadhilah, seperti  fadhilah fadhilah amal, bulan bulan atau tempat tempat. Ini adalah suatu hal yang tidak pantas untuk dilakukan.  Karena jika anda membacakan hadits dha’if yang berkaitan dengan suatu fadhilah, pendengar akan mengira bahwa hadits itu shahih, kemudian akan menyandarkannya kepada Rasulullah. 

Ini adalah perkara yang besar. Yang penting, bahwa tidak ada pengkhususan ibadah pada siang atau malam pertengahan bulan Sya’ban. Tidak ada keistimewaan khusus untuk melaksanakan shalat pada malam pertengahan bulan Sya’ban. Malam tersebut bukanlah malam turunnya lailatul qadr.

Begitu juga tidak ada keistimewaan melaksanakan puasa pada siang hari tersebut. Ya, memang ada hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah memperbanyak shaum pada bulan Sya’ban tersebut hingga beliau tidak berbuka kecuali hanya beberapa hari saja (sebagaimana disebut dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan  Imam Muslim).

Selain dari pada itu, semua yang berkaitan dengan shaum tidak terdapat hadits yang shahih dari Rasulullah kecuali terdapat pada semua bulan seperti keistimewaan shaum tiga hari dalam setiap bulan (sebagaimana dimaksud dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim). Yaitu tanggal 13, 14 dan 15. Inilah yang disebut hari al bidh atau hari putih. (Lihat Kitab Tafsir Juz ‘Amma Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin).

 Insya Allah bermanfaat. Wallahu A’lam.  (306)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar