Selasa, 12 Mei 2015

BERFIKIR YAG HARAM TAPI TIDAK MELAKUKAN



BERFIKIR YANG HARAM TANPA MELAKUKANNYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa manusia mempunyai potensi untuk  melakukan kebaikan yaitu orang orang yang mendapat taufik dan hidayah dari Allah Ta’ala. Tapi manusia juga mempunyai potensi melakukan keburukan karena :

Pertama : Manusia di ilhami oleh dua keadaan yaitu untuk kebaikan atau ketakwaan dan keburukan. Allah berfirman : “Fa alhama haa fujuura haa wa taqwaa haa”. Maka Kami mengilhamkan kepadanya jalan (kejahatan) dan ketakwaann. (Q.S asy Syams 8).   
Kedua : Manusia bukan malaikat. Manusia memiliki hawa nafsu,  Dan hawa nafsu itu cenderung kepada keburukan. Allah berfirman : “Wa maa ubarri-u nafsii, innan nafsa la-ammaa ratun bis suu-i illa maa rahima rabbi”. (Yusuf berkata) Dan aku  tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabb-ku (Q.S Yusuf 53)  

Ketiga : Manusia mempunyai musuh yang nyata yaitu syaithan yang selalu berusaha menggoda dan mendorongnya untuk melakukan kemaksiatan dan dosa. Allah berfirman : “Innamaa ya’murukum bis suu-i wal fahsyaa-i wa an taquuluu ‘alallahi maa laa ta’lamun”.   Sesungguhnya (syaithan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah (Q.S al Baqarah 169)

Keempat : Manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah. Syaikh as Sa’di berkata : Manusia itu adalah lemah dalam hal fisik, lemah dalam berkehendak, lemah dalam bertekad dan lemah dalam iman dan kesabaran (Lihat Tafsir Kariimir Rahman).
Allah berfirman : “Wa khuliqal insaanu dha’iifaa”. Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah. (Q.S an Nisaa’ 28.)
Itulah sebabnya terkadang timbul pikiran seseorang untuk melakukan sesuatu yang dilarang dan diharamkan. Kemudian Allah Ta’ala memberikan petunjuk untuk membatalkan niat buruk yang telah terpikir olehnya.
Lalu bagaimana hukumnya  jika seseorang telah berfikir untuk melakukan sesuatu yang diharamkan. Misalnya berfikir untuk mencuri, minum khamer dan perbuatan buruk  lainnya.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, bekas Mufti ‘Am Kerajaan Saudi Arabia, memberikan fatwa,  :     
Pikiran pikiran buruk yang timbul pada diri manusia, seperti berfikir untuk berbuat zina, mencuri, meminum sesuatu yang memabukkan dan semisalnya sedangkan dia tidak melakukan sesuatu apapun darinya, maka hal ini dimaafkan dan orang tersebut tidak berdosa.
Syaikh memberi penjelasan  bahwa ini adalah berdasarkan sabda Rasulullah :
Pertama : “Innallaha tajaawaza li ummatii maa hadatsat bihi anfusuhaa maa lam yatakallamuu au ya’maluu bihi” Sesungguhnya Allah telah mengampuni dari umatku  hal hal yang dibisikkan oleh jiwa mereka selama mereka tidak berbicara tentangnya (membeberkannya) atau melakukannya. (Mutafaq ‘alaihi)   
Kedua : Sabda Rasulullah dalam hadits Qudsi : “Man hamma bi saiyi-atin wa lam ya’malhaa lam aktubhaa ‘alaihi” Barangsiapa yang berkeinginan untuk melakukan suatu keburukan sedangkan dia tidak melakukannya, niscaya Aku (Allah) tidak mencatatkan (dosa) atasnya. (H.R Imam Muslim).
Ketiga : Didalam lafazh yang lain disebutkan : “Uktubuuhaa lahu hasanatun innama tarakahaa min jarra-i. Catatkan baginya satu pahala sebab dia meninggalkannya (tidak melakukannya, pen.) demi Aku. (Mutafaq ‘alaihi, dari Ibnu Abbas).
 Makna hadits tersebut (hadits ketiga) adalah:
Pertama : Barangsiapa yang meninggalkan kejahatan yang ingin sekali dilakukan, demi Allah, maka Allah akan mencatatkan baginya sebagai suatu kebaikan.
Kedua : Dan jika dia meninggalkan kejahatan yang ingin sekali dilakukan karena sebab lain, bukan karena Allah, maka tidak akan dicatat sebagai satu kejahatan baginya namun tidak pula dicatat sebagai satu kebaikan.
Inilah karunia Allah Ta’ala dan rahmat-nya kepada para hamba-Nya. Segala puji dan rasa syukur hanya untuk-Nya. Tiada tuhan –yang haq untuk disembah- selainNya.  
(Dinukil dari Kitab Fatwa-fatwa Terkini)
Jadi pikiran pikiran buruk yang tidak dilakukan maka tidak mendatangkan dosa. Bahkan jika seseorang tidak melakukan apa yang datang pada pikiran pikiran buruknya karena mencari wajah Allah maka Allah memberikan satu pahala baginya.
Namun demikian saudaraku, janganlah melazimkan diri untuk memikirkan keinginan keinginan  buruk. Jika terlintas sesuatu yang buruk dalam pikiran maka janganlah diikuti segeralah buang jauh jauh karena ini bisa membahayakan. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa : (1) Manusia diilhami oleh fujur dan takwa (2) Manusia itu memiliki nafsu yang cenderung kepada keburukan (3)  Manusia itu mempunyai musuh yaitu syaithan yang selalu mendorongnya kepada keburukan (4) Manusia itu lemah, lemah iman dan lemah kesabaran.
Gantilah segera  pikiran pikiran buruk yang terlintas  dengan pikiran  baik. Diantara caranya adalah  segera  membaca ta’awudz, beristighfar dan  banyak berdzikir.  Insya Allah ini adalah obatnya.
Wallahu A’lam.  (309)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar