Kamis, 14 Mei 2015

BERSABAR MENGAJAK KEPADA KEBAIKAN



BERSABAR MENGAJAK KEPADA KEBAIKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Seseorang bertanya kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz : Ada orang yang saya ajak kepada kebaikan dan saya cegah dari keburukan tetapi malah dia mencela bahkan marah. Apakah saya tetap harus berusaha mencegah mereka dari keburukan dan mengajak kepada kebaikan ataukah saya biarkan saja.

Syaikh bin  Baz memberikan jawaban sebagai berikut :

Pertama : Diantara kewajiban kewajiban terpenting (dari orang orang beriman) adalah amar ma’ruf nahi munkar yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan sebagaimana firman Allah Ta’ala : “Wal mukminuuna wal mukminaatu ba’dhuhum auliyaa-u ba’dhin, yakmuruuna bil ma’ruufi wa wa yanhauna ‘anil munkar” . Dan orang orang yang beriman, lelaki dan perempuan sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar. (Q.S at Taubah 71)

Allah Ta’ala menjelaskan dalam ayat ini bahwa diantara sifat sifat wajib kaum muslimin dan muslimat adalah menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Allah berfirman : “Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnaasi takmuruuna bil ma’ruufi wa tanhauna ‘anil munkar”. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar” (Q.S Ali Imran 110).
 
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Man ra-aa minkum munkaran fal yughaiyirhu bi yadih, fain lam yastathi’ fa bi lisaanihi, fain lam yasttathi’ fa bi qalbihi, wa dzaalika adh’aful iimaan”   Barangsiapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika tidak bisa, maka dengan lisannya, jika tidak bisa juga, maka dengan hatinya, itulah selemah lemahnya iman. (H.R Imam Muslim). 
  
Dan banyak lagi ayat dan hadits lainnya yang menunjukkan wajibnya menegakkan amar ma’ruf nahi munkar serta tercelanya orang yang meninggalkannya. Maka hendaknya anda sekalian, setiap mukmin dan mukminah, (berusaha) menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, walaupun orang yang anda ingkari itu marah bahkan sekalipun mereka mencerca kalian. Kalian harus tetap sabar sebagaimana para rasul dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan yakni sebagaimana firman Allah : “Fashbir kamaa shabara ulul ‘azmi minar rasul”  Maka bersabarlah kamu seperti orang orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul rasul telah bersabar. (Q.S al Ahqaf 35).

Allah berfirman : “Washbiruu innallaha ma’ash shaabiriin” Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang orang yang sabar (Q.S al Anfaal 46).

Serta firman-Nya yang menceritakan tentang Lukmanul Hakim bahwa ia berkata kepada anaknya. : “Yaa bunaiyaa aqimish shalaata, wakmur bil ma’ruufi wa anha ‘anil munkari washbir ‘ala maa ashaabaka, inna dzaalika min ‘azmil umuur”. Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal hal yang diwajibkan (oleh Allah) Q.S Luqman 17).

Kedua : Tidak diragukan lagi bahwa lurus dan istiqamahnya masyarakat adalah karena Allah Ta’ala, kemudian karena amar ma’ruf dan nahi munkar. Dan bahwa rusak serta terpecah belahnya masyarakat yang mengakibatkan kedatangan siksaan yang bisa menimpa semua orang adalah disebabkan karena meninggalkan  amar ma’ruf nahi munkar.

Sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda : Innan naasa idza ra-awul munkara fa lam yunkiruuhu au syaka an ya’umma humullahu bi ‘iqaabih”. Sesungguhnya manusia itu bila melihat kemungkaran tapi tidak mengingkarinya, maka dikhawatirkan Allah akan menimpakan siksa-Nya yang juga menimpa mereka. (H.R Imam Ahmad, Imam at Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Ketiga : Allah Ta’ala telah memperingatkan para hamba-Nya dengan sejarah kaum kuffar Bani Israil yang disebutkan dalam firman-Nya : “Telah dilaknat orang orang kafir Bani Israil dengan lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lainnya selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka lakukan. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu”. (Q.S al Maidah  78-79).

Semoga Allah menunjuki semua kaum muslimin, baik penguasa maupun masyarakat umumnya untuk tetap menegakkan kewajiban ini dengan sebaik baiknya. Dan semoga Allah memperbaiki kondisi mereka dan menyelamatan semuanya  dari sebab sebab yang bisa mendatangkan kemurkaan-Nya. Sesungguhnya Dia Mahamendengar lagi Mahadekat.  

(Dari Fatawa al Mar’ah, Syaikh bin Baz).  
  
Wallahu A’lam.  (313)

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar