Minggu, 17 Mei 2015

MEMUJI DIRI SENDIRI



MEMUJI DIRI SENDIRI

Oleh : Azwir B. Chaniago.

Sebagian manusia ada yang suka memuji dirinya dihadapan orang lain bahkan dihadapan orang banyak. Diantaranya ada yang  memuji diri karena jabatannya,  hartanya, ilmunya, ibadahnya, nasab atau keturunannya dan yang lainnya. Meskipun memuji diri sendiri tidaklah selamanya tercela tetapi sering mendatangkan mudharat, jadi berhati hatilah.

Imam al Gazali dalam Kitab Ihya, memasukkan pujian sebagai salah satu bahaya lisan. Bahaya pujian, kata beliau, berada pada dua pihak yaitu pada pihak yang memberikan pujian dan pada pihak yang menerima pujian. Yang dimaksud sebagai salah satu bahaya lisan  oleh  Imam al Gazali dalam hal ini adalah memuji orang lain. Nah, kalau memuji orang lain saja bisa mendatangkan bahaya apalagi memuji diri sendiri.

Bahaya atau penyakit yang paling dekat dengan memuji diri sendiri adalah ujub, lalu riya’ dan berikutnya adalah sombong. Ketiganya adalah termasuk dalam kelompok penyakit hati yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia di dunia apalagi di akhiratnya karena bisa menghapuskan pahala dan jauh dari rahmat Allah. 

Bagaimana mungkin seseorang memuji dirinya sendiri, karena dia harus menyadari betul bahwa sebenarnya dia adalah makhluk yang fakir, tidak memiliki apa apa dan pasti dirinya sangat tergantung kepada apa  Allah Ta’ala. Selain itu juga :

Pertama :  Sekiranya  dia memiliki banyak kelebihan dan kebaikan pastilah semua ada dengan taufik dan hidayah yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepadanya. Dan yang diwajibkan kepadanya adalah memuji Allah yang telah memberinya berbagai kenikmatan.

Kedua : Allah Mahamengetahui semua kondisi serta kelemahan yang ada pada diri manusia sehingga tidaklah pantas  seseorang memuji dirinya. Allah berfirman : “Huwa a’lamu bikum idz ansya-akum minal ardhi wa idz antum ajinnatun fii  buthuuni ummahaatikum, falaa tuzakku anfusakum, huwa a’lamu bi manit taqaa” Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang orang yang bertakwa.  (Q.S an Najm 32).  

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, pernah ditanya tentang hukum memuji diri sendiri, beliau menjawab : 

Pertama : Jika seseorang memuji dirinya sendiri dengan tujuan menceritakan nikmat yang Allah Ta’ala anugerahkan kepadanya agar ditiru oleh teman temannya atau orang yang semisal dengannya maka itu tidak apa apa.
 
Kedua : Namun jika dia memuji dirinya dengan tujuan mentazkiyah diri (membanggakan diri) atau menunjukkan amalan yang dia lakukan, maka ini termasuk kedalam minnah (mengungkit ungkit kebaikan), sehingga tidak boleh dilakukan.

Allah berfirman  dalam surat al Hujurat 17, yang terjemahannya : “Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu (Muhammad) dengan keislaman mereka. Katakanlah : Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu. Sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang orang yang benar”

Ketiga : Namun jika pujiannya terhadap dirinya hanya sekedar memberitahukan saja maka itu boleh, tapi sebaiknya tidak dilakukan. 

Kesimpulannya, kata beliau : Orang yang memuji dirinya itu berada pada empat keadaan :

Pertama : Dia memuji dirinya dengan tujuan menceritakan nikmat Allah yang dikaruniakan kepadanya berupa keimanan dan ketegaran.

Kedua : Tujuannya untuk mendorong teman temannya atau orang lain agar seperti dia.
Kedua hal ini baik dan terpuji karena niatnya terpuji.

Ketiga : Dia memuji dirinya dengan tujuan berbangga diri atau pamer atau dengan tujuan menunjukkan, kepada Allah Ta’ala apa yang ada pada dirinya berupa keimanan dan ketegaran. Ini tidak boleh dilakukan berdasarkan ayat yang telah disebutkan diatas. (yakni Q.S al Hujurat 17).

Keempat : Dia memuji dirinya dengan tujuan hanya sekedar memberikan informasi tentang apa yang ada pada dirinya berupa keimanan dan ketegaran di atas al haq. Ini boleh tetapi sebaiknya tidak dilakukan.

(Dari Majmu’ Fataawa wa Rasa’il, Syaikh Utsaimin).

Insya Allah bermanfaat.  Wallahu A’lam.  (316)     
 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar