Jumat, 22 Mei 2015

MENYESAL SETELAH MENINGGAL



MENYESAL SETELAH MENINGGAL

Oleh Azwir B. Chaniago

Sungguh sangatlah banyak ayat al Qur an yang menjelaskan tentang orang orang yang menyesal setelah meninggal. Mereka yang menyesal itu minta dikembalikan ke dunia. Kenapa ? yaitu karena setelah meninggal baru mereka yakin bahwa apa yang mereka lalaikan dahulu di dunia sangatlah buruk akibatnya. Untuk apa minta dikebalikan ke dunia ? Yaitu untuk menebus kelalaian mereka dahulu dalam beramal. 

Allah berfirman : “Walau taraa idzil mujrimuuna naakisuu ru-uusihim ‘indarabbihim, rabbanaa absharnaa wa sami’naa farji’naa na’mal shaalihan inna muuqinuun” Dan (alangkah ngerinya) jika sekiranya kamu melihat orang orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya dihadapan Rabbnya. (Mereka berkata) Yaa Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (kedunia) niscaya kami akan mengerjakan amal shalih. Sungguh kami adalah orang orang yang yakin.  (Q.S as Sajdah 12)

Diantara keinginan orang orang yang telah meninggal dan menyesal tersebut, dijelaskan Allah dan Rasul-Nya sebagai berikut : 

Pertama : Agar  bisa bersedekah.
Orang orang yang telah meninggal berharap kematiannya ditangguhkan walau sesaat, karena ingin membelanjakan  harta yang dia tinggalkan di dunia untuk disedekahkan. Padahal waktu masih berada di dunia dia tidaklah termasuk orang yang suka bersedekah. 

Allah menjelaskan tentang angan angan  mereka itu sebagaimana firman-Nya : “Fa yaquula rabbi laulaa akhkhartanii ilaa ajalin qariib, fa ashshaddaqa wa akun  minash shaalihiin”.  Maka dia berkata (menyesali) Ya Rabbku sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi maka aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang orang yang shalih. (Q.S al Munaafiquun 10). 

Setelah meninggal, mereka baru yakin bahwa sedekah akan memadamkan murka Allah.  Rasulullah bersabda : “Shadaqatus sirri tuthfii-u ghadhabar rabbi” Sedekah secara diam diam akan memadamkan murka Allah (H.R ath Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh al Albani) 

Dan mereka baru yakin dan paham makna  firman Allah dalam surat al Baqarah ayat 261 : “Matsalul ladziina yunfiquuna amwaalahum fii sabiilillahi, kama tsali habbatin anbatat sab’a sanaa bila fii kulli sunbulatin mi-atu habbah, wallahu yudhaa-‘ifu liman yasya-u wallahu waasi-‘un ‘aliim” Perumpamaan orang orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setip tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas, Maha mengetahui. 
    
Mereka juga baru yakin bahwa tentang harta yang dikumpulkannya selama ini ternyata semua ditinggalkan di dunia dan tak bermanfaat baginya. Pada hal dia akan ditanya darimana dia dapatkan dan kemana dia belanjakan.  Dia yang ditanya dan harus mempertanggung jawabkan dihadapan Allah, sedangkan  dia tidak sempat menikmati harta tersebut.

Jadi ada tiga  kerugian (1)  Mencari harta tapi tak lagi menikmati (2) Yang menikmati adalah ahli waris mungkin juga orang lain dan (3) Harus mempertanggung jawabkannya disisi Allah.

Lalu mereka berangan angan agar kematiannya ditangguhkan barang sesaat.Tapi angan angan mereka kosong karena mereka tidak lagi berada di dunia dan tidaklah akan pernah mereka dikembalikan lagi ke dunia.

Kedua : Agar bisa melakukan amal shalih.
Mereka berangan angan dan bermohon kepada Allah agar dikembalikan lagi kedunia barang sebentar agar bisa mengerjakan amal shalih. Mereka berjanji akan taat dan melakukan amal shalih yang dulu ditinggalkannya. Tetapi itu suatu yang sudah pasti tidak akan terjadi kecuali sekedar ucapan saja.

Allah berfirman : “Hatta idzaa jaa-a ahada humul mautu qaala rabbi arji’uun. La’alli a’malu shaalihan fiimaa taraktu, kallaa, innaha kalimatun huwa qaa-iluhaa, wa min wa raa-ihim barzzakhun ilaa yaumi yub’atsuun” Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata : Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan. Sekali kali tidak. Sungguh itu adalah dalih yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh (pembatas) sampai pada hari mereka dibangkitkan. (Q.S al Mu’minuun 99-100) 

Ketiga :  Agar bisa shalat dua rakaat.
Orang orang yang melalaikan shalat dan membawa dosa kealam kuburnya maka dia berangan angan agar bisa kembali kedunia untuk  melaksanakan shalat meskipun hanya dua rakaat.

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah pernah melalui sebuah kuburan dan bertanya : Kuburan siapa ini ? Kata para sahabat : Ini kuburan si Fulan, maka beliau bersabda : “Rak’ataani ahabbu ilaa hadza min baqiyati dun-yaakum” Shalat dua rakaat lebih ia sukai dari apa yang tersisa dari dunia kalian. (H.R ath Thabrani dalam Mu’jam ausath).
Dalam riwayat lain disebutkan : “Rak’ataani khafiifataani mimma tahqiruuna wa tanfiluun, yaziduhuma hadzaa fii ‘amalihi, ahabbu ilaihi min baqiyati dun-yaakum” Dua rakaat ringan yang kalian remehkan dan kalian anggap sunnah, yang dapat menambah amal orang ini, lebih dia cintai dari apa yang tersisa dari dunia kalian. (H.R  Ibnul Mubarak, dishahihkan Syaikh al Albani)

Sungguh penghuni kubur itu telah menyaksikan dalam kuburnya betapa besar pahala yang Allah sediakan bagi mereka yang melakukan shalat.

Rasulullah bersabda : “Ashshalaatu khairu maudhuu’in, famanis tathaa’a an yastakatsira falyuktsir”  Shalat adalah ibadah terbaik yang diperintahkan. Maka barangsiapa mampu memperbanyak shalat hendaklah ia memperbanyaknya. (H.R  ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Jadi intinya adalah bahwa puncak angan angan orang orang yang berdosa adalah berharap umurnya diperpanjang agar ia bisa menambah amal baiknya dan mengejar apa yang telah dia lalaikan dahulu waktu masih berada di dunia. 

Inilah sebagian penyesalan manusia  di alam kubur. Lalu bagaimana dengan kita yang belum sampai kealam kubur dan masih berada di dunia. Tentu sangatlah baik jika kita tidak lalai terhadap amal amal yang telah disyariat agar tidak  rugi dan menyesal nanti. 

Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam.  (320).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar