Kamis, 28 Mei 2015

HAKIKAT DUNIA TIDAK BERHARGA



                              HAKIKAT DUNIA TIDAK BERHARGA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Diantara manusia ada  yang berusaha sekuat kuatnya untuk mendapatkan dunia beserta perhiasannya. Seolah olah mereka ingin menghabiskan umurnya hanya untuk dunia. Terkadang membuat mereka lalai terhadap akhirat yang lebih utama. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya : “Walal aakhiratu khairul laka mina uula”  Dan sungguh yang kemudian itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan (Q.S ad Duhaa 4). 

Ketahuilah bahwa apabila seseorang lebih mengutamakan sesuatu yang fana dan tidak sempurna maka itu merupakan (1) Indikasi ketidak tahuannya terhadap mana yang lebih berharga. (2) Atau jika dia tahu mana yang lebih berharga maka itu merupakan indikasi bahwa dia tidak menginginkan sesuatu yang lebih berharga. (3) Atau mungkin juga ada kerusakan pada fungsi akalnya. 

Rasulullah dan para sahabatnya sangat paham bahwa pada hakikatnya dunia tidak mempunyai harga. Oleh karena itu maka beliau dan para sahabat (1) Mencampakkan dunia dibelakang punggungnya (2) Memalingkan hatinya dari dunia, mengabaikannya dan tidak merasa nyaman dengannya (3) Menganggap dunia ini penjara bukan surga. Pada hal kalau beliau menginginkan dunia niscaya akan memperolehnya dengan mudah.

Lalu bagaimana penjelasannya bahwa dunia itu secara hakikat tidaklah berharga. Simaklah beberapa catatan dibawah ini.

Pertama : Rasulullah bersabda : “Raka’atal fajri khairum minad dun-ya wamaa fiih” Dua rakaat sunat fajar lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada didalamnya. (H.R Imam Muslim).
Dunia dan segala isinya bermakna seluruh harta dunia dan perhiasannya. Dan ternyata bahwa semua harta dunia itu lebih rendah harganya dibanding  dengan keutamaan dua rakaat shalat sunat Fajr.

Ketahuilah bahwa harta dunia sebesar dan sebanyak apapun adalah sesuatu yang akan hilang, musnah dan punah. Harta akhirat yaitu berupa amal shalih yang  dilakukan seorang hamba, diantaranya berupa shalat sunat Fajr maka kenikmatan dan manfaatnya tidak akan pernah sirna, bermanfaat untuk akhirat dan pasti akan kekal selama lamanya. Inilah salah satu ketinggian suatu amal shalih dan merupakan dalil bahwa harta dunia itu tidak ada nilai. Hadits tentang keutamaan shalat sunat Fajr ini adalah salah satu pembanding atau penjelas bahwa dunia itu sebenarnya tidak berharga.

Ini adalah nilai dari shalat sunat Fajr atau shalat sunat qabliya subuh. Apalagi nilai shalat shubuhnya tentu lebih besar lagi. Begitu pula ibadah ibadah yang lainnya yang pasti jauh lebih bernilai daripada segala harta dunia.  

Kedua : Allah memberitahukan bahwa dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan yang sementara saja. Allah berfirman : “Wa maa haadzihil hayaatud dun-yaa illaa lawun wa la’ibun, wa innad daaral akhirata lahiyal hayawaan. Lau kaanuu ya’maluun”. Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya sekiranya mereka mengetahui. (Q.S al Ankabut 64).

Ketahuilah bahwa sesuatu yang namanya senda gurau ataupun permainan hakikatnya adalah tidak berharga. Dan kehidupan dunia ini dinamakan dunia karena rendah dan hina, karena salah satu makna dun-yaa  adalah rendah atau hina. Kehidupan dunia adalah sesuatu yang sedikit dan kecil, jadi tidak memiliki harga.

Ketiga : Dunia memang tidak berharga meskipun hanya seharga sayap nyamuk. Rasulullah bersabda : “Lau kaanatid dun-yaa ta’dilu ‘indallahi janaaha ba’udhatin, maa saqaa kaafiran minhaa syarbata maa’in” Seandainya dunia di sisi Allah sebanding dengan sayap nyamuk maka Dia tidak memberi minum sedikitpun darinya kepada orang kafir. (H.R Imam at Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Lalu masih adakah diantara kita yang akan menghabiskan umurnya untuk mengejar sesuatu yang hanya senilai dengan sayap nyamuk.

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa pada suatu kali Rasulullah berjalan melewati pasar sementara banyak sahabat  berada di dekat beliau. Beliau berjalan lalu melewati bangkai anak kambing jantan yang kedua telinganya cacat. Sambil memegang telinga anak kambing itu beliau bersabda : “Siapa diantara kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham ?. Para sahabat berkata : Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang (bisa) kami perbuat dengannya.  Beliau bersabda : Apakah kalian mau jika (kambing) ini menjadi milik kalian ?. Para sahabat berkata : Demi Allah, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati.

Lalu beliau bersabda : “Fa wallahi laddun-yaa ahwanu ‘alallahi min hadzaa ‘alaikum.” Demi Allah, dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian. (H.R Imam Muslim).   
   
Keempat : Dunia bukan hanya sekedar rendah dan tidak berharga tetapi dilaknat. Rasulullah bersabda : “Alaa innad dun-yaa mal’uunah. Mal’uunun maa fiihaa illaa dzkrullahi wamaa waalaahu wa ‘alimun au muta’allimun” Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada didalamnya, kecuali (1) Dzikir kepada Allah dan (2) Ketaatan kepada-Nya, (3) Orang orang yang berilmu atau (5) Orang yang mempelajari ilmu. (H.R Imam at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abdil Barr. Hadits ini Hasan).   

Lalu apakah kita akan menghabiskan waktu kita mengejar seuatu  yang rendah, tidak berharga  dan dilaknat. Na’udzubillah

Wallahu A’lam. (326)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar