Minggu, 03 Mei 2015

CARA ORANG SHALIH MENYAMBUT RAMAADHAN



CARA ORANG SHALIH MENYAMBUT RAMADHAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Allahhu a’lam. Allah mendatangkan Ramadhan setiap tahunnya kepada kita adalah semata mata karena kasih sayang-Nya  yang demikian besar bagi kita.  Kenapa dikatakan demikian, karena :


Pertama : Allah Mahamengetahui bahwa kita ini banyak dosa, banyak melakukan maksiat. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits qudsi : Yaibaadii innakum tukhthi-uuna bil laili wan nahaar. Wahai hamba hamba-Ku  kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari. H.R Imam Muslim).

Oleh karenanya Allah datangkan Ramadhan sehingga kita bisa mendapat banyak kesempatan  minta ampun dan bertaubat dan sungguh doa doa orang yang berpuasa lebih mudah diijabah oleh Allah. 

Bahkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan insya Allah dosa dosa kita telah diampuni. Sungguh Rasulullah bersabda : “Man shaama ramadhaana iimanan wahtishaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambih” Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka diampuni dosa dosanya yang telah lalu (H.R Imam Bukhari)   

Kedua : Allah Mahamengetahui bahwa amal ibadah kita masih sangat sedikit. Oleh karenanya  Allah datangkan Ramadhan sehingga kita dapat kesempatan untuk beribadah lebih banyak. Dan dengan kasih sayang Allah pula  maka  pahala amal ibadah  kita di bulan Ramadhan ini dilipat   gandakan. Bahkan pada bulan Ramadhan  kita diberi lailatul qadr, sehingga kita diberi kesempatan untuk meraih pahala ibadah satu malam lebih baik dari pahala ibadah seribu bulan.
Tapi ketahuilah bahwa keutamaan yang sangat banyak selama Ramadhan yaitu untuk mendapatkan kesempatan banyak beribadah dan banyak memohon ampun sehingga mencapai tingkat takwa tidaklah datang sendirinya. Kita disuruh berusaha untuk mencari dan mencapainya. Sungguh tidaklah semua orang akan mendapatkan predikat takwa itu. 
Tidak semua bisa mendapatkan predikat takwa
Puncak tertinggi tujuan shaum adalah melaksanakan perintah Allah agar mendapatkan predikat takwa.  Allah berfirman : “Yaa aiyuhalladzi naamanu kutiba ‘alaikumush shiam, kamaa kutiba ‘alalladzina min qablikum, la’allakum tattaquun.” Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepada kamu untuk berpuasa, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, mudahan-mudahan kamu menjadi orang orang yang bertakwa (Q.S al Baqarah 183).
Menurut pakar bahasa Arab, kata la’alla, dalam surat al Baqarah ayat 183 diterjemahkan dengan mudah-mudahan. Mudah mudahan kamu menjadi orang yang bertakwa  mempunyai dua kemungkinan yaitu bisa dapat takwa bisa juga tidak meskipun zhahirnya seseorang itu melaksanakan puasa.
Tentang hal ini, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan kita bahwa ada manusia berpuasa  yang hanya memperoleh lapar dan haus saja. Rubba shaa’imin hazhzhuhu min shiyamihi al ju’ wal ‘athasy. Berapa banyak orang yang puasa hanya mendapatkan lapar dan haus saja. (H.R Ibnu Majah, an Nasa’i).
Dari hadits ini dapat kita ketahui bahwa tidak semua orang yang berpuasa  mendapat predikat takwa tapi ada yang hanya mendapatkan lapar dan haus saja.  Beliau bahkan menyebut dengan rubba dan kata rubba dalam bahasa Arab bukan bermakna  satu atau dua tetapi menunjukkan jumlah yang banyak.
Namun demikian setiap hamba pasti sangat ingin dan selalu berusaha untuk menjadi orang bertakwa yang salah satunya didapat melalui berpuasa di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, mari kita sambut Ramadhan ini dengan cara cara yang dilakukan oleh orang orang shalih.
Para ulama dan orang orang  shalih memiliki cara cara yang sangat terpuji dan patut kita teladani  dalam menyambut Ramadhan. Diantaranya adalah :  
Pertama : Menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan.
Orang orang shalih sangat paham bahwa Ramadhan adalah karunia Allah dan merupakan salah satu tanda kasih sayang-Nya kepada hamba hamba-Nya.  Oleh karena itu mereka sangat gembira untuk bisa meraih keutamaan dan keistimewaan Ramadhan. Diantaranya adalah : 
(1) Ada kesempatan untuk mendapat berkah yang lebih besar. Rasulullah bersabda : Qad jaa’akum syahrur ramadhan, syahru mubaarak.  Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. (H.R Imam Ahmad dan an Nasa’i)
Ketahuilah bahwa kita sangat membutuhkan berkah karena berkah bermakna kebaikan yang banyak dan terus menerus ada. Imam an Nawawi dalam  Syarah Sahih Muslim berkata : Makna asal keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan abadi.

 (2) Ada kesempatan untuk mendapat ibadah satu malam bernilai ibadah seribu bulan. Dan ini tidak ada pada bulan lain kecuali pada Ramadhan saja. Allah berfirman : “Wamaa adraaka maa lailatul qadri. Lailatul qadri khairum minalfi syahr”.  Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (Q.S al Qadr 2-3).
 (3) Ada kesempatan untuk diampuni dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah bersabda : Man shama ramadhaana imanan wahtisaaban ghufiralahu maa taqaddama min dzambih. Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R Bukhari dan Muslim).
 (4) Ada kesempatan doa diijabah. Rasulullah bersabda : Tsalatsa da’awaatin mustajaabaat, da’watush shaa’imi, wa da’watul mazhluumi, wa da’watul musaafir. Ada tiga macam doa yang dikabulkan, doa orang yang berpuasa, doa orang yang terzhalimi dan doa orang musafir (H.R Imam al Baihaqi).
 (5) Ada kesempatan mendapat perisai sebagai benteng terhadap api neraka. Rasulullah bersabda : Ash shiyamu junnatun yastahjinnu bihal ‘abdu minnaar. Puasa merupakan perisai yang digunakan seorang hamba untuk membentengi diri dari neraka (H.R Imam Ahmad).   
Kedua : Menyambut Ramadhan dengan banyak minta ampun dan bertaubat.
Mungkin ada yang bertanya kenapa menyambut Ramadhan dengan banyak minta ampun dan bertaubat. Bukankah kita semua telah berniat akan melakukan banyak ibadah dalam bulan Ramadhan bahkan pahalanya dilipat gandakan oleh Allah yang Mahapengasih dan Mahapenyayang. Dan lagi pula bukankah istighfar dan taubat adalah kebutuhan dan kewajiban orang orang yang banyak berdosa. Jadi bukan kebutuhan orang orang shalih yang telah banyak ibadahnya. 
Ketahuilah bahwa semua manusia banyak berdosa apakah dia orang shalih atau bukan. Cuma mungkin, Allahu a’lam, orang shalih dosanya lebih sedikit dibanding dengan yang selainnya.  Rasulullah  bersabda : “Kullubni adam khaththa’ wa khairul khaththainat tawwaabun. Setiap anak Adam banyak berbuat dosa dan sebaik baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat. (H.R Imam at Tirmidzi).
Jadi sambutlah Ramadhan dengan banyak istighfar dan bertaubat. Ketahuilah bahwa dosa dosa yang belum dimintakan ampunan dan taubat adalah salah satu penghalang atau membuat  seorang hamba menjadi berat dan cenderung malas untuk melakukan amal shalih.  
Ketiga : Menyambut Ramadhan dengan ilmu.
Bulan Ramadhan memberi kesempatan kepada orang beriman untuk melakukan semua amal amal utama dalam Islam, kecuali ibadah Haji. Diantaranya ada puasa wajib,  ada shalat tarawih, sedekah, baca al Qur an, i’tikaf dan yang lainnya. Bahkan pahalanya dilipat gandakan dari sebelumnya. Ketahuilah bahwa semua ibadah baru bernilai bila dilakukan dengan ikhlas dan dengan  cara yang diajarkan oleh Rasulullah. 
Untuk mengetahui cara beribadah yang benar kita butuh ilmu dan ilmu hanya didapat dengan belajar. Oleh karena itu sambutlah Ramadhan dengan banyak belajar ilmu terutama tentang cara cara beramal yang benar dan utama. Para ulama mengingatkan agar berilmu dulu baru beramal. Sehingga amal yang kita lakukan adalah berdasarkan ilmu yang benar.    
Keempat : Menyambut Ramadhan dengan agenda beramal.
Saudara saudara kita orang orang shalih mengetahui bahwa semua pebisnis atau manager  perusahaan memiliki agenda yang ketat dan rencana kerja yang sangat rinci bagi bisnisnya untuk beberapa waktu kedepan.
Orang orang shalihpun sangat memahami bahwa Ramadhan adalah kesempatan yang sangat besar untuk memasuki pasar ataupun ladang persiapan akhirat. Apalagi waktunya singkat, hanya 29 atau 30 hari saja. Agar waktu yang pendek dan sangat berharga ini bisa dimanfaatkan secara optimal maka sangatlah diperlukan untuk membuat agenda atau rencana amal shalih selama Ramadhan. 
Diantara contoh agenda atau rencana yang mungkin kelihatan sederhana adalah berapa kali akan mengkhatamkan al Qur an selama Ramadhan tahun ini. Misalkan rencananya satu kali  khatam. Maka dibuat rinciannya. Setiap habis shalat fardhu dibaca dua lembar, berarti satu hari bisa dibaca sepuluh lembar atau duapuluh halaman yaitu satu juz sehari. Setelah 30 hari bisa khatam 30 juz. 
Contoh lain adalah berapa rencana sedekah selama Ramadhan ini, misalkan 300 ribu rupiah. Maka supaya tidak berat bersedekahlah setiap hari 10 ribu rupiah. Ataupun cara cara lain yang cocok dengan keadaan keuangan masing masing.
Tentu ada juga baiknya untuk membuat agenda membaca buku yang bermanfaat seperti kitab Tafsir al Qur an, membaca dan mempelajari Kitab kitab Hadits beserta syarahnya dan juga kegiatan lain yang bermanfaat.  
     
Kelima : Menyambut Ramadhan dengan banyak berdoa dan bertawakal.
Orang orang shalih banyak berdoa untuk menyambut Ramadhan. Enam bulan sebelum Ramadhan mereka telah berdoa agar mendapatkan Ramadhan yang akan datang. Sungguh tidak ada yang bisa mempertemukan kita dengan Ramadhan kecuali jika Allah mengizinkan. Oleh karena itu mereka memohon dengan sungguh sungguh melalui doanya kepada Allah agar mendapat Ramadhan yang akan datang.   
Diantara doa yang mereka panjatkan adalah : “Allahhumma salimni ila ramadhan wa salimlii ramadhan wa tasallamhu minni  mutaqaabilan”.  Ya Allah, selamatkan kami hingga dapat merasakan Ramadhan, dan selamatkan kami untuk Ramadhan, dan diterima amal ibadah kami setelah Ramadhan.
Lalu setelah berdoa mereka bertawakal atau berserah diri kepada Allah Ta’ala dan apapun yang menjadi ketetapan Allah, mereka menerima dengan ridha. Orang orang shalih sangatlah mengetahui bahwa apapun ketetapan Allah maka itulah pilihan Allah dan itulah yang  terbaik bagi dirinya. 
Keenam : Menyambut Ramadhan seolah-olah ini Ramadhan terakhir baginya.
Para ulama dan orang orang shalih senantiasa menganggap bahwa setiap Ramadhan yang ditemui dianggap sebagai Ramadhan yang terakhir baginya meskipun mereka selalu berdoa untuk mendapatkan Ramadhan berikutnya. Sikap ini ternyata memberikan semangat dan dorongan yang besar baginya untuk mengisi setiap Ramadhan yang ditemui dengan sebaik baik amal ibadah. Sungguh mereka khawatir jangan jangan tidak dapat lagi bertemu dengan Ramadhan berikutnya. 
Orang orang shalih juga sangat khawatir kalau amalannya selama Ramadhan tahun ini kurang dari tahun tahun sebelumnya maka itu adalah sebesar besar kerugian dan tidak mungkin dijangkau lagi.
Semoga kita bisa mengambil manfaat dari orang orang shalih tentang bagaimana mereka menyambut Ramadhan bulan yang penuh berkah dan maghfirah ini.
Wallahu A’lam.  (294)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar